Masing-masing filsafat tersebut membicarakan tentang 3 masalah pokok yaitu, Tuhan, alam dan roh. Dvaita, Viidvaita dan Advaita adalah tiga aliran utama dari pemikiran metafisika, yang kesemuanya menapak jalan yang menuju kebenaran terakhir, yaitu Para Brahman. Dvaita, Viidvaita dan Advaita adalah tiga aliran utama dari pemikiran metafisika, yang kesemuanya menapak jalan menuju kebenaran terakhir, yaitu Para Brahman. Mereka merupakan anak-anak tangga pada tangganya Yoga, yang sama sekali tidak saling bertentangan, bahkan sebaliknya saling memuji satu sama lainnya. Tahapan ini disusun secara selaras dalam rangakaian pengalaman spiritual berjenjang, yang dimulai dengan Dvaita, Viidvaita dan Advaita murni yang semuanya ini akhirnya memuncak pada Advaita Vedntis perwujudan dari yang mutlak atau Triguatt Ananta Brahman transcendental.
Madhva mengatakan: "Manusia adalah pelayan Tuhan" dan menegakkan ajaran Dvaita-nya. Rmnuja berkata :  "Manusia adalah cahaya dan percikan Tuhan" dan menegakkan filsafat Viidvaita-nya. akara mengatakan: "Manusia identik dengan Brahman atau roh abadi" dan menegakkan filsafat Kevala Advaita-nya. Nimbrkcrya mendamaikan semua perbedaan pandangan mengenai Tuhan yang dipakai oleh akara, Rmnuja, Madhva dan yang lainnya serta membuktikan bahwa pandangan-pandangan mereka semua benar, dengan petunjuk pada aspek terentu dari Brahman, yang berhubungan dengannya, masing-masing dengan caranya sendiri. akara telah menerima realitas pada aspek transcendental-Nya, sedangkan  Rmnuja menerima-Nya pada aspek immanent-Nya, secara prinsipil: tetapi Nimbrk telah menyelesaikan perbedaan pandangan yang diterima oleh para pengulas yang berbeda tersebut.
Perbedaan konsepsi tentang Brahman tiada lain hanya merupakan perbedaan cara pendekatan terhadap Realitas, dan sangat sulit bahkan hampir tak mungkin bagi roh terbatas untuk memperolehnya sekaligus konsepsi tentang Yang Tak Terbatas atau Roh Tak Terbatas ini secara jelas, lebih-lebih lagi untuk menyatakannya dengan istilah yang memadai. Semuanya tak dapat menjamah ketinggian filsafat Kevala Advaita dari r akara sekaligus dan utnuk itu pikiran harus didisiplinkan seperlunya sebelum dipakai sebagai sebuah alat yang pantas untuk memahami pendapat dari Advaita Vednta-Nya r akara.
Oleh karena itu kita sepatutnya merasa bersyukur dengan kehadiran beliau sebagai Avatra Purua, yang masing-masing menjelmakan diri di bumi ini untuk melengkapi suatu misi yang tak terbatas, untuk mengajarkan serta menyebarkan ajaran-ajaran tertentu, yang tumbuh subur pada masa tertentu, yang ada pada tahapan evolusi tertentu, dan semua aliran filsafat diperlukan, yang masing-masing dianggap paling sesuai bagi tipe manusia tertentu; karena perbedaan konsep mengenai Brahman hanyalah perbedaan pendekatan terhadap realitas. Â
KesimpulanÂ
Dalam filsafat Vedanta dimulai tiga poin penting yang dikenal sebagai Prastana-traya yakni Upanisad, Bhagavad-gita, dan Brahma Sutra yang juga disebut sebagai The triple Cannon of Vedanta. Mempelajari Prastana-traya merupakan prasyarat awal untuk memahami Vedanta. Setiap karya di bidang Vedanta selalu diawali dengan starting point ini. Guna memahami Vedanta harus dimulai dengan membaca pustaka Upanisad, Bhagavad-gita dan Brahma-Sutra. Olehnya memerlukan ketekunana mengingat pustaka Upanisad berjumlah sangat banyak dan hanya sedikit yang tersedia dalam bentuk terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia.Â
Daftar Pustaka
Abhedananda, Svami, Vedanta Merangkul Semua Agama, Â (Pent.Tjokorda Bagus Putra Marhaendra) Dari Attitude of Vedanta Towards Religion, Surabaya: Paramita, 2015
Aryadharma, Ni Kadek Supri, Vedanta dan Pemahaman Filsafat Hindu, Surabaya: Paramita, 2019Â
Bose, A. C, Panggilan Veda (The Call of the Vedas). Pent. I Wayan Maswinara, Surabaya: Paramita, 2000
Damodara Svami, Baktisvarupa, Vedanta dan Sains, Denpasar: P.T Cintya, 2004