Dalam terjemahan Ibrani kata memberitakan diambil dari kata bissorah. Kemudian kata besorah digunakan oleh orang-orang Yunani "Evangelion, evangelium" (Latin) yakni mengabarkan. Jadi kedua kata itu terkandung 2 arti yang berbeda.Â
Meskipun kata itu di ambil dari bahasa Ibrani. Kata evangelium itu bukan hanya lebih pada kata bessorah, tetapi lebih pada konteks bahwa ada keterlibatan langsung dari pihak yang menyampaikan berita tersebut.
Meskipun demikian dalam konteks Perjanjian Baru khususnya ketiga Injil (Matius, Markus, dan Lukas) masih menggunakan metode pemberitaan.Â
Artinya bahwa para penginjil itu belum mempunyai link untuk masuk ke dalam ikatan emosional dalam mewartakan Yesus. Mereka adalah orang-orang yang secara langsung mengenalnya, menyatakan kepada kita siapakah Yesus itu, bagaimana mereka berproses sedikit demi sedikit menangkap rahasia pribadi-Nya dan bagaimana hidup mereka sendiri di ubah oleh pribadi itu. Itulah yang mereka wartakan.Â
Sedangkan dalam konteks saat ini kita dipanggil bukan hanya untuk menjadi pemberi berita/ penyiar (membaca Kitab Suci saja), tetapi juga sekaligus menjadi pengabar.Â
Dengan menjadi pengabar, kita menghadirkan dan mewartakan Kristus yang telah hidup 2000an tahun itu mesti sungguh dialami secara personal, sehingga oleh-Nya hidup kita diubah, dibentuk dan pada akhirnya kita bisa memberi kesaksian kepada setiap orang. Kita menjadi pribadi evangelium bukan lagi sekedar bisorah.
Maka dari itu di tengah situasi pandemi ini kita mulai bisa merasakan untuk menjadi bagian pengabaran dan bukan hanya sekedar pendengar dari pemberitaan.Â
Menjadi bagian berarti kita terlibat aktif dalam mewartakan Kristus yakni dengan memberi kesaksian hidup kepada seluruh umat manusia di manapun kita berada. Kristus yang telah hidup 2000 tahun lalu dihidupkan kembali saat ini melalui pewartaan yang kita sampaikan.Â
Berhasilnya sebuah pewartaan hanya bila ada kesaksian hidup dan adanya kerja sama dengan kary Roh Kudus yakni Roh yang telah dijanjikan Allah kepada kita. Melalui Roh yang sama itu, karya pewartaan kita bisa berjalan dengan baik.
Penutup
Injil sinoptik tentunya dalam masa pandemi masih sangat relevan. Meskipun gaya bahasanya berbeda dalam mengisahkan tentang siapakah Yesus itu, tapi masih sangat relavan dengan kehidupan saat ini. Gereja sebagai sebuah institusi telah melahirkan begitu banyak pewarta di mana melalui pewartaan yang diberikan begitu banyak orang mulai menyadari diri untuk mengikuti Yesus secara radikal.Â