Nah, kalau sudah begini, di mana wibawa sebuah partai politik? Aturan dibikin untuk dipatuhi oleh semua anggota. Tapi yang sering terjadi justru sebaliknya: aturan dibikin untuk dilanggar. Jika seorang kader tidak patuh pada partainya, apakah orang macam ini pantas dijadikan teladan? Justru lebih mulia dan terhormat seseorang yang menyandang predikat "kutu loncat" ketimbang kader yang membangkang.
Seorang kader yang memilih menyeberang ke partai lain karena tidak sepaham dengan kebijakan partai lama, pastilah dia itu orang yang memiliki karakter kuat dan pendirian yang teguh. Dia mungkin akan dicemooh sebagai "kutu loncat", namun dia lebih terhormat ketimbang orang-orang yang tidak setia pada aturan yang sudah digariskan.
Jadi kalau seseorang kader sudah tidak sejalan dengan arus, mendingan meloncat saja dan bergabung dengan parpol lain yang kebijakannya sejalan dengan hati nurani. Mengingkari hati nurani tentu sangat menyakitkan hati, mengkhianati diri sendiri. Maka, ketimbang menjadi batu sandungan, lebih baik menjadi kutu loncat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H