Mohon tunggu...
Hans Hayon (Yohanes W. Hayon)
Hans Hayon (Yohanes W. Hayon) Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Isu-Isu Demokrasi, Ekonomi-Politik, dan Keamanan

Suka membaca dan mengobrolkan apa saja.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Yang Asing

7 Juni 2024   11:12 Diperbarui: 7 Juni 2024   11:12 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: qph.cf2.quoracdn.net

Karena agama adalah keterbukaan yang total terhadap yang akan datang, sementara yang akan datang itu tidak dapat diantisipasi, maka agama selalu rentan baik terhadap kebaikan maupun terhadap keburukan.

Kekerasan sebagai salah satu bentuk dari keburukan merupakan satu konsekuensi yang melekat pada agama sebagai keterbukaan total (2002:56-57). Itulah tesis dasar ateisme yang semestinya menjadi alasan utama bertumbuhnya kekristenan.

Ketiga, sama seperti Derrida yang mengatakan bahwa relasi dengan Tuhan adalah relasi tanpa relasi, bagi Badiou, tugas filsafat adalah melihat hubungan yang bukan hubungan.

Apa maksudnya?

Badiou menjawab bahwa selama ini, orang menyamakan filsafat dengan kritik, mengatakan apa yang buruk, apa itu penderitaan, atau apa yang salah. Dengan demikian tugas filsafat pun menjadi negatif. Padahal, hakikat intervensi filosofis adalah afirmasi.

Mengapa?

Sebab jika Anda campur tangan dengan situasi paradoks, atau hubungan yang bukan hubungan, Anda harus mengusulkan pemikiran baru dan mengafirmasi bahwa ada cara pandang alternatif untuk memikirkan situasi paradoks itu (Badiou, 2018:95-96).

Contohnya: ketika berhadapan dengan peristiwa di mana seorang perempuan membunuh bayinya sendiri, dan dengan demikian tindakan dianggap tidak manusiawi, di situlah letak panggilan filsafat. Alih-alih berhasrat memecahkan soal, filsafat mesti menyodorkan rumusan pertanyaan baru, alternatif-alternatif berpikir lain di luar kerangka "kemanusiaan", apalagi HAM!

Jika filsafat terlalu melekatkan diri pada kemanusiaan, ia mengecilkan dirinya, menindas dirinya; karena ia justru melestarikan, menyebarkan dan mengkonsolidasikan model mapan kemanusiaan (Badiou, 2018:88).

Bacaan:

iek, Slavoj. 2005. Neighbors and Other Monsters: A Plea for Ethical Violence", dalam Slavoj iek Eric L. Santer, Kenneth Reinhard (eds.), The Neighbor: Three Inquiries in Political Theology. Chicago and London: The University of Chicago Press.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun