Tidak lagi ada batasan yang jelas antara dunia nyata dengan yang imitasi atau tiruan. Bahkan terdapat kecenderungan dalam diri masyarakat untuk lebih mempercayai realitas tiruan tersebut karena ia tampak lebih nyata dari realitas sebenarnya. Inilah yang disebut dengan hiperealitas, salinan dari realitas, yang digandakan melalui teknik reproduksi (disebut juga sebagai simulakrum realitas). Baudrillard membedakan simulakra dalam tiga tingkatan (pada tingkat pertama, bahasa, tanda, dan objek adalah representasi dari realitas alamiah serentak berciri transendental. Tingkat kedua, berkat teknologi reproduksi, objek tiruan tidak lagi mempunya jarak dengan objek asli. Dan pada tingkat ketiga, simulakra tidak lagi mempunyai representasi dengan realitas, yang oleh Baudrillard disebut sebagai "simulasi").
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H