Mohon tunggu...
Hans Hayon
Hans Hayon Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Berhentilah Makan Sebelum Kenyang!

11 Juli 2017   00:52 Diperbarui: 11 Juli 2017   03:36 885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mitologi Sisyphus yang dihukum oleh dewa untuk mendorong batu ke puncak bukit. Meskipun batu itu terus terguling ke bawah namun ia tetap kembali mendorongnya ke atas. Kejadian itu terulang kembali seterusnya sampai ia sendiri menikmati pekerjaan tersebut. Tindakan menikmati itulah menjadi bentuk protesnya pada nasib (architizer.com)

Tidak lagi ada batasan yang jelas antara dunia nyata dengan yang imitasi atau tiruan. Bahkan terdapat kecenderungan dalam diri masyarakat untuk lebih mempercayai realitas tiruan tersebut karena ia tampak lebih nyata dari realitas sebenarnya. Inilah yang disebut dengan hiperealitas, salinan dari realitas, yang digandakan melalui teknik reproduksi (disebut juga sebagai simulakrum realitas). Baudrillard membedakan simulakra dalam tiga tingkatan (pada tingkat pertama, bahasa, tanda, dan objek adalah representasi dari realitas alamiah serentak berciri transendental. Tingkat kedua, berkat teknologi reproduksi, objek tiruan tidak lagi mempunya jarak dengan objek asli. Dan pada tingkat ketiga, simulakra tidak lagi mempunyai representasi dengan realitas, yang oleh Baudrillard disebut sebagai "simulasi").

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun