Tidak lagi ada batasan yang jelas antara dunia nyata dengan yang imitasi atau tiruan. Bahkan terdapat kecenderungan dalam diri masyarakat untuk lebih mempercayai realitas tiruan tersebut karena ia tampak lebih nyata dari realitas sebenarnya. Inilah yang disebut dengan hiperealitas, salinan dari realitas, yang digandakan melalui teknik reproduksi (disebut juga sebagai simulakrum realitas). Baudrillard membedakan simulakra dalam tiga tingkatan (pada tingkat pertama, bahasa, tanda, dan objek adalah representasi dari realitas alamiah serentak berciri transendental. Tingkat kedua, berkat teknologi reproduksi, objek tiruan tidak lagi mempunya jarak dengan objek asli. Dan pada tingkat ketiga, simulakra tidak lagi mempunyai representasi dengan realitas, yang oleh Baudrillard disebut sebagai "simulasi").
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI