IKAN HIU
Perilaku ikan hiu dalam mencari mangsa dimulai dengan kemampuannya mencium darah mangsa yang masuk ke dalam air. Setelah mencium keberadaan bau darah di air, ikan hiu akan bergerak untuk mencari sumber tersebut. Pergerakan ikan hiu akan dipengaruhi oleh konsentrasi dan gradien dari bau darah di dalam air. Jika konsentrasi darah meningkat, maka arah gerakan ikan hiu semakin mendekati benar. Perilaku Ikan Hiu tersebut menginspirasi terciptanya suatu algoritma kecerdasan buatan bernama Algoritma SSA (Shark Search Algorithm). Penerapan SSA memiliki tujuan yang meliputi penalaran, pengetahuan, perencanaan, pembelajaran, pengolahan bahasa (komunikasi), persepsi, kemampuan untuk bergerak, dan memanipulasi objek.
PENUTUP
Dengan memahami dan meniru pola perilaku yang ditemukan dalam kehidupan koloni hewan ini, para ilmuwan telah menciptakan sistem yang mampu meniru tingkat kecerdasan, adaptasi, dan koordinasi yang luar biasa dari alam. Dalam perjalanan yang panjang ini, penelitian terus berkembang untuk menggali lebih dalam kompleksitas alam dan menerapkannya dalam teknologi, memperkuat fondasi AI dengan prinsip-prinsip yang diilhami dari kehidupan hewan. Dalam esensi, kecerdasan buatan tidak hanya merupakan pencapaian manusia, tetapi juga merupakan hasil dari inspirasi tak terbatas yang ditemukan dalam keberagaman dan interaksi yang ajaib dari koloni hewan di alam. Dengan terus mengeksplorasi dan memahami dunia alami, kita dapat mengukir masa depan yang lebih cerdas dan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H