Mohon tunggu...
Hans Steve
Hans Steve Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Saya sangat simple, kritis, dan cuek.. tidak takut dibenci untuk mengungkapkan sesuatu yang benar.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Inspirasi Nyata, Kisah Penjual Kerupuk yang Buta - Fokus Kepada Sumber Rejeki

6 Februari 2016   06:32 Diperbarui: 6 Februari 2016   08:33 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PB : Ya Allah, gemetar hati mendengarnya #speechless

BP : udh ambil kembali nya?

PB : ga usah pak.. hari ini Tuhan kirim rejeki untuk bpk..

BP : Terima kasih bangg

PB : sama2.. Bpk hati2 ya..

Kesimpulan yang diambil bisa dari sisi pembeli atau penjual, dari sisi penjual kita dapat melihat bagaimana penjual kerupuk tetap fokus kepada sumber rejeki yaitu Tuhan meskipun ada kekurangan, sedangkan dari sisi pembeli sebagai perpanjangan Tuhan untuk memberi rejeki kepada sang tukang kerupuk. Tuhan sudah menyediakan rejeki untuk setiap kita, kita hanya cukup lakukan bagian kita dengan BAIK dan BENAR, maka Tuhan akan bisa menyalurkan rejeki itu kepada setiap kita. Mungkin harus diawali dengan kesulitan, tekanan ataupun kegagalan namun rejeki yang sudah disediakan bagi kita tidak akan berpindah asal kita masih berfokus kepadaNya.

Secangkir Teh Hangat untuk kita semua, Semoga cerita ini menginspirasi kita semua untuk tetap fokus kepada sumber rejeki yang tak terbatas, bukan fokus kepada rejeki yang hanya alat Tuhan untuk memberkati kita, dan jangan lupa untuk berbagi dan jadi perpanjangan Tuhan untuk menyampaikan rejeki bagi orang-orang yang membutuhkan.

Syalom...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun