[caption caption="Sumber : https://firmanpratama.files.wordpress.com/"][/caption]
Rejeki seperti Harta benda, uang, ataupun benda-benda berharga lainnya sudah menjadi hal-hal yang dicari setiap manusia, bermula dari keinginan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari membuat kita bekerja keras untuk mencari hal-hal yang berharga, rejeki itu memang disiapkan bagi setiap kita yang berusaha untuk mendapatkannya. Seperti reward/hadiah yang diberikan Tuhan kepada setiap manusia karena telah bekerja keras. Namun, pada kenyataannya untuk mendapat rejeki tidak semuanya sama, ada yang mudah saat ingin mendapatkannya, namun ada juga yang sulit mendapatkannya padahal sudah bersusah payah.
Di sisi lain baik mudah atau sulitnya dalam memperoleh rejeki, rejeki juga bisa membuat fokus beralih ke hal yang salah. sering kali rejeki membuat manusia lupa akan asal usul atau sumber rejeki yang kita dapatkan, sehingga sering kali fokusnya teralihkan dari sumber rejeki kepada rejeki itu sendiri, dan lupa kalau rejeki itu hanya alat atau sarana perpanjangan tangan Tuhan yang merupakan sumber rejeki yang Maha Kuasa, kepada individu-individu yang memang sudah waktunya diberikan rejeki itu. Rejeki yang banyak membuat manusia lupa waktu sehingga kita menghabiskan waktu yang terlalu banyak untuk rejeki itu, namun lupa waktu untuk Tuhan yang sudah menyediakan rejeki itu. Namun disaat rejeki yang sedikit membuat manusia menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya, dan lebih sering kali melihat rejeki itu lebih berkuasa daripada Tuhan. Alhasil, Keserakahan, kemunafikan pun menjadi hal yang sering dilihat saat ini.
Ada kisah inspirasi yang menarik tentang seorang buta yang bisa tetap fokus kepada sumber rejeki, dan tidak kepada rejeki itu sendiri.
PB : Pembeli, BP : Penjual kerupuk yang buta
PB : pak,krupuk berapa hrganya?
BP : 3000 bang
PB : beli 3 ya pak
Bapak itu berdiri dan meraba2 letak tas pinggang nya..
PB : Astaga? Ternyata bapak ini buta (bicara dalam hati),
PB : ini uangnya pak.
BP : 3 ya. Jd 9000
PB : iya
BP : uangnya brp?
PB : 50.000
BP :Â bntr ya kembalian nya
Bpk itu sibuk membongkar uang di tas nya dan nyaris mengeluarkan smua uangnya.
BP : Ambil saja mas kembaliannya.
PB : Seketika itu sayapun terkejut mendengar perintah dari si Bpk.
Dalam hati, "gw kan cuma pengen tau gmn cara bpk itu balikin kembalian... bukan serius mau minta kembali nya..."
PB : Pak. Klo saya kasih uangnya 2000 terus saya ambil kembali nya 10rb. Bpk kan ga tau. Trs nanti bpk rugi dong?
BP : Tuhan ga akan salah alamat kasih rejeki bang. Klo sekarang saya harus rugi, saya yakin Tuhan pasti sudah nyiapin rejeki lain buat saya..
PB : Ya Allah, gemetar hati mendengarnya #speechless
BP : udh ambil kembali nya?
PB : ga usah pak.. hari ini Tuhan kirim rejeki untuk bpk..
BP : Terima kasih bangg
PB : sama2.. Bpk hati2 ya..
Kesimpulan yang diambil bisa dari sisi pembeli atau penjual, dari sisi penjual kita dapat melihat bagaimana penjual kerupuk tetap fokus kepada sumber rejeki yaitu Tuhan meskipun ada kekurangan, sedangkan dari sisi pembeli sebagai perpanjangan Tuhan untuk memberi rejeki kepada sang tukang kerupuk. Tuhan sudah menyediakan rejeki untuk setiap kita, kita hanya cukup lakukan bagian kita dengan BAIK dan BENAR, maka Tuhan akan bisa menyalurkan rejeki itu kepada setiap kita. Mungkin harus diawali dengan kesulitan, tekanan ataupun kegagalan namun rejeki yang sudah disediakan bagi kita tidak akan berpindah asal kita masih berfokus kepadaNya.
Secangkir Teh Hangat untuk kita semua, Semoga cerita ini menginspirasi kita semua untuk tetap fokus kepada sumber rejeki yang tak terbatas, bukan fokus kepada rejeki yang hanya alat Tuhan untuk memberkati kita, dan jangan lupa untuk berbagi dan jadi perpanjangan Tuhan untuk menyampaikan rejeki bagi orang-orang yang membutuhkan.
Syalom...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H