Mohon tunggu...
Hans Christian IH
Hans Christian IH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Prodi Hubungan Internasional/ Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik/Universitas Jember

Seorang mahasiswa yang senang belajar dan menjelajahi hal-hal baru mengenai dunia. Seseorang yang senantiasa mengembangkan dan menggali potensi diri. Tertarik dengan fenomena-fenomena sosial khususnya mengenai Budaya, Bahasa, dan Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Money

Investasi luar Negeri: Potensi dan Risiko Peningkatan Investasi pasca G20 bagi Indonesia

6 Maret 2023   05:00 Diperbarui: 6 Maret 2023   05:21 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber gambar: detik finance)

Investasi menjadi salah satu aspek penting dalam perekonomian. Dalam ekonomi internasional sendiri investasi menjadi topik yang hangat yang senantiasa dibicarakan. Investasi menjadi pintu masuk peluang pengembangan ekonomi suatu negara. Disaat yang bersamaan investasi mengekspos negara kepada faktor-faktor yang mengancam perekonomian suatu negara.

Kegiatan investasi tidak hanya berbicara mengenai penanaman modal, terutama penanaman modal secara langsung. Kenyataan di lapangan menunjukan bahwa investor memiliki control yang cukup signifikan atas atas perusahaan bahkan terhadap cabangnya yang ada di luar negeri. Hal ini terutama terjadi terhadap perusahaan yang menerima instruksi utama dari induk perusahaannya.

Foreign Direct Investment (FDI) merupakan salah satu istilah investasi yang paling lazim dikenal dalam ekonomi internasional. Mengutip pendapat Krugman (Sawedi,2000), investasi luar negeri langsung merupakan arus modal internasional dalam memperluas perusahaan di suatu negara oleh suatu perusahaan yang berasal dari negara lainnya.  

Peluang Masuknya Investasi Baru Masuk ke Indonesia

Indonesia sebagai Presidensi KTT G20 2022 cukup menarik perhatian mata dunia pada Indonesia. Konferensi Tingkat Tinggi ini mendorong promosi Indonesia ke kancah internasional. Salah satunya adalah mengekspos Indonesia yang memiliki potensi besar sebagai ladang investasi kepada investor-investor internasional.

Salah satu faktor vital bagi investor untuk memilih Langkah investasinya adalah memperhatikan stabilitas ekonomi negara. Pasca Covid, pertumbuhan ekonomi Indonesia tergolong stabil. hal ini dibuktikan dengan berbaliknya keadaan perekonomian Indonesia dari tahun 2020 yang sempat mengalami kontraksi. Pada tahun 2021 PDB Indonesia mengalami pertumbuhan 3,69 Persen menunjukan Indonesia berhasil pulih pasca Covid-19.

Selain itu, potensi Indonesia atas sumber daya alam untuk produksi energi bersih cukup menarik perhatian investor. Sumber daya alam Indonesia yang cukup besar mampu menekan biaya faktor produksi bahan baku. Dengan demikian Indonesia dapat memprioritaskan riset dan pengembangannya. Hal tersebut juga menunjukan bahwa Indonesia berpotensi menjadi negara yang mandiri dalam hal menghasilkan energi baru

Resolusi yang diperoleh melalui perhelatan KTT ini memperkuat alasan meningkatnya indeks ketertarikan investor kepada Indonesia. 

Yang pertama adalah resolusi proses transisi energi Indonesia melalui JETP (Just Energy Transition Partnership) dengan nilai 20 miliar dollar AS. 

Yang kedua, dibentuknya katalis dan cadangan dana dalam sektor Kesehatan yang disebut pandemic fund dengan nilai 1,5 miliar dollar AS. Kemudian, resolusi untuk mengatasi krisis yang rawan menimpa negara-negara dalam masa pemulihan melalui Resilience and Sustainability Trust dengan nilai 81,6 miliar dollar AS.

Stabilitas dan kemampuan indonesia mendukung terbentuknya resolusi ini menguatkan pesona Indonesia sebagai ladang Investasi yang tepat. Brand akan mengincar negara yang stabilitas ekonominya baik demi memperoleh profit yang stabil pula. Kemampuan menangani isu-isu ekonomi yang baik akan menjamin perusahaan tidak akan jatuh terlalu dalam apabila perekonomian negara tersebut terguncang.

KTT G20 tahun 2022, berlokasi di Bali, Indonesia (Sumber gambar: kompas) 
KTT G20 tahun 2022, berlokasi di Bali, Indonesia (Sumber gambar: kompas) 

Investasi Baru Masuk ke Indonesia pasca KTT G20

Di sela-sela KTT G20 tahun 2022, ternyata Indonesia meraih investasi dari sejumlah negara. Potensi dan peluang keuntungan ekonomi yang akan didapatkan Indonesia sebagai presidensi KTT G20 sebenarnya sudah diperhitungkan. Dibuktikan melalui dibawanya topik pemulihan ekonomi global pasca pandemi oleh Indonesia sebagai salah satu fokus utamanya.  

Beberapa negara seperti Amerika Serikat, China, Inggris, Jepang, dan Turki langsung berkomitmen untuk investasi di Indonesia. Komitmen tersebut yaitu, yang pertama, komitmen investasi antara Pertamina (Indonesia) dengan Amerika Serikat melalui ExxonMobil. Komitmen tersebut disampaikan langsung oleh Presiden Joe Biden, dengan besaran investasi sekitar 2,5 miliar Dolar AS.

Yang kedua, kesepakatan Turki dengan Indonesia secara bilateral. Kesepakatan tersebut membahas tentang Kerjasama dalam pembangunan jalan tol Trans Sumatra dan produksi bus listrik. Komitmen ini dilaksanakan dengan mitra PT Schahmindo Perkasa dengan pabrik bus listrik Karsan Turki. Kemudian kontraktor ERG Insaat dari Turki dengan PT Hutama Karya untuk proyek jalan tol. Duta Besar Indonesia untuk Turki M. Iqbal yang hadir dalam penandatangan komitmen tersebut bahkan menjelaskan bahwa masih banyak kesepakatan yang memiliki potensi untuk difinalisasi selain kedua kesepakatan diatas.

Tidak hanya itu, negara-negara Asia juga melakukan komitmen dengan Indonesia selama KTT G20. Yang pertama, Kesepakatan China dan Indonesia dalam gelaran B20 Investment Forum. Kesepakatan yang ditandatangani adalah MoU dukungan pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. Kerja sama tersebut mencapai nilai sebesar 5 miliar dolar AS dengan mitra produsen ternary precusor dari China CNGR Advanced Material Co Ltd. Mendukung kesepakatan tersebut 18 perusahaan dari 11 negara yang berbeda sepakat untuk menandatangani MoU investasi untuk sektor energi bersih dan EBT. Investasi tersebut bernilai sebesar Rp75 triliun, ungkap Shinta W Kamdani, Ketua B20 Investment Forum.

Selanjutnya, Jepang dan Inggris menandatangani kesepakatan kerjasama dengan Indonesia. Senin, 14 November 2022, Jepang dan Indonesia menandatangani MoC mengenai pembangunan MRT jalur Jakarta Timur- Jakarta Barat fase pertama. Kesepakatan yang kedua, Inggris dan Indonesia menandatangani LoI (Letter of Intent) untuk Kerjasama pembangunan MRT Jakarta.

BPKM memprediksi bahwa angka investasi masih akan terus meningkatkan menunggu penandatanganan kesepakatan-kesepakatan investasi lainnya secara resmi. "Angka (investasi) tersebut diprediksi akan terus meningkat karena masih ada sejumlah kesepakatan yang belum secara resmi diteken. Komitmen investasi yang sudah diteken kurang lebih sekitar 7 (miliar dollar AS) sampai 8 miliar dollar AS, tapi ada sekitar kurang lebih 10 miliar dollar AS yang belum bisa diteken tapi sudah ada kesepahaman dan saya tidak mau mengumumkan yang 10 miliar ini karena itu belum diteken," jelas Bahlil Lahadia, dikutip dari Pajak.com

Kepercayaan negara-negara tersebut untuk menanamkan modal di Indonesia akan mempengaruhi indeks interest investor. Didukung kenyataan bahwa perusahaan-perusahaan yang menjadi mitra Kerjasama dari negara-negara yang pastinya sudah melakukan kalkulasi sehingga berani menanamkan modal di Indonesia. Faktor-faktor inilah yang kemudian menarik perhatian perusahaan-perusahaan yang ingin memperluas perusahaannya ke Indonesia.

 

Risiko Foreign Direct Investment (FDI)

Investasi langsung tidak hanya berbicara tentang arus modal, bahkan kerap kali dilakukan tanpa arus modal. Sering ditemukan kasus dimana perusahaan melakukan investasi kepada produsen negara sasaran (tuan rumah) hanya bermodalkan menempelkan nama brand nya saja, atau memberikan pola manajemennya, dan teknologinya.

Dari informasi diatas dapat kita simpulkan bahwa kini investasi perusahaan berfokus pada intangible asset. Hal ini terjadi sebagai upaya perusahaan menjamin keamanan aset perusahaan induk. Latar belakang Langkah ini adalah ketakutan akan terjadinya penyitaan aset dari perusahaan cabang di negara tuan rumah apabila ada perubahan kondisi politik. Dengan demikian perusahaan induknya tidak akan menerima kerugian besar tas penyitaan aset.

Investasi langsung juga membuka celah bagi perusahaan induk untuk mengeksploitasi sumber daya yang dimiliki negara tuan rumah tanpa harus menempatkan aset fisikal. Setelah perusahaan cabang menghasilkan profit dan modal investasi awal kembali, laba perusahaan cabang akan disuntik kembali ke perusahaan induk di negaranya sendiri. Risiko untuk perusahaan induk merugi pun semakin kecil. Sedangkan bagi perusahaan cabang di negara tuan rumah akan terancam apabila investasi ditarik. Karena investasi di negara tuan rumah berupa kemampuan pengelolaan seperti manajerial dan teknologinya dicabut, yang tidak dimilikinya. Singkatnya negara perusahaan pemilik modal memiliki kontrol yang lebih signifikan daripada negara tuan rumah tempat perusahaan cabang. 

Dinas Penanaman Modal dan pelayana Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa tengah. (2022). Daftar Investasi yang Diraih Indoensia di Sela KTT G20. https://web.dpmptsp.jatengprov.go.id/p/646/daftar_investasi_yang_diraih_indonesia_di_sela_ktt_g20

Sarwedi. (2002). Investasi Asing Langsung di Indonesia dan Faktor Yang Mempengaruhinya .Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.3, No. 1.

Kementrian Keuangan Republik Indonesia. 2022. Pemulihan Perekonomian Indoensia Setelah Kontraksi Akbibat Pandemi Covid-19. https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-banjarmasin/baca-artikel/14769/Pemulihan-Perekonomian-Indonesia-Setelah-Kontraksi-Akibat-Pandemi-Covid-19.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun