Mohon tunggu...
Hans Christian IH
Hans Christian IH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Prodi Hubungan Internasional/ Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik/Universitas Jember

Seorang mahasiswa yang senang belajar dan menjelajahi hal-hal baru mengenai dunia. Seseorang yang senantiasa mengembangkan dan menggali potensi diri. Tertarik dengan fenomena-fenomena sosial khususnya mengenai Budaya, Bahasa, dan Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Money

Investasi luar Negeri: Potensi dan Risiko Peningkatan Investasi pasca G20 bagi Indonesia

6 Maret 2023   05:00 Diperbarui: 6 Maret 2023   05:21 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber gambar: detik finance)

Stabilitas dan kemampuan indonesia mendukung terbentuknya resolusi ini menguatkan pesona Indonesia sebagai ladang Investasi yang tepat. Brand akan mengincar negara yang stabilitas ekonominya baik demi memperoleh profit yang stabil pula. Kemampuan menangani isu-isu ekonomi yang baik akan menjamin perusahaan tidak akan jatuh terlalu dalam apabila perekonomian negara tersebut terguncang.

KTT G20 tahun 2022, berlokasi di Bali, Indonesia (Sumber gambar: kompas) 
KTT G20 tahun 2022, berlokasi di Bali, Indonesia (Sumber gambar: kompas) 

Investasi Baru Masuk ke Indonesia pasca KTT G20

Di sela-sela KTT G20 tahun 2022, ternyata Indonesia meraih investasi dari sejumlah negara. Potensi dan peluang keuntungan ekonomi yang akan didapatkan Indonesia sebagai presidensi KTT G20 sebenarnya sudah diperhitungkan. Dibuktikan melalui dibawanya topik pemulihan ekonomi global pasca pandemi oleh Indonesia sebagai salah satu fokus utamanya.  

Beberapa negara seperti Amerika Serikat, China, Inggris, Jepang, dan Turki langsung berkomitmen untuk investasi di Indonesia. Komitmen tersebut yaitu, yang pertama, komitmen investasi antara Pertamina (Indonesia) dengan Amerika Serikat melalui ExxonMobil. Komitmen tersebut disampaikan langsung oleh Presiden Joe Biden, dengan besaran investasi sekitar 2,5 miliar Dolar AS.

Yang kedua, kesepakatan Turki dengan Indonesia secara bilateral. Kesepakatan tersebut membahas tentang Kerjasama dalam pembangunan jalan tol Trans Sumatra dan produksi bus listrik. Komitmen ini dilaksanakan dengan mitra PT Schahmindo Perkasa dengan pabrik bus listrik Karsan Turki. Kemudian kontraktor ERG Insaat dari Turki dengan PT Hutama Karya untuk proyek jalan tol. Duta Besar Indonesia untuk Turki M. Iqbal yang hadir dalam penandatangan komitmen tersebut bahkan menjelaskan bahwa masih banyak kesepakatan yang memiliki potensi untuk difinalisasi selain kedua kesepakatan diatas.

Tidak hanya itu, negara-negara Asia juga melakukan komitmen dengan Indonesia selama KTT G20. Yang pertama, Kesepakatan China dan Indonesia dalam gelaran B20 Investment Forum. Kesepakatan yang ditandatangani adalah MoU dukungan pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. Kerja sama tersebut mencapai nilai sebesar 5 miliar dolar AS dengan mitra produsen ternary precusor dari China CNGR Advanced Material Co Ltd. Mendukung kesepakatan tersebut 18 perusahaan dari 11 negara yang berbeda sepakat untuk menandatangani MoU investasi untuk sektor energi bersih dan EBT. Investasi tersebut bernilai sebesar Rp75 triliun, ungkap Shinta W Kamdani, Ketua B20 Investment Forum.

Selanjutnya, Jepang dan Inggris menandatangani kesepakatan kerjasama dengan Indonesia. Senin, 14 November 2022, Jepang dan Indonesia menandatangani MoC mengenai pembangunan MRT jalur Jakarta Timur- Jakarta Barat fase pertama. Kesepakatan yang kedua, Inggris dan Indonesia menandatangani LoI (Letter of Intent) untuk Kerjasama pembangunan MRT Jakarta.

BPKM memprediksi bahwa angka investasi masih akan terus meningkatkan menunggu penandatanganan kesepakatan-kesepakatan investasi lainnya secara resmi. "Angka (investasi) tersebut diprediksi akan terus meningkat karena masih ada sejumlah kesepakatan yang belum secara resmi diteken. Komitmen investasi yang sudah diteken kurang lebih sekitar 7 (miliar dollar AS) sampai 8 miliar dollar AS, tapi ada sekitar kurang lebih 10 miliar dollar AS yang belum bisa diteken tapi sudah ada kesepahaman dan saya tidak mau mengumumkan yang 10 miliar ini karena itu belum diteken," jelas Bahlil Lahadia, dikutip dari Pajak.com

Kepercayaan negara-negara tersebut untuk menanamkan modal di Indonesia akan mempengaruhi indeks interest investor. Didukung kenyataan bahwa perusahaan-perusahaan yang menjadi mitra Kerjasama dari negara-negara yang pastinya sudah melakukan kalkulasi sehingga berani menanamkan modal di Indonesia. Faktor-faktor inilah yang kemudian menarik perhatian perusahaan-perusahaan yang ingin memperluas perusahaannya ke Indonesia.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun