OTONOMI DAERAH DI INDONESIAÂ
Pembentukan daerah Otonomi di Indonesia merupakan kebijakan yang telah ada sejak masa penjajahan belanda sampai dengan masa kemerdekaan indonesia , melalui pembentukan  sistem sentralistik menjadi sitem desentralisasi. maka penerapan sistem tersebut masi di berlakukan dan di terapkan sampai saat ini, oleh pemerintah indonesia bagi daerah - daerah yang belum merasakan keadilan dan kesejatheraan masyarakat secara utuh, ( aceh dan papua ).  agar keadilan dan kesejateraan  itu tercapai , pemerintah pusat membuat kebijakan otonomi bagi papua dan aceh untuk diberikan kepada pemerintah daerah, sehingga pemerintah daerah dapat mengatur dan mengurus urusan pemerintahan di wilayahnya masing-masing, sesuai dengan prinsip desentralisasi yang diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945. Kebijakan ini diharapkan dapat memberikan kekuasaan yang lebih besar kepada daerah untuk mengelola sumber daya, mempercepat pembangunan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di tingkat lokal. Namun, otonomi daerah juga sering menghadapi tantangan terkait ketimpangan pembangunan, pengelolaan keuangan daerah yang tidak efisien, dan konflik antara pemerintah pusat dan daerah di karenakan kurang adanya transparansi.
  PRABOWO DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
Prabowo Subianto, sebagai calon presiden Indonesia, telah banyak mengemukakan pandangan dan kebijakannya terkait pemerintahan yang efisien dan terstruktur. Dalam beberapa kesempatan, ia menekankan pentingnya pengelolaan negara yang kuat dan disiplin. Namun meskipun ia menginginkan penguatan negara, tidak ada indikasi bahwa ia secara tegas ingin menghapus atau mematikan otonomi daerah bagi daerah -daerah yang mendapatkan otonom. Prabowo juga sering berbicara tentang kebutuhan untuk memperkuat sistem administrasi dan tata kelola pemerintahan agar lebih efektif dan terkoordinasi.
POTENSI PENATAAN OTONOMI DAERAH
Meskipun tidak ada rencana eksplisit dari Prabowo untuk menghapus otonomi daerah, kemungkinan besar ia akan mendorong penataan atau reformasi dalam sistem otonomi daerah. Beberapa masalah yang ada, seperti ketidakmerataan pembangunan dan pengelolaan keuangan yang buruk, mungkin menjadi fokus utama dalam kebijakan pemerintahannya. Reformasi tersebut bisa melibatkan perbaikan dalam hal koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah, serta pengawasan yang lebih ketat terhadap penggunaan dana daerah agar tidak salah di gunakan .
PRABOWO DAN SENTRALISTIK KEKUASAANÂ
Prabowo dikenal memiliki pandangan yang kuat mengenai pentingnya negara yang tegas dan terorganisir dengan baik. Hal ini bisa berarti ia akan mencari cara untuk memperkuat peran pemerintah pusat dalam mengatur kebijakan nasional. Namun, ini tidak berarti otonomi daerah akan sepenuhnya dihapuskan. Mungkin ada upaya untuk melakukan sentralisasi dalam beberapa aspek tertentu, seperti kebijakan ekonomi atau infrastruktur, yang membutuhkan perencanaan dan koordinasi lebih lanjut antara pusat dan daerah.
                                             Â
 FOKUS PADA PEMBANGUNAN EKONOMI
 Salah satu fokus utama Prabowo adalah meningkatkan ekonomi Indonesia, terutama dengan mengoptimalkan potensi sumber daya alam dan sektor industri. Dalam konteks ini, otonomi daerah bisa dianggap sebagai alat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, namun juga dapat menimbulkan masalah jika tidak dikelola dengan baik dan benar. Oleh karena itu, Prabowo mungkin akan memperkenalkan kebijakan yang mendorong efisiensi dalam pengelolaan ekonomi daerah tanpa harus mengorbankan prinsip dasar otonomi daerah itu sendiri.
Â
 KENDALA DAN TANTANGAN OTONOMI DAERAHÂ
Beberapa kritik terhadap otonomi daerah mencatat adanya ketidakmerataan pembangunan antar daerah, serta banyaknya kepala daerah yang terlibat dalam praktik korupsi dan penyalahgunaan wewenang. Prabowo, dengan pengalamannya sebagai seorang jenderal dan pemimpin, mungkin akan berusaha mengatasi masalah ini dengan lebih menekankan pada pengawasan dan pengendalian yang lebih ketat, tanpa sepenuhnya menghapuskan otonomi daerah. Sebaliknya ia bisa lebih fokus pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia di tingkat daerah agar dapat menjalankan otonomi dengan lebih efektif.
 POLITIK PUSAT VS DEARH DALAM PEMILUH
Dalam konteks politik Indonesia, sering terjadi ketegangan antara pemerintah pusat dan daerah, terutama terkait dengan distribusi kekuasaan dan anggaran. Prabowo yang seringkali berbicara tentang pentingnya stabilitas politik dan ekonomi, mungkin akan mengusahakan untuk menciptakan hubungan yang lebih harmonis antara kedua belah pihak. Ini bisa melibatkan penyusunan kebijakan yang lebih jelas mengenai peran dan tanggung jawab antara pemerintah pusat dan daerah, yang pada akhirnya dapat memperkuat sistem desentralisasi tanpa mengorbankan tujuan-tujuan besar negara.
 KEMSIMPULAN
 Dalam melihat kemungkinan apakah Prabowo akan mematikan otonomi daerah, kita bisa menyimpulkan bahwa kebijakan tersebut kemungkinan besar tidak akan diterapkan secara drastis. Namun perubahan atau penataan dalam sistem otonomi daerah untuk meningkatkan efisiensi, mengatasi ketimpangan pembangunan, dan memperkuat koordinasi antara pusat dan daerah bisa menjadi salah satu prioritas dalam pemerintahannya. Prabowo tampaknya lebih fokus pada pengelolaan yang lebih baik dan peningkatan kapasitas daerah, bukan pada penghapusan otonomi daerah itu sendiri. kemungkinan jika ada indikasi prabowo untuk mengapus otonomi, maka akan ada implikasi ketimpangan sosial yang serius, terutama bagi aceh dan papua dengan melihat  dinamika sosial yang sangat serius,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H