Mohon tunggu...
Hanny Setiawan
Hanny Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Indonesia Baru

Twitter: @hannysetiawan Gerakan #hidupbenar, SMI (Sekolah Musik Indonesia) http://www.hannysetiawan.com Think Right. Speak Right. Act Right.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Apakah Semua Anak Bisa Menjadi Joey Alexander? Sebuah Batas Antara Bakat dan Usaha Keras

16 Februari 2016   17:04 Diperbarui: 16 Februari 2016   20:08 1203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan formal pada dasarnya mencoba secara sistematis menolong anak didik untuk mencapai tujuan tertentuh (outcome).  Apabila belajar secara otodidak, hasil yang didapat adalah unintentional(tidak sengaja), dalam pendidikan yang sistematis melalui kurikulum hasil yang didapat itu diukur (assessment) dan semua anak dibantu sampai tujuan itu tercapai (scaffolding)

Kasus keajaiban Joey adalah karunia Tuhan. Berkiblat dari sejarah Indra Lesmana dan Nial Djuliarso yang bakat dan kemampuannya tidak bisa dikatakan kalah dari Joey, momentum Joey Alexander justru bisa membuka mata pemerintah, swasta, dan masyarakat pentingnya pendidikan musik yang terarah dan tersistem bahkan terintegrasi dengan bisnis.

Keinginan Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif) Indonesia yang mencoba menemukan Jokowi dengan Joey adalah hal bagus. Tapi, itupun akan menjadi euforia yang para pelaku jazz di Indonesia tidak mendapatkan manfaatnya.  

Bakat itu dari Tuhan, tapi bagian kita adalah kerja keras.  Mengharapkan Joey-Joey yang lain lahir setiap 10-20 tahun adalah tindakan yang naif. Justru ini waktunya "menghasilkan" Joey-Joey yang baru dengan sistem pendidikan musik yang lebih terarah, dan sistematis.

 

Hanny Setiawan (a.k.a Pendekar Solo)

Catatan:

Tulisan ini pertama kali ditampilkan di http://compusiciannews.com (baca)

Sumber Gambar : kompas.com 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun