[caption id="" align="alignnone" width="600" caption="bethorokolo.blogspot.com"][/caption] Konsep nasionalisme kristen adalah bagian dari pemikiran kristen yang sangat penting supaya para "pengikut Kristus" tahu menempatkan diri sebagai WNI ataupun warga negara lain di muka bumi. Paskah atau tepatnya passover (yang dilalui) memiliki pesan utama  konstruksi berfikir kekristenan yaitu pengampunan.  Karena manusia sudah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah, maka manusia harus membayar segala kesalahannya.  Dan manusia berusaha membayar dengan moralitas/perbuatan baik. Sejarah mencatat, manusia gagal melakukannya.  Kejahatan ada disemua budaya, suku, dan bangsa.  Bukan hanya itu, NIAT JAHAT itu selalu terselip di hati nurani manusia.  Karena KASIH, supaya KEBENARAN tetap terjaga, dan KEADILAN terlaksana, sampai KEMULIAAN Allah dinyatakan maka manusia harus DIAMPUNI.  Pengampunan itu bukan sekedar grasi, tapi harus ada pengganti (substitusi).  Kematian dan Kebangkitan Kristus menjawab semuanya. Itulah berita Paskah.
***
Lalu apa hubungannya dengan Nasionalisme Kristen? Â Prinsip Ilahi yang bersifat absolut, seperti kepercayaan lain, harus dipegang tertinggi dalam iman kristen. Â Dan prinsip-prinsip Ilahi ini dikenal sebagai universal values, ataupun hukum positif, tidak akan ada konflik antara kitab suci dan konstitusi. Â Gal 5:23b ".. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu..."
Prinsip Paskah Kristen yang menuntut implementasi dalam kebangsaan kristen adalah:
#1 Prinsip Equality
Semua orang sudah kehilangan kemuliaan Allah. Â Artinya, semua WNI sama sudah kena pasal ini. Berdosa. Dengan kacamata ini, sebagai orang Kristen hidup berbangsa akan selalu mampu menghargai orang lain seberapapun "brengseknya" orang yang kita hadapi. Â Karena ternyata dimata Tuhan, tanpa pengampunan, kita sama "brengseknya".
#2 Prinsip Propiatiation
Propitiation atau perdamaian adalah upaya untuk mendamaikan yang sudah bersalah dengan kebenaran tanpa mengurangi keadilan. Â Harus ada SUBSTITUSI supaya propitiation terjadi. Â Artinya, WNI Kristen memiliki tanggung jawab untuk secara aktif membangun negara sebagai SUBSTITUSI dari kesalahan-kesalahan yang ada dalam masyarakat.
Bahasa gampangnya, WNI Kristen harus bisa hadir sebagai perpanjangan tangan pemerintah sebagai wakil Tuhan ikut menyejahterakan masyarakat. Â Bukan hanya sebagai tukang mengeluh, tetapi sebagai aktor perubahan di manapun dia berada. Â Sebagai substitusi!
#3 Prinsip Wanting Nothing
Kasih dan Keadilan bertemu di Golgota. Â Karena Kasih, Dia datang menjadi pembebas, demi keadilan Dia harus mati. Â Sifat "dualisme" antara kasih-keadilan, natural-supranatural, Allah-manusia, menjadi dua sisi yang berjalan seiring dalam iman Kristen. Â Artinya, tidak bisa salah satu di hilangkan. Prinsip ini membutuhkan PENGORBANAN salib untuk menyatukan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!