Kekeluargaan semacan inilah pola kepemimpinan yang benar di Indonesia. Â Inilah yang dulu membuat Soekarno-Hatta menjadi besar. Â Setelah itu, presiden-presiden RI belum lagi memiliki wakil yang semesra ini. Â Bahkan di masa SBY-JK, terlihat persaingan antar mereka yang akhirnya memuncak di 2009.
Terlebih dari itu, nilai-nilai kekeluargaan ini sangat krusial melihat bagaimana kasus-kasus dinasti politik yang mengakar di Indonesia. Â Anak, cucu, keponakan presiden yang bermasalah tidak kurang banyak di masa lalu.
Kekeluargaan inilah pesan inti dari Pancasila, yaitu EKA SILA Gotong Royong. Â Hanya orang-orang yang merasa dalam satu keluarga yang mampu bergotong royong membangun Indonesia yang lebih baik. Â Prototype dinamika keluarga besar NKRI di perlihatkan melalui keluarga kecil Jokowi-Ahok. Itulah kekuatan Jokowi-Ahok yang sebenarnya.
Apakah Ahok akan di pilih Mega, PDI-P, dan Jokowi untuk mendampingi menjadi RI-2? Â "Itu rahasia", kata Jokowi. Â Dan "saya tidak akan membocorkannya", kata ibu Iriana. Â Tapi bagi penulis, ada 3 skenario yang mungkin terjadi 1) Ahok jadi Wapres, 2) Ahok Jadi Gubernur DKI, 3) Ahok tetap jadi Wakil Gubernur DKI.
Dari ketiga skenario tersebut  memperlihatkan bahwa pernyataan Najwa Shihab bahwa Jokowi-Ahok menjadi fenomena politik yang tak terpisahkan itu betul.
1. Jokowi-Ahok adalah sebuah fenomena, meski keduanya berbeda nyaris segalanya. #MN— Mata Najwa (@MataNajwa) May 7, 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H