Mohon tunggu...
Hanny Setiawan
Hanny Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Indonesia Baru

Twitter: @hannysetiawan Gerakan #hidupbenar, SMI (Sekolah Musik Indonesia) http://www.hannysetiawan.com Think Right. Speak Right. Act Right.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pesan-pesan Politik Jokowi-Ahok di Mata Najwa

9 Mei 2014   05:12 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:42 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13995615841885662445

[caption id="attachment_306514" align="alignnone" width="613" caption="https://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=C3bcU1nMsR8"][/caption]

Tanggal 9 mei 2014 menjadi "Jumat Keramat" karena ada kemungkinan Jokowi akan mengumumkan wakilnya. Apabila ditunda pun, isu siapa cawapres Jokowi adalah isu yang sama besarnya dengan isu koalisi tandingan Tim PDI-P  yang sampai tulisan ini di tayangkan masih belum resmi diumumkan.

Tanggal 7 mei kemarin, Mata Najwa  kembali dengan jeli melihat isu Jokowi-Ahok jilid II ini menarik untuk di tayangkan.   Apakah ini adalah pesanan dari Surya Paloh, pemilik dari MetroTV?  Kita tidak pernah akan tahu hal tersebut.

Yang jelas adalah 55 menit (diluar iklan) yang cukup menyegarkan melihat dua orang yang paling menjadi sorotan media 1,5 tahun belakangan (Rekaman di You Tube) dengan bebas berbagi cerita yang rakyat mungkin tidak pernah tahu selama ini.  Menurut penulis, dari acara Mata Najwa tersebut Jokowi-Ahok mampu menyampaikan pesan-pesan pembelajaran politik penting yang rakyat harus tahu. Terutama untuk memilih presiden dan wapres di 9 Juli nanti.

#1 Pesan KEBHINEKAAN

"Pemimpin berantem memberi contoh kebawah seperti apa" (Jokowi).  Itulah awal pernyataan yang luar biasa.    Jokowi-Ahok dengan segala perbedaannya yang coba di ungkap Mata Najwa, memperlihatkan bahwa antar pemimpin harus mampu saling mengisi.  Adagium perbedaan itu rahmat menjadi nyata, jelas dan hidup.

Lebih lanjut Ahok memastikan hal ini dengan menyatakan  "tugas dan kewajiban wakil adalah membuat kepala menjadi sukses".  Terlihat Ahok mampu memainkan perannya dengan pas tanpa kehilangan identitas.  Tidak berlebihan kalau kita bisa menyebutkan bahwa  Jokowi-Ahok adalah contoh duet kepimpinan bhinneka yang terbaik yang pernah ada.


#2 Pesan KEMURNIAN

Jokowi-Ahok dengan lincah dan otentik (gaya masing-masing) menjawab pertanyaan-pertanyaan tajam Najwa Shihab sang host seputar isu-isu perbedaan blusukan vs administrasi, monorail terus atau tidak, sampai menyinggung isu sensitif posisi Ahok sebagai kader Gerindra sekaligus wakil Jokowi.  Jawaban-jawaban mereka jauh dari jawaban retoris dan politis.  Jawaban spontan dan mengalir natural.

Kepolosan dua orang yang berbeda agama, dan ras ini memperlihatkan bahwa rakyat merindukan pemimpin yang tidak di poles.  Pemimpin yang MURNI mengabdi untuk rakyatnya.  Ketika Jokowi di tanya soal ingkar janji, dengan tegas dia mengatakan "Saya tidak merasa seperti itu".   PDI-P naik 300% di DKI Jaya dalam Pileg 2014, itu alasan logisnya. Rakyat menghendaki.

Satu hal lagi, baik Jokowi-Ahok sama-sama secara spontan menyampaikan pesan bahwa pencapresan Jokowi adalah murni inisatif dari Mega dan PDI-P atas desakan rakyat dan realitas politik.  Terlihat sekali Ahok membela "kemurnian niat" Jokowi di capreskan bukan karena keinginan Jokowi untuk posisi yang lebih tinggi. Baik yang membela maupun yang dibela tidak menyampaikan secara emosional tapi secara alami. Itulah indahnya permainan Jokowi-Ahok.


#3 Pesan KEKELUARGAAN

Secara mengejutkan, istri Jokowi-Ahok yaitu ibu Iriana-Veronika di tampilkan.  Biarpun cuma sekilas, terlihat sekali baik Jokowi dan Ahok adalah orang-orang memegang nilai-nilai kekeluargaan yang baik.

Bahkan ada "insiden" menarik yang penulis lihat ketika secara spontan ibu Iriana "menyikut" dan "saling pandang" dengan ibu Veronika (menit  49:39-40) memperlihatkan kekeluargaan kedua istri pemimpin ini.  Dan ini hanya bisa terjadi apabila hubungan sudah terjalin di luar program acara tersebut.

Kekeluargaan semacan inilah pola kepemimpinan yang benar di Indonesia.   Inilah yang dulu membuat Soekarno-Hatta menjadi besar.  Setelah itu, presiden-presiden RI belum lagi memiliki wakil yang semesra ini.  Bahkan di masa SBY-JK, terlihat persaingan antar mereka yang akhirnya memuncak di 2009.

Terlebih dari itu, nilai-nilai kekeluargaan ini sangat krusial melihat bagaimana kasus-kasus dinasti politik yang mengakar di Indonesia.  Anak, cucu, keponakan presiden yang bermasalah tidak kurang banyak di masa lalu.

Kekeluargaan inilah pesan inti dari Pancasila, yaitu EKA SILA Gotong Royong.  Hanya orang-orang yang merasa dalam satu keluarga yang mampu bergotong royong membangun Indonesia yang lebih baik.   Prototype dinamika keluarga besar NKRI di perlihatkan melalui keluarga kecil Jokowi-Ahok. Itulah kekuatan Jokowi-Ahok yang sebenarnya.


Apakah Ahok akan di pilih Mega, PDI-P, dan Jokowi untuk mendampingi menjadi RI-2?  "Itu rahasia", kata Jokowi.  Dan "saya tidak akan membocorkannya", kata ibu Iriana.  Tapi bagi penulis, ada 3 skenario yang mungkin terjadi 1) Ahok jadi Wapres, 2) Ahok Jadi Gubernur DKI, 3) Ahok tetap jadi Wakil Gubernur DKI.

Dari ketiga skenario tersebut  memperlihatkan bahwa pernyataan Najwa Shihab bahwa Jokowi-Ahok menjadi fenomena politik yang tak terpisahkan itu betul.



Pendekar Solo


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun