Mohon tunggu...
Hanny Setiawan
Hanny Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Indonesia Baru

Twitter: @hannysetiawan Gerakan #hidupbenar, SMI (Sekolah Musik Indonesia) http://www.hannysetiawan.com Think Right. Speak Right. Act Right.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Koalisi Ketokohan Fenomena Baru Politik Indonesia

22 Mei 2014   19:25 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:14 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ridwan Kamil "kader PKS" yang mampu melepaskan diri dari stigma pustun dan dagang sapi.  Ridwan Kamil lebih di kelompokkan sebagai gelombang perubahan yang setipe Jokowi, Ahok, Anies, Risma dll.

Bagaimana dengan PDI-P?  Ada Mega, Jokowi, Puan, Budiman Sudjatmiko, ada Pramono Anung, Prananda, dll.  Cuma hebatnya PDI-P perbedaan antara tokoh ini masih dalam koridor ideologi yang sama.  Sebab itu dikatakan PDI-P masih paling konsisten dalam memperjuangkan sukarnoisme.


Kondisi ini sangat menarik.  KETOKOHAN seseorang ternyata mahal harganya. Partai politik harus segera berbenah, atau mungkin undang-undang pemilu segera di godok ulang supaya ketokohan masing-masing bisa sejalan dengan partai yang dikendarai.


Bagi para pemilih pilpres2014 akan disuguhi dua kelompok "tokoh-tokoh".  Tidak bisa tidak, kedekatan masyarakat dengan masing-masing tokoh ini akan sangat mempengaruhi hasil pemilu.   Ada rumus sederhana yang bisa dipakai untuk memetakan pengelompokan tokoh-tokoh ini.

"Dalam Samudera raya, ikan-ikan sejenis akan berkelompok. Dalam Hutan belantara, binatang-binatang sejenis yang bisa saling melindung akan berkelompok"


Tokoh-tokoh yang sejenis Jokowi-JK akan berkelompok melawan tokoh-tokoh yang sejenis Prabowo-Hatta.


Sebab itu kita bisa katakan kepada dunia. Selamat datang era baru politik Indonesia, era Koalisi Ketokohan.


Pendekar Solo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun