(Cuplikan salah satu lagu lama yang masih saya ingat)
Hati ini semakin berapi-api untuk mencari arti semuanya. Â Tidak ada satu pun di keluarga yang pernah bicara politik, sosial, nasionalisme dsb. Â Semua hidup normal sebagai pedagang, aktifis gereja, dan berusaha jadi "orang baik"
***
Ketika akhirnya harus ke Jogja untuk menyelesaikan S1 di YKPN, ada satu peristiwa yang tidak akan saya terlupakan. Satu teman kampus yang satu tim dalam mengerjakan sebuat paper bertanya suatu pertanyaan yang mencengangkan:
Teman : "Han, kamu ini keturunan cina bukan sih?"
Saya: "Hah? kenapa kamu tanya seperti itu, aku kan sipit seperti ini?"
Teman: "Ya karena kamu beda dari teman-teman cina mu yang lain. Â Kamu koq mau bergaul dengan kami"
Saya: "Lho kenapa koq bisa berfikir sepert itu, kita kan semua manusia yang sama mengapa harus dibedakan"
Teman: "Kami mengamati kamu cukup lama, kami lihat kamu beda"
Dikemudian hari saya baru tahu bahwa "kami" yang disebut ini adalah kelompok radikal yang agak tidak menyukai Cina dan Kristen. Â Mataku mulai terbuka.
Akhirnya, 1996 saya berangkat merantau mencari ilmu di US.  Di kota Bostonlah, semua "kebohongan" yang selama ini di ajarkan Suharto mulai  saya mengerti.  Di Indonesia waktu itu hanya adalah TVRI, Sinar Harapan yang saya sukai sudah di breidel.  Monitor yang selalu saya baca, sudah almarhum.  Tapi di luar sana, semua informasi yang selama ini tidak pernah disebutkan mulai bisa saya dapatkan. Kebenaran yang memerdekakan.