Mohon tunggu...
Hanny Setiawan
Hanny Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Indonesia Baru

Twitter: @hannysetiawan Gerakan #hidupbenar, SMI (Sekolah Musik Indonesia) http://www.hannysetiawan.com Think Right. Speak Right. Act Right.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sosmed Diguncang: Kurawa Menyerang Ridwan Kamil

7 September 2014   04:41 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:24 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum kasus Florence dengan Jogja mendingin, kasus yang lebih besar sudah muncul lagi di Sosmed.  Ridwan Kamil, Walikota Bandung yang diharapkan juga menjadi salah satu pemimpin muda yang bersih, mengaku memolisikan sebuah akun di twitterland.  Alasannya adalah sbb:

Penyebab pelaporan itu dikarenakan sbb:

@kemalsept anda secara resmi sy laporkan ke kepolisian, utk twit2 penghinaan. psl 27 UU 11 thn 2008, tulis Emil di akun twitternya, @ridwankamil, Jumat (5/9).

Menggunakan UU kontroversial, Kamil terlihat garang menyerang akun @kemalsept yang selain menghina kota Bandung secara personal juga menyebutkan nama Walikota pendukung Prabowo ini dengan sangat tidak sopan. (Sumber)

***

Tindakan Ridwan Kamil tersebut ternyata menimbulkan reaksi keras dari akun Kurawa yang tersohor dengan kultwit-kultwitnya yang mencerahkan.  Pelajari kultwit lengkapnya di http://chirpstory.com/li/228764 yang berjudul "Pemimpin Harus Lebih Dewasa Menanggapi Hatter".

Lihat bagian penting argumen Kurawa sebagai berikut:

http://chirpstory.com

***

Terasa sekali kekecawaan seorang Kurawa yang adalah pegiat sosmed sejati dengan reaksi Kamil.  Menarik adalah langsung membandingkan dengan Jokowi dan Basuki.  Hal ini memperlihatkan bahwa sosial media adalah ruang publik yang sangat dinamis.

Membaca twit-twit spt  akun @kemalsept memang memerahkan telinga.  Tapi kita tidak bisa menututp mata bahwa serangan-serangan ini bukan hanya kepada Kamil tapi juga kepada Jokowi, dan Ahok.  Bahkan kalau kita mau fair, SBY lebih sering dibuli juga di sosmed.  Tetapi mengapa mereka terlihat lebih santai dan tidak begitu menghiraukan twit-twit busuk itu, sedang Kamil bereaksi keras?

Bisa dibenarkankah reaksi Kamil? Atau bisa dijustifikasikah komplain dari dari Kurawa?  Dua sisi yang patut diperhatikan dan menjadi pemikiran bersama kedepan.

***

Sosial media di Indonesia benar-benar sudah menjadi bagian dari hidup bernegara. Bisa dikatakan Pilpres 2014 menjadi titik baliknya.  Kampanye di sosmed, kawalpemerintah.org, sampai blogging-blogging yang luar biasa ramainya telah membuka mata kita semua bahwa dunia digital Indonesia sudah hadir, dan tidak lagi bisa dipisahkan dari dunia nyata.

Kamil bukan Jokowi, ataupun Ahok.  Dia punya hak untuk melawan ketika dihina di dunia nyata maupun di sosial media.  Suka atau tidak suka, itu adalah hak Kamil untuk melaporkan ke polisi.  Tepat atau tidaknya tindakan Kamil itu adalah hak kita masyarakat luas menilai.

Etika di dunia maya maupun di dunia asli adalah dua hal yang sama dalam esensi, tapi beda dalam aplikasi.  Apapaun alasanya #kemal ataupun #florence melakukan tindakan yang tercela dan mengganggu kenyamanan pribadi.   Gampangnya, kenyamanan Kamil terganggu,

***

Di satu sisi lain, baik kemal atau florence adalah gambaran generasi posmo Indonesiaa yang mulai digerogoti oleh nilai-nilai relativisme sehingga tidak mengindahkan aturan-aturan etis yang ada.  Meskipun demikian, generasi seperti ini  adalah generasi yg begitu gampang berkomentar, tapi sebenarnya tidak memiliki maksud lebih dari sekedar komentar itu.  Alias kata, generasi yang dangkal sehingga perlu di selamatkan.

Lalu bagaimana?  Kamil atau Kurawa yang benar?  Keduanya menggangkat isu yang benar dan patut didengar.  Generasi baru Indonesia harus mendengar keluhan dan "kemarahan" Kamil, di lain pihak Kamil dan para pemimpin yang lain coba mengerti sudut pandang Kurawa yang merupakan sudut pandang "tidak sedikit" dari rakyat Indonesia.

Pendapat saya?  Polisikan dulu para koruptor, tapi untuk generasi sosmed mari kita ajar secara sosial saja, tidak perlu ke ranah hukum dulu untuk efek jeranya.  Tapi sekali lagi, yang dihina bukan saya atau Kurawa, jadi kalau Kamil tetap mau memolisikan ya monggo saja.  Selamat berperkara pak Kamil dan Kemal.

Pendekar Solo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun