Kita tidak bisa hanya menggembar-gemborkan demokrasi, demi rakyat, demi APBN, dsb, apabila yang hendak kita capai dari UU adalah membunuh Hak Bersuara. Â Hal itu sama saja mengkrangkeng anak kita dikandang anjing dengan alasan supaya lebih mudah dan murah memelihara anak.
Pilkada tak langsung jelas lebih gampang. Â Diktator atau Raja atau Kepimpinan tunggal adalah jauh lebih gampang lagi. Â Semua tergantung para pemimpin. Â Bikin saja konstitusi baru, presiden Jokowi memilih semua. Â Kan lebih mudah, dan murah? Â Jadinya Raja Jokowi, atau mau Raja Prabowo?
Dilain pihak Pilkada langsung, seperti juga halnya demokrasi, selalu lebih sulit dan harganya lebih mahal. Tapi itulah harga sebuah HAK ASASI MANUSIA. Â Mengapa semua manusia diberi Tuhan DNA yang berbeda apabila Tuhan tidak percaya setiap dari kita spesial dan indah di matanya.
Rakyat masih goblok? Rakyat masih bodoh? Â Data dari AC Nielsen, diatas 50% Indonesia sekarang adalah kelas menengah, dan 10% orang kaya, 40% berarti masih mungkin masih dikategorikan "miskin". Â Tapi miskin tidak sama dengan bodoh juga. Â Artinya apa? Â Artinya tugas negara harus fokus untuk MENCERDASKAN Kehidupan bangsa. Â Negara adalah eksekutif, legislatif, dan yudikatif bersama-sama. Â Bukan malah menghilangkan dan membuat semakin buta politik.
Saya tantang anggota DPR manapun untuk beli suara saya kalau bisa. Â Mau dikasih 10 T pun saya akan tetap pilih Jokowi, bukan Prabowo. Â Artinya, tidak semua rakyat bisa dibeli. Â Tidak semua pejabat juga mau membeli. Â Masih banyak orang baik di negeri ini, jangan anggap semua seperti LHI dan Anas Urbaningrum.
***
Jadi apa artinya UU Pilkada tak langsung membuat demokras mati? Â Ya jelas mati dalam konteks kita rakyat tidak bisa lagi memilih secara langsung kepala daerah kita. Â Kan sudah diserahkan ke DPRD? Â DPRD tugasnya mengawasi bukan memilih eksektif. Â Eksekutif dan Legislatif harus tunduk kepada pilihan rakyat. Â Karena rakyatlah yang memiliki kedaulatan.
dan berikut adalah orang-orang yang bangga sudah merenggut hak suara rakyat. Â Minimal orang-orang ini sudah menzolimi saya Hanny Setiawan sehingga tidak bisa memilih Bupati Sukoharjo dan Gubernur Jawa Tengah, tempat dimana saya tinggal. Â Puas sudah menzolimi orang?
[caption id="attachment_325954" align="aligncenter" width="700" caption="merdeka.com"]
Dan mereka bisa tersenyum dikarenakan karena dua orang berikut ini (you know who), yang memberi akses kepada penzoliman tersebut:
[caption id="attachment_325957" align="aligncenter" width="480" caption="news.metrotvnews.com"]