Mohon tunggu...
Hanny Setiawan
Hanny Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Indonesia Baru

Twitter: @hannysetiawan Gerakan #hidupbenar, SMI (Sekolah Musik Indonesia) http://www.hannysetiawan.com Think Right. Speak Right. Act Right.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Arti Demokrasi Itu Mati

28 September 2014   06:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:14 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita tidak bisa hanya menggembar-gemborkan demokrasi, demi rakyat, demi APBN, dsb, apabila yang hendak kita capai dari UU adalah membunuh Hak Bersuara.  Hal itu sama saja mengkrangkeng anak kita dikandang anjing dengan alasan supaya lebih mudah dan murah memelihara anak.

Pilkada tak langsung jelas lebih gampang.  Diktator atau Raja atau Kepimpinan tunggal adalah jauh lebih gampang lagi.  Semua tergantung para pemimpin.  Bikin saja konstitusi baru, presiden Jokowi memilih semua.   Kan lebih mudah, dan murah?  Jadinya Raja Jokowi, atau mau Raja Prabowo?

Dilain pihak Pilkada langsung, seperti juga halnya demokrasi, selalu lebih sulit dan harganya lebih mahal. Tapi itulah harga sebuah HAK ASASI MANUSIA.  Mengapa semua manusia diberi Tuhan DNA yang berbeda apabila Tuhan tidak percaya setiap dari kita spesial dan indah di matanya.

Rakyat masih goblok? Rakyat masih bodoh?  Data dari AC Nielsen, diatas 50% Indonesia sekarang adalah kelas menengah, dan 10% orang kaya, 40% berarti masih mungkin masih dikategorikan "miskin".  Tapi miskin tidak sama dengan bodoh juga.  Artinya apa?  Artinya tugas negara harus fokus untuk MENCERDASKAN Kehidupan bangsa.  Negara adalah eksekutif, legislatif, dan yudikatif bersama-sama.   Bukan malah menghilangkan dan membuat semakin buta politik.

Saya tantang anggota DPR manapun untuk beli suara saya kalau bisa.  Mau dikasih 10 T pun saya akan tetap pilih Jokowi, bukan Prabowo.  Artinya, tidak semua rakyat bisa dibeli.  Tidak semua pejabat juga mau membeli.  Masih banyak orang baik di negeri ini, jangan anggap semua seperti LHI dan Anas Urbaningrum.

***

Jadi apa artinya UU Pilkada tak langsung membuat demokras mati?  Ya jelas mati dalam konteks kita rakyat tidak bisa lagi memilih secara langsung kepala daerah kita.  Kan sudah diserahkan ke DPRD?  DPRD tugasnya mengawasi bukan memilih eksektif.  Eksekutif dan Legislatif harus tunduk kepada pilihan rakyat.  Karena rakyatlah yang memiliki kedaulatan.

dan berikut adalah orang-orang yang bangga sudah merenggut hak suara rakyat.  Minimal orang-orang ini sudah menzolimi saya Hanny Setiawan sehingga tidak bisa memilih Bupati Sukoharjo dan Gubernur Jawa Tengah, tempat dimana saya tinggal.  Puas sudah menzolimi orang?

[caption id="attachment_325954" align="aligncenter" width="700" caption="merdeka.com"]

14118354311634760134
14118354311634760134
[/caption]

Dan mereka bisa tersenyum dikarenakan karena dua orang berikut ini (you know who), yang memberi akses kepada penzoliman tersebut:

[caption id="attachment_325957" align="aligncenter" width="480" caption="news.metrotvnews.com"]

1411835607870502703
1411835607870502703
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun