Keempat kata anjing diatas tidak serta merta bisa langsung menggambarkan gambar diatas. Â Konteks sebuah kalimat akan memberi arti kata itu. Â Paragaraf kalimat itu akan memberi arti kata kalimat itu. Â Akhirnya, cerita dari paragaraf itu akan memberi arti dari pargaraf it. Â Istilahnya CONTEXT is a KING.
***
Kata demokrasi tidak berbeda jauh dari kata anjing. Â Kita bisa memakai kata demokrasi "sesuka kita". Â Dalam konteks inilah KMP + SBY Cs mempermainkan cerita dan narasi demokrasi. Â Sehingga akhirnya, esensi dari demokrasi itu sendiri menjadi kabur, atau coba di kaburkan. Â Bahkan ditambahi kata-kata sakti lainnya "liberal" dan "barat". Â Demokrasi Pancasia, katanya, yang sesuai dengan sila ke-4.
Konteks mana yang benar adalah pertanyaan yang valid, bukan sekedar apa arti kata demokrasi! Â Meskipun demikan, seperti kata anjing, arti denotatif atau arti leksikal dari kata demokrasi tetap melekat didalamnya.
Pancasila adalah konteks kita bernegara. Â Disusun dengan sangat profetis dan mengagumkan bukan hanya bagi kita orang Indonesia, tapi bagi dunia.
Inti demokrasi yang ada di sila ke-4 tidak bisa lepas dari Sila ke-1, ke-2, dan ke-3 yaitu Theisme, Humanisne, dan Nasionalisme. Â Ini sangat mengagumkan. Â Demokrasi Indonesia adalah demokrasi yang berke-Tuhanan dan tidak liar sehingga melupakan Tuhan. Â Tuhan tetap menjadi nomer satu bagi bangsa Indonesia. Â Humanisme ada diatas nasionalisme karena kalau kita bicara bangsa-bangsa dan ras manusia itu kepentingannya diatas nasionalisme. Hak Asasi Manusia hanya bisa dicabut oleh Tuhan sendiri, bukan oleh negara.
Baru setelah kita mengerti konteks TUHAN dan MANUSIA, nasionalisme kita menjadi indah. Â Bukan nasionalisme yang chauvinis yang cuma bisa ngajak perang asing, memfitnah aseng padahal anjing-anjing koruptor yang mencuri harta bangsa.
Demokrasi dalam konteks Pancasila jelas mengedepankan Hak Asasi Manusia yang diberikan secara otoratif dari Tuhan sendiri kepada setiap manusia. Â Semua rakyat Indonesia punya mulut yang bisa dipakai. Itu artinya SUARA RAKYAT. Â Jadi tidak mungkin demokrasi Pancasila akan membelenggu hak-hak warganya. Â Justru demokrasi Pancasila memberikan kebebasan seluas-luasnya terhadap semua WNI(nasionalisme), asalkan tidak melanggar HAM (humanisme), dan menghargai kepercayaan masing-masing (Theisme).
Indah sekali pancasila bukan? Â Sebab itulah I am proud to be Indonesian. Â Bangsa ini diberkati Tuhan luar biasa. Diversity yang membawa kepada Unity bukan uniformity membuat kita semakin mengerti dan teguh dalam kepercayaan kita masing-masing kepada Tuhan.
***
Sebagai penutup, kita harus ingat masih ada sila ke-5 yang menjadi tujuan akhir dalam kita bernegara KEADILAN SOSIAL atau Sosial Justice.