***
Baik Jokowi apalagi Prabowo munkin belum begitu memahami kekuatan industri kreatif yang sebenarnya. Baru dalam proses tertarik. Â Lebih tepatnya baru dalam tahap konsumen atau end user. Â Sebab itu memaksakan menjadi kementerian tanpa konsep yang jelas, justru akan jadi blunder juga. Â Jadi strategi fokus ke Maritim dan Pangan sudah tepat karena itu kekuatan sebenarnya Indonesia. Â Head to Head industri kreatif dengan Asing dan Aseng bakal bisa jadi "oseng-oseng" (makanan jawa :)) tanpa persiapan infrastruktur dan strategi yang tepat.
Lalu apa yang bisa dikerjakan BEK-nya Jokowi?
Back-bone dari ekonomi kreatif adalah pendidikan digital. Â Kerja sama antara Menkominfo, Mendikbud dan Mendikristek dibuthkan untuk melahirkan pekerja-pekerja kreatif untuk masa 10 tahun kedepan. Â Pekerja-pekerja inilah yang akan menjadi motor ekonomi kreatif Indonesia Baru.
Sembari itu, industri kreatif yang sudah ada (benih-benih) harus di naungi Menteri Perindustrian bekerja sama dengan Menteri Perdagangan dan Menteri bagian hukum perlindungan hak cipta dan paten. Â Koneksi-koneksi lintas departemen inilah yang harus difasilitasi Badan Ekonomi Kreatif Jokowi.
Aksioma lama ini benar "if we always do what we always did, we will always get what we always got" Kabinet Kerja Jokowi tidak akan mampu memuaskan 240 juta penduduk Indonesia, tapi 240 juta penduduk Indonesia akan bisa merasakan kesungguhan bekerja kabinet ini apabila tidak takut untuk membuat terobosan-terobosan kreatif dalam kebuntuan birokrasi yang sudah dikenali dan diprediksi selama ini.
Dan Sementara reformasi birokrasi terus digulirkan, kita semua menanti "kreatifitas kabinet kerja Jokowi" dalam memberikan solusi-solusi rakyat yang sangat kompleks bahkan cenderung semrawut.
Pendekar Solo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H