Kekayaan, hormat, dan kepopuleran bukanlah barang "haram" dalam konteks hidup benar. Â Tetapi bukan yang di cari. Â Yang di cari dalam hidup benar adalah hidup dalam nilai-nilai kebenaran. Â Kesuksesan adalah by product alias produk sampingan, bukan tujuan kehidupan.
Ketika seorang salesman bekerja hidup benar, tidak perlu "diimingi-imingi" bonus dia sudah bekerja keras, bahkan melebihi yang lain, karena dia hidup dengan ucapan syukur bahwa pekerjaan itu rakhmat dan karunia Tuhan. Demikian juga, akuntan, anggota DPR, murid SD, ataaupun seorang penulis, ketika filosofi hidup benar yang dianut maka justru hasil karya yang dihasilkan adalah langgeng. Â Lebih tepatnya BERMAKNA.
***
Tujuan yang besar akan membawa kepada hasil yang besar, tujuan yang benar akan membawa kepada hasil yang benar. Â Daripada memotivasi anak, atau karyawan untuk sukses, menginspirasi mereka untuk hidup benar jauh lebih powerful. Bukan hanya kita mendapatkan anak atau karyawan yang sukses, tapi kita akan mendapatkan manusia-manusia unggul yang bermoral, beretika, dan selalu menjadi tim kerja yang loyal.
Sebaliknya, ketika motivasi sukses diinjeksi terus, maka anak atau karyawan akan semakin menjadi manusia berambisi. Â Di awal tampak semua bagus dan tidak ada bedanya, tapi lalang dan gandung akan terus tumbuh menjadi besar dan akan semakin kelihatan.
Ambisi untuk kaya, dihormati, dan populer sangat jahat dan membutakan sehingga mereka menjadi orang-orang yang tidak perduli orang lain, bahkan sampai titik tertentu tidak perduli Tuhan lagi. Â Masih kurang jahatkan virus hidup sukses kalau sudah sampai level melupakan Tuhan?
Pendekar Solo
Serial Pemikiran : Hidup Benar Lebih Baik Daripada Hidup Sukses
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H