Judul artikel ini sekaligus adalah pertanyaan terbanyak yang saya dapatkan dalam menggerakan filosofi hidup benar. Memang bukan hal yang mudah merubah pola pikir. Â Bahkan perubahan pola pikir dalam bahasa Yunani sinonim dengan istilah pertobatan (metanoia). Kata yang sama yang digunakan dalam keagamaan.
Kata sukses dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) online berarti berhasil. MW(Merriam Webster,) kamus utama yang di pakai di US lebih jelas mengartikan sukses adalah the fact of getting or achieving wealth, respect, or fame.
Arti leksikal dari MW inilah yang saya maksud dalam mengartikan sukses. Â Kekayaan (wealth), hormat (respect), dan kepopuleran (fame) adalah variabel-variabel hidup sukses yang dicari manusia sejak awal peradaban. Â Peperangan antar kerajaan di masa lalu memperlihatkan bahwa semua kerajaan mencari pengaruh untuk mendapatkan wealth, respect, dan fame itu.
Lalu apa salahnya dengan hidup sukses?
Karena keinginan untuk kaya, dihormati, dan populer maka manusia sudah jatuh kedalam banyak percobaan hidup. Dewa uang kuno yang disebut MAMON adalah kekuatan yang dikatakan "setara" dengan Tuhan sendiri. Tuhan atau Mamon adalah pilihan jalan manusia yang sudah terjadi sejak peradaban manusia hadir.
Melihat panjangnya sejarah kelam "hidup sukses", mengapa di jaman modern ini kesuksesan masih menjadi magnet yang sangat kuat yang mampu memotivasi manusia untuk mengerjakan sesuatu.
Salesman bekerja keras karena mau mendapatkan target sales yang tinggi supaya dapat bonus-bonus yang menggiurkan.Akuntan bekerja siang dan malam supaya menjadi akuntan nomer #1 yang dihormai dan populer pada akhirnya mendapatkan wealth yang didambakan.
Di Indonesia orang-orang berlomba untuk menjadi anggota DPR/DPRD karena dihormati, populer dan jelas keuangan yang menggiurkan.
Daftar diatas bisa terus dilanjutkan tanpa batas. Â Bahkan sejak masih di SD pun, anak-anak kita sudah di khamiri keinginan untuk sukses ini supaya "jadi nomer #1". Â Atau para penulis artikel yang terobsesi artikelnya untuk di jadikan Headline (HL), Trending Article (TA), atau yang lain.
Manipulasi hidup sukses membuat sulit untuk melihat "mana yang salah" dari semua yang sudah dikemukakan. Tapi kalau kita mau mundur setapak ke belakang, dan mencoba memikir ulang apa arti kehidupan ini, maka kita akan mampu mendapatkan pencerahan betapa jahatnya filosofi hidup sukses itu.
Kekayaan, hormat, dan kepopuleran bukanlah barang "haram" dalam konteks hidup benar. Â Tetapi bukan yang di cari. Â Yang di cari dalam hidup benar adalah hidup dalam nilai-nilai kebenaran. Â Kesuksesan adalah by product alias produk sampingan, bukan tujuan kehidupan.
Ketika seorang salesman bekerja hidup benar, tidak perlu "diimingi-imingi" bonus dia sudah bekerja keras, bahkan melebihi yang lain, karena dia hidup dengan ucapan syukur bahwa pekerjaan itu rakhmat dan karunia Tuhan. Demikian juga, akuntan, anggota DPR, murid SD, ataaupun seorang penulis, ketika filosofi hidup benar yang dianut maka justru hasil karya yang dihasilkan adalah langgeng. Â Lebih tepatnya BERMAKNA.
***
Tujuan yang besar akan membawa kepada hasil yang besar, tujuan yang benar akan membawa kepada hasil yang benar. Â Daripada memotivasi anak, atau karyawan untuk sukses, menginspirasi mereka untuk hidup benar jauh lebih powerful. Bukan hanya kita mendapatkan anak atau karyawan yang sukses, tapi kita akan mendapatkan manusia-manusia unggul yang bermoral, beretika, dan selalu menjadi tim kerja yang loyal.
Sebaliknya, ketika motivasi sukses diinjeksi terus, maka anak atau karyawan akan semakin menjadi manusia berambisi. Â Di awal tampak semua bagus dan tidak ada bedanya, tapi lalang dan gandung akan terus tumbuh menjadi besar dan akan semakin kelihatan.
Ambisi untuk kaya, dihormati, dan populer sangat jahat dan membutakan sehingga mereka menjadi orang-orang yang tidak perduli orang lain, bahkan sampai titik tertentu tidak perduli Tuhan lagi. Â Masih kurang jahatkan virus hidup sukses kalau sudah sampai level melupakan Tuhan?
Pendekar Solo
Serial Pemikiran : Hidup Benar Lebih Baik Daripada Hidup Sukses
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H