Mohon tunggu...
Hanny Setiawan
Hanny Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Indonesia Baru

Twitter: @hannysetiawan Gerakan #hidupbenar, SMI (Sekolah Musik Indonesia) http://www.hannysetiawan.com Think Right. Speak Right. Act Right.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Jokowi Terlalu Lembek, Ahok Terlalu Kaku?

27 Februari 2015   19:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:24 1376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_353182" align="aligncenter" width="416" caption="twitter.com/renesuhardono"][/caption]

Keinginan Jokowi intervensi hukum masih belum bisa dilepaskan masyarakat. Perbedaan pendapat soal ini pun masih berlangsung.  Saya di pihak "biarkan hukum yang berjalan". Tradisi dan budaya hukum yang baik adalah saat hukum menjadi supremasi tertinggi dan tidak terintervensi siapapun.

Polri memanipulasi hukum. Pernyataan ini harus dibuktikan secara hukum, apabila tidak hanya rumor murahan. Demikian juga pernyataan para tersangka yang terkena Sarpin Effect mengatakan KPK ngawur dalam menentukan status mereka.  Mereka harus membuktikan secara hukum juga.

Bagaimana kalau hukum berpihak kepada para tersangka? Saya tetap percaya tidak semua hakim adalah Sarpin! Tidak semua hakim bisa dibeli.  Tugas kita, terutama yang ahli hukum, mengawal semua pengadilan dan melaporkan ke masyrakat ketimpangan-ketimpangan dalam pengadilan tersebut.

SBY pernah intervensi dengan SP3, apakah hasilnya lebih baik?  Tidak juga. Setiap kali intervensi, harus ada KOMPROMI.  Mendorong Jokowi intervensi sama dengan mendorong Jokowi kompromi.  Sayang hal sederhana tidak terpikirkan para relawan aktifis yang "baik hati", tapi tidak cukup tajam melihat realitas.

***

Di lain pihak, partner sebenarnya Jokowi yaitu Ahok sedang "berjihad" melawan DPRD DKI. Masyarakat umum yang sudah muak dengan polah legislatif segera mendukung Ahok yang militan. Tapi politisi-politisi negarawan menjadi was-was kalau Ahok tumbang sebelum waktunya.

Keberanian Ahok bersumber dari back-up Jokowi. Seperti yang sering dikatakan Ahok, "Saya backingnya presiden".  Jadi peperangan Ahok sebenarnya adalah peperangan Jokowi juga. Bahkan menurut saya, Ahok adalah taruhan terbesar Jokowi. Ahok berhasil dengan sendirinya Jokowi berhasil membuktikan janjinya.

Terlihat disini Jokowi "tidak intervensi" juga. Dia biarkan Ahok dan DPRD bertarung. Seharusnya yang intervensi adalah KPK, Polri, dan Kejagung. Ahok jelas sudah siap pasang badan.  Indikasi awal manipulasi sudah ada. Masalahnya tindakan korupsinya belum terjadi, baru usaha korupsi yang terbongkar. Bukankah ini bisa diexplore lebih oleh para penegak hukum untuk pencegahan korupsi? Mengapa tidak ada suara?

***

Jurus Jokowi bagaikan jurus Tai Chi yaitu menggunakan kekuatan lawan untuk menyerang. Jurus Ahok bagaikan jurus Shaolin yang menyerang dengan kekuatan. Keduanya jurus yang hebat di tempat yang tepat. Biarkan Jokowi ditempat yang "tidak tersentuh" dan Ahok membabat habis siluman-siluman yang tidak tahu malu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun