Jelmaan wajah darimu, menghadirkan serangkaian kenang haru, dalam keteduhan yang tersirat dari matamu, kau menipuku..!, pada hati yang sekian lama terkunci belenggu.
Mimpiku berawal dari kehadiran sosokmu, yang menyapa kunang-kunang mataku, seakan menerangkan wajah malam yang sekian tahun meradang lengang.
pendar cahaya, melingkarkan biasnya tanpa sadar, bahwa hari terjebak gelap, siang tak lagi benderang, yang ada hanyalah rembulan sabit yang sebentar akan hilang.
Perlahan jendela malam terkuak, dalam peraduan yang sunyi aku terhenyak, menyibak setirai kehidupan yang ternyata, hanya sendiri.
Mimpi telah mempengaruhiku, dalam hasutan keindahan yang ternyata semu, ketika terbangun pandangan terantuk di dinding gulita.
Mimpi berawal ketika akhir, membawaku kedalam awan-awan berabu, bintang pun tak ada disana, hanyalah sekumpulan mega-mega yang menutup lekat.
KETIKA AKU TAHU#
HANYA...kamu
Dalam gemuruhnya luapan sungai hati, hanya namamu yang terpatri, lewati aliran-aliran denyut nadi, kau dalam sendi-sendi mengukiri wajah berseri, menghadirkan debar jantung bertalu-talu.
Jalanan berliku tak menjadikan ku mabuk, dalam kelokan-kelokan terjal yang meliuk-liuk, kau tetaplah satu dalam benakku.
Hanya kamu..!
Itulah yang selalu terucap dalam hatiku, tak pernah ada seseorang yang bisa menggantikanmu, walau bibir berucap lain dihati, aku masih tetap menunggumu
Januari tahun itu memang telah berlalu, namun januari tahun depan akan segera datang,