Jakarta, aku kembali.., dengan harapan yang tinggi, melampaui tingginya langit, namun mengapa?
Setelah kakiku berpijak disini, kau pun pergi.., membawa separuh hati dari cinta mati.
Jawaban apa ini?!
Atas semua janji-janji yang kau beri, aku terperosok dikali duri yang kakiku terjerembab pada batu-batu tajam.
Nisan menjadi penantiannya.
Angin, inikah jawabanya?!..
Rindu yang tersampaikan hanyalah menikam dingin.
TAHUN TELAH BERLALU#
JEJAK..sebuah almanak meninggalkan bekas retak, dalam tanggal-tanggal tahunan mengoyak
Jauh hari telah melewati, bukit-bukit tinggi telah terlintasi, dikala hantaran awan menukik membelahnya dalam lautan kabut, asap tipis mengelabuinya, pandangan dalam rebahan sehampar kapas putih.
Jejak-jejak bertelapak dalam sepiring hati bercorak bercak, gelas pun menjadi pendampingnya dalam retakan cerat kosong cerat kosong tanpa isi, meja bertaplak keropos pun menjadi alasnya dalam balutan sekain robek.
Kursi penantian menungguku, sebuah kayu tua menjadi alasnya yang lapuk.
Kalender bertanya, "apakah tanggal hari masih menuntunku dikala ini?!.
Lalu kujawab, "masihkah minggu-minggu bertanggal bulan menanti"?!..
Tahun pun berucap tak pasti, inilah jejak hari yang tak pernah diketahui, bagaimana akhirnya, hanyalah teka-teki.
KETIKA MIMPI TERJAGA#
MIMPI...berawal ketika akhir