Mohon tunggu...
Hanna Fadilah
Hanna Fadilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - enjoy your life

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menumbuhkan Jiwa Wirausaha, KKN MIT DR ke 13 Posko 20 Menciptakan Produk Baru Selai Alpukat di Desa Jetis

3 Maret 2022   00:18 Diperbarui: 3 Maret 2022   00:23 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) MIT DR Ke-13 UIN Walisongo Semarang adakan pelatihan pembuatan selai alpukat di desa Jetis, Ngasem, Bandungan, hari Jum'at (18/02/2022). 

Pelatihan dilakukan karena desa tersebut memiliki potensi buah alpukat yang bisa dimanfaatkan dan diolah kembali menjadi produk yang bernilai jual dan bisa menjadi peluang usaha bagi masyarakat sekitar.

Buah avocado atau yang biasa sering kita sebut buah alpukat merupakan buah yang memiliki banyak manfaat. Kandungan lemak jenuh tunggal atau monounsaturated fat acids,memiliki banyak khasiat yang baik untuk tubuh. 

Buah cocok sekali untuk diet, karena kandungan vitamin yang ada didalam buah ini juga sangat banyak. Buah Alpukat dapat dimakan langsung atau diolah dengan berbagai jenis hidangan. Salah satu inovasi KKN MIT DR Ke-13 posko 20 adalah dengan mengolah buah alpukat menjadi selai alpukat.

Rasa selai alpukat sangat khas, memiliki cita rasa legit dan manis yang menambah kelezatan selai alpukat ini. Aisyah Ilham Fatihah selaku anggota kewirausahaan mengungkapkan selai alpukat menghasilkan rasa yang pahit di akhir saat dimakan. hal ini disebabkan karena memang buah alpukat akan menghasilkan teksur yang pahit saat di uap. 

Proses pembuatan selai alpukat kan direbus sehingga inilah yang mengakibatkan teksturnya menjadi pahit. oleh karena itu saat pembuatan, agar rasanya tidak terlalu pahit, maka pada percobaan ke-5 mengurangi jangka waktu perebusan agar tidak terlalu lama.

"Untuk kendala yang dialami salah satunya pada rasa yang awal-awal itu kurang pas, kami melakukan percobaan selai alpukat hingga lima kali dan baru mendapatkan rasa yang pas" ungkap Aisyah.

Aisyah Menambahkan adapun bahan-bahan yang digunakan untuk membuat selai alpukat yaitu seperti buah alpukat, gula, susu kental manis, tepung maizena, garam, dan mentega.

"Selai alpukattanpa pengawet dan bahan yang dibutuhkan sangat sederhana sehingga diharapkan semua org bisa membuatnya sendiri dirumah yaitu dengan bahan2 seperti buah alpukat, gula, susu kental manis, tepung maizena, garam, dan mentega", kata Aisyah.

Cahya Ningsih selaku Kadus Desa Jetis mengatakan selai alpukat ini lumayan berhasil namun harus dikembangkan lagi agar rasa pahitnya hilang.

"Selai alpukat ini cukup enak, untuk produksi baru baru ini saya rasa cukup sukses pembuatannya. Tetapi pr yg harus ada kerjakan adalah bagaimana cara menghilangkan rasa pahit yg tidak begitu terasa itu" kata Cahya.

Penggo Andika selaku ketua KKN Posko 20 berharap dengan adanya pelatihan pembuatan selai alpukat dapat dijadikan peluang bisnis untuk masyarakat setempat, dan juga menjadi tambahan ilmu sehingga masyarakat bukan hanya memjual buah alpukat saja, namun juga dapat diolah menjadi olahan yang menarik salah satunya seperti selai yang dibuat oleh anak-anak KKN Posko 20, selain itu selai alpukat juga bisa memjadi peluang bisnis baru didesa Jetis.

 "Diadakannya pelatihan selai alpukat ini saya berharap dapat menjadi peluang usaha untuk masyarakat sekitar khususnya masyarakat desa Jetis, untuk menambah ilmu dan juga membuka peluang usaha baru". Ungkap Penggo.

Tujuan dari sosialisasi selai alpukat menurut Zuni Lestari selaku Koordinator devisi Kewirausahaan Hal ini dikarenakan mayoritas masyarakatnya memiliki pohon alpukat di halaman rumahnya. oleh karena itu sebagai gagasan baru kami dari kelompok 20 memperkenalkan kepada masyarakat bahwa buah alpukat ini tidak hanya bisa dijual dalam bentuk buah saja, tetapi bisa juga di olah menjadi selai alpukat yang bisa dijual dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

"Mayoritas masyarakat memiliki pohon alpukat dihalaman rumahnya dengan adanya sosialisasi selai alpukah masyarakat bisa menjual alpukah bukan hanya buah saja, namun juga dapat diolah menjadi produk baru salah satunya selai alpukat'', ungkap Tari.

Tari menambahkan mengungkapkan dengan mengolah buah alpukat menjadi selai dapat meminimalisir alpukat yang dibuang sia-sia karena tidak memenuhi standar, seperti halnya buah alpukat yang tergores.

"Selain menumbuhkan jiwa kewirausahawan, kreatifitas dan peluang bisnis, tujuan kami membuat selai alpukat ini untuk meminimalisir buah alpukat yang terbuang sia-sia. Contohnya seperti buah alpukat yang tergores atau penyok sedikit itu biasanya dibuang,padahal masih bagus dan layak konsumsi, daripada dibuang maka dari itu kami memanfaatnya untuk membuat selai". Ungkapnya.

Terakhir kelompok KKN MIT DR Ke-13 kelompok 20 berharap desa Jetis mampu menjadi desa yang semakin makmur, semakin maju dan sejahtera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun