Mohon tunggu...
Hanna Aulia Sudzada
Hanna Aulia Sudzada Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - 12 MIPA 4

Semangat

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tak Terhingga

25 Februari 2022   10:55 Diperbarui: 25 Februari 2022   10:59 1094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nana, Elsa, Rafsa, Neya, Monic dan Ilham pun beranjak dari bangkunya dan berjalan kedepan untuk mengumpulkan tugas di meja guru. Ternyata diantara semua siswa yang belum mengerjakan tugas hanya Ara saja. Karena melihat semua sudah mengumpulkan tugas Ara cemas bukan kepalang karena diburu waktu yang pada akhirnya dia meluapkan kekesalan pada sahabatnya.
"Hahhh! Kalian semua pada udah? Kok gak ada yang ngasih tau aku sih? Ucap Ara
"Udah donggg" Ucap Neya sambil mengacungkan jempol nya
"Lah kok aku gak dikasih tau sih? Harusnya kalian sebagai teman tuh ngasih tau, seandainya aku udah, apa ruginya kalo kalian ngasih tau?" Ucap Ara kesal
"Apaan sih gitu aja lebay, aku udah kasih tau kok, mungkin kamu nya aja ra yang lupa, aku udah kirim catatannya ke kamu juga" Ucap Monic
"Berisik, tinggal kamu kerjain ra. Mumpung belum disetorin, jangan ribet" Kesal Elsa karena sedari tadi dia sudah lapar
"Lagian kan kemarin pulang cepet, kamu kemana aja? Kok gak ngerjain sih?" Tanya Nana
"Aku kumpul OSIS ada rapat buat nanti lengser, jadinya ya pulang sore, ya mana sempat ngerjain tugas sama ngecheck ponsel, sampai rumah langsung tidur" Ucap Ara
"Tapi, kamu seharusnya bisa bagi waktu Araaaa" Ucap ilham gemas karena tingkah laku Ara
"Kok kalian pada gini sih? Aku juga mana pernah perhitungan sama kalian. Kalian kalo butuh  aku, aku maju paling depan. Tapi kok pas aku butuh kalian pada gini sih?" Kesal Ara
"Lah Ara? Monic kan udah bilang kalo tugasnya udah dikirimin, kok kamu sewot sih?" Ucap Rafsa kesal
 
Karena kesal tidak ada yang mengerti dirinya Ara pun mengambil tas nya, lalu berpindah ke barisan paling belakang bersama para laki-laki yang merupakan teman kumpulnya Ilham. Nana, Elsa, Rafsa, Neya, Monic mentap heran dengan sikap Ara.
"Kamu kenapa ra? Kok nimbrung kesini? Biasanya juga sama Nana dkk" Tanya Gara
"Aku belum ngerjain tugas, dan mereka gak kasih tau aku. Ya aku kesal lah" Tutur Ara dengan nada kesal
"Kamu udah coba dengerin dulu gak apa alasan me...." Ucap Gara
"Belum, udahlah aku males, jangan bahas mereka, aku kesini kan buat nenangin diri"  Ucap Ara memotong pembicaraan Gara
"Terus kamu kesini cuma mau diem aja gitu? Gak akan ngerjain tugas? Mumpung masih belum bel beres istirahat" Tanya Syafiq
"Aku malu buat nyontek langsung" jawab Ara
"Hahaha, terus kenapa tadi kamu marah? Sedangkan kamu dikasih contekan aja gamau, karena malu" Ucap syafiq sambil tertawa
"Harusnya kamu ngerjain aja, gak apa-apa, kamu gak malu? Kamu ini anggota OSIS kasih contoh dong sama temennya" Ucap Gara menasehati

Dengan keadaan masih kesal, Ara pun mencoba untuk mengerjakannya.
Bel masuk kelas pun berbunyi, pertanda bahwa istirahat telah selesai, dan tugas harus di setorkan kepada Pak Wawan, ketua kelas pun segera mengambil buku di meja guru untuk disetorkan.

"Udah pada selesai semua?" Tanya Mulki
"Bentar dong, kamu ga liat aku masih nulis!?" Jawab  Ara sewot
"Cepet dong, aku hitung nih sampai tiga, satu....,dua...,tiga..... Udah ra sini kumpulin atau aku tinggal nih" Ucap Mulki sambil cengengesan
"Bentarrrrrrrr" Teriak Ara

Semua mata dikelas pun tertuju pada Ara, sambil menyemangatinya. Setelah selesai Ara pun berlari kearah Mulki yang sedang bersender di pintu kelas untuk mengumpulkan bukunya.
Nana yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Ara pun beranjak untuk menghampirinya, dan mulai mengajak Ara berbicara.

"Ra, coba deh dengerin penjelasan aku dulu. Sekali aja mungkin kamu salah paham" Ucap Nana
Ara masih terdiam seraya memainkan ponsel nya yang ia genggam
"Gini deh, kamu coba buka ponsel kamu terus liat pesan dari Monic, dia kasih kamu catatan matematika kan?" Jelas Nana
Ara melihat pesan dari Monic, dan ternyata benar teman-temannya telah memberitahu ara tentang tugasnya.
"Kamu udah liat kan pesan dari Monic? Selebihnya kalo kita ada salah, kita minta maaf" Ucap Nana
"Seharusnya aku yang minta maaf, udah salah paham sama kalian, maafin aku ya?" Ucap Ara dengan nada penyesalan
"Iya aku sama temen-temen pasti maafin kamu, jadi perkara tugas matematika ini selesai kan?" Ucap Nana
"Iya selesai, kita kan sahabat mana mungkin marahan lama-lama" Ucap Ara cengengesan
 

BAB III
UJIAN SEKOLAH


Dua bulan berlalu semenjak kejadian Ara ngambek karena matematika. Hari ini, hari terakhir ujian sekolah SMA PELITA, hari yang ditunggu-tunggu bagi kelas XII karena setelah ujian mereka akan terbebas dari hal yang berbau pelajaran. Namun tidak dengan Nana dan para sahabatnya, bagaimana tidak? Meskipun ini hari terakhir, tetapi mata pelajaran yang diujiankan sangat menguras otak, terutama fisika. Seperti saat ini Nana dan sahabatnya sedang menunduk untuk menghafal rumus-rumus fisika yang sedari tadi tidak masuk ke otaknya.
"Daritadi otakku gak bisa cerna rumus-rumus ini" Ucap Nana sambil menghela nafas
"Aku juga gak bisa" Ucap Neya
"Udah mending kita diem aja sambil nunggu pengawas masuk, masalah rumus, kita kerjain aja sebisa kita ya? Kalo gak bisa yasudah hitung kancing aja" Ucap ilham sambil mengacungkan jempolnya
"Gak gitu juga kali hammm, yang ada nilai kita turun nanti di rapot"Ucap Monic
"Ya iya sih, yaudah lah aku pasrah aja" Ucap ilham

Kringggg "Semua siswa diharapkan masuk ke ruangan ujiannya masing-masing, ujian akan segera dimulai" Ucap guru piket SMA PELITA

Semua siswa pun mulai menduduki bangkunya masing-masing, dan menunggu pengawas membagikan lembar soal.
Mata Nana terbelak melihat soal fisika yang sangat rumit.
"Soal apa ini? Perasaan gak ada deh materi kayak gini" Ucap Nana dalam hati

Empat puluh menit berlalu, Nana yang sudah capek dengan soalnya mulai menunduk dan memejamkan matanya seraya menunggu bel untuk pulang, murid lain pun sama hal nya dengan Nana, ada yang mulai mencoret-corek kertas, memainkan pulpen dan banyak lagi.
Bel pun bebunyi pertanda ujian telah selesai, semua siswa XII MIPA pun mulai mengumpulkan lembar soal kepada pengawas hingga suara Mulki yang menyita perhatiaan siswa XII MIPA.

"Teman-teman! Kalian jangan dulu pada pulang ya, soalnya bakalan ada rapat kelas buat nanti perpisahan, sebentar doang kok" Ucap Mulki
Semua siswa kelas XII MIPA pun duduk dibangkunya masing-masing lagi
"Jadi gini, pas perpisahan nanti, setiap kelas itu harus ada perwakilannya, dan terserah bagiamana kesepakatan kalian, kalian boleh nyanyi, baca puisi atau apa bebas terserah kalian deh" Ucap Mulki
"Wah kalo nyanyi gini mending jadi urusan Ara, ara kan bagus tuh suaranya" Saran Nana
"Eh enggak, Nana lebih bagus suaranya daripada aku" Ucap Ara
"Yasudah gini deh, buat perwakilan kelas kita, Nana, Ara , Neya, Rafsa, Elsa, Monic sama ilham. Ilham kan bisa main gitar tuh, dan suara kalian emang pada bagus juga, gimana setuju gak?" Saran Syafiq
"Setujuuu" Ucap siswa kelas XII MIPA serentak

BAB IV
LATIHAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun