Mohon tunggu...
Hanna Aulia Sudzada
Hanna Aulia Sudzada Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - 12 MIPA 4

Semangat

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tak Terhingga

25 Februari 2022   10:55 Diperbarui: 25 Februari 2022   10:59 1094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pin.it/6QrzHOl

BAB I
TERLAMBAT


Seorang gadis cantik, berbulu mata lentik masih tetidur pulas dikasur bergambar kucing miliknya, jam sudah menunjukkan pukul 06.55, namun ia tak kunjung bangun.
Zefana Putri Hutomo namanya, seorang gadis kelas XII yang memiliki cita-cita masuk Perguruan Tinggi Negeri favorit di Bandung, tetapi kerjaannya hanya menonton drakor, dan berhalu untuk menjadi istri idolanya, Na Jaemin. Meskipun kerjaannya hanya seperti itu, tapi sedari SD ia sering mendapatkan peringkat 1 dikelasnya, karena memang sedari  kecilnya ia sudah pintar, terbukti ada beragam piala yang berjejer dilemari kacanya dan banyak sertifikat yang tertempel menghiasi dinding kamarnya. Ia merupakan putri satu-satunya dari Ayah Ardi Hutomo dan Ibu Vania. Ia tinggal bersama ibunya berdua, sang Ayah yang jarang ada dirumah, karena sering  keluar kota.
 Hingga suara gedoran pintu yang membuatnya terbangun dari tidur cantiknnya.  
"Dug dug dug" Suara gedoran pintu
"Nana cepat bangun! Ini sudah pukul 06:55, apa kamu tidak akan pergi sekolah?" Teriak ibu
"Apa sih bu? Nana masih ngantuk" Jawab nana sambil melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 06:55, matanya terbelak sambil teriak "IBUUUUU!! Nana terlambatttttt" Teriak nana sambil berlari kearah kamar mandi .

Sudah sekitar lima belas menit gadis berambut sebahu berwana cokelat pirang itu mengemasi barang-barang kebutuhan sekolahnya, dimulai dari buku, pulpen, ponsel, topi, dasi hingga laptop dengan beragam sticker yang menghiasi, ia masukkan kedalam tas ransel hitam miliknya.
Cepat. Itu yang harus Nana lakukan. Bagaimana tidak? Hari ini hari senin, hari dimana semua orang harus melaksanakan aktifitas seperti biasanya, setelah bermalas-malasan pada hari minggu.Nana terlambat bangun karena semalam  menonton drama korea sampai larut , dan ditambah keran air panas yang tidak mau berfungsi, terpaksa ia mandi menggunakan air dingin.  Masa bodoh dengan muka nya yang sedikit kucel karena tidak menggunakan polesan apapun, yang penting aku masih cantik, pikirnya.
Setelah semuanya selesai, Nana bergegas menyampirkan tas ransel di kedua bahu mungilnya. Sedikit berlari menuruni tangga, mungkin jika Nana tidak berhati-hati kepalanya bisa bocor karena terpeleset.
"Zefana, sarapan dulu ibu sudah memasak nasi goreng  kesukaanmu" Teriak ibu vania yang mengelegar seantero rumah
"Engga bu , Nana terlambat gak ada waktu buat sarapan" Jawab Nana sambil memakai sepatu
"Yasudah untuk bekal saja, yang penting perutmu terisi, hati-hati dijalan anak ibu" Ucap ibu sambil memberikan kotak makan kepada Nana
"Terimakasih bu, Nana berangkat Assalamualaikum" Ucap nana sambil berlari keluar rumah
"Waalaikumssalam" Jawab ibu

Untung saja jarak rumah Nana tidak terlalu jauh dengan jalananan kota jadi ia bisa cukup berlari sekitar lima menit saja untuk sampai kesana. Setelah sampai di depan jalan. Tangan mungilnya menjulur kedepan, mengisyaratkan angkot berwarna abu itu untuk berhenti. Ia masuk kedalam angkot yang ternyata sudah penuh oleh penumpang lainnya, ia duduk dibarisan kursi paling belakang. Dan sialnya ia duduk berhadapan dengan seorang laki-laki berpakaian lusuh dan mata yang merah dan seperti memperhatikannya.
Sadar akan seperti ada yang memperhatikannya, Nana menoleh dengan wajah masam lalu berkata.
"Ngapain sih liat-liat? Risih tau gak?" Tanya Nana ketus
Dahi laki-laki itu pun mengkerut, dan mengalihkan pandangannya. Setelah itu,  laki-laki itu pun mengetuk tiga kali atap angkot, laki-laki itu pun berkata.
"Kiri depan mang!"
Supir memberhentikan kendarannya, lalu laki-laki itu pun beranjak dari hadapan Nana menuju keluar.
"Apaan sih ga jelas banget" gumam Nana dalam hati

Supir pun kembali menjalankan kendaraannya. Sepuluh menit berlalu Nana pun sampai di depan komplek sekolahnya. Ia bergegas turun dan tak lupa meberikan selembar uang berwarna cokelat  kepada supir angkot. Nana pun berlari dengan cepat, ternyata gerbang sekolah telah ditutup. Nana melihat ada sekumpulan murid perempuan yang sedang beradu mulut dengan satpam sekolah. Ternyata sekumpulan itu adalah sahabat Nana sewaktu masih kelas IX SMP yang sering disebut dengan sebutan Sobat'Q, yang sampai sekarang masih satu sekolah bahkan tiga tahun berturut-turut mereka satu kelas. Mereka adalah Elsa, Rafsa, Ara, Neya, Monic, dan Ilham. Nana pun menghampiri sahabat-sahabat nya.
"Ko kalian pada diluar sih? Ga pada masuk? Atau lagi nyogok pak satpam buat bolos?" Tanya Nana becanda
"Kita semua telat Na, enak aja nyogok pak satpam, ini kita lagi rayu pak satpam supaya bisa masuk" Jawab Ara
Nana pun melihat arloji yang terpasang di tangannya, ternyata benar waktu menunjukkan pukul 07:45, yang artinya Nana dan sahabat-sahabtnya telat lima belas menit masuk sekolah. Nana pun mencoba memutar otaknya untuk mencari cara bagaimana bisa masuk ke sekolah, dan mulai merayu Pak satpam.  
"Kali aja di rayu, pak satpam bisa luluh" Ucap Nana dalam hati
"Pa bolehin kita masuk dong paak, bapak kan baik hati dan tidak sombong" Ucap Nana sambil mengedipkan sebelah matanya
"Gabisa neng, kalian ini udah telat lima belas menit, liat tuh siswa lain mah udah pada baris buat upacara" Jawab pak satpam dengan logat sunda nya
"Ayolah paaakk, bolehin kita masuk kali ini aja" Ucap Neya sambil memohon
"Iya pak sekali ini aja bolehin kita masuk, lagian kita baru kali ini terlambatnya, Iya kan temen-temen?" Ucap Ara
"Gabisa neng, kalian udah telat. Ini bukannya waktu masuk sekolah, lagian kalian ini apa ga liat jam? kan sekolah tuh masuk jam 07:30, ini jam segini baru nyampe di sekolah, Aneh." Ucap Pak satpam
"Sekali ini deh pak bolehin kita masuk, kita janji deh ga telat-telat lagi, lagian tadi jalanan macet juga itu faktor utama kita terlambat, jadi pak kita boleh masuk kan?" Ucap Elsa tenang
"Euhhh yasudah deh kalian boleh masuk, asalkan kalian janji gak terlambat lagi" Ucap Pak satpam seraya membukakan gerbang sekolah
"Wahh terimakasih pak" Ucap mereka serempak

Nana dan yang lainnya pun jalan mengendap-endap lewat lobby sekolah, tapi siapa sangka Bu Rika selaku guru killer SMA PELITA sedang berkeliling sekolah untuk mencari anak murid yang tidak mengikuti upacara.
"Heiii kalian, kenapa tidak mengikuti upacara?" Teriak bu Rika seraya menghampiri Nana dan teman-temannya
"Anu bu, kita terlambat" Ucap Rafsa sambil senyum tak berdosa
"Iya bu, soalnya tadi jalanan macet total bu, jadi kita terlambat deh bu" Ucap Monic
"Terlambat-terlambat, alasan sekali kalian ini, liat teman-teman kalian mereka tidak terlambat tuh, sekarang cepat baris di belakang barisan kalian, ibu itung sampai 5" Ucap Bu Rika
"1....2....3....4.....5....." Ucap Bu Rika
"Iya buu sebentar" Ucap mereka sambil berlari menuju lapangan
Mereka pun menikmati upacara pagi ini dengan tenang, hingga upacara selesai, semua siswa SMA PELITA  pun bergegas memasuki ruang kelasnya.
Nana dan teman-temannya pun beriringan masuk ke kelas XII IPA, mereka mulai duduk di bangkunya masing-masing.
Sudah dua puluh menit berlalu tapi guru matematika tak kunjung datang, hingga suara Mulki ketua murid XII IPA yang mengeleggar memberitahu bahwa guru matematika sedang rapat ujian sekolah dan kelulusan untuk kelas XII, jadi mereka dibebaskan dan hanya diberikan tugas yang dikumpulkan esok hari.

BAB II
PERKARA TUGAS MATEMATIKA, ARA NGAMBEK


Hari selasa, hari favorite Nana karena semua pelajaran dihari selasa itu pelajaran yang Nana suka. Setelah sampai dikelas Nana pun langsung duduk dibangku nya, ternyata sahabat-sahabat Nana sudah datang dan duduk manis di bangku  sambil mengobrol.

Kringgg "semua siswa/siswi SMA PELITA diharapkan memasuki kelasnya masing-masing, karena pelajaran pertama akan segera dimulai." Ucap guru piket SMA PELITA

Pak Wawan sudah masuk kelas dan mata pelajaran Matematika pun dimulai, pak Wawan mulai menjelaskan materi tentang trigonometri. Semua murid memperhatikan dengan seksama.
"Sampai sini, kalian paham? Ada yang ingin ditanyakan tidak?" Tanya Pak Wawan
"Siap tidak Pak!" Ucap siswa serentak
"Baik kalo seperti itu, tugas yang kemarin bapak berikan kumpulkan di ruang guru ya seusai istirahat, materi ini sampai sini saja, terimakasih. Assalamualaikum Wr.Wb" Ucap Pak Wawan seraya keluar kelas XII IPA.

Nana, Elsa, Rafsa, Neya, Monic dan Ilham pun beranjak dari bangkunya dan berjalan kedepan untuk mengumpulkan tugas di meja guru. Ternyata diantara semua siswa yang belum mengerjakan tugas hanya Ara saja. Karena melihat semua sudah mengumpulkan tugas Ara cemas bukan kepalang karena diburu waktu yang pada akhirnya dia meluapkan kekesalan pada sahabatnya.
"Hahhh! Kalian semua pada udah? Kok gak ada yang ngasih tau aku sih? Ucap Ara
"Udah donggg" Ucap Neya sambil mengacungkan jempol nya
"Lah kok aku gak dikasih tau sih? Harusnya kalian sebagai teman tuh ngasih tau, seandainya aku udah, apa ruginya kalo kalian ngasih tau?" Ucap Ara kesal
"Apaan sih gitu aja lebay, aku udah kasih tau kok, mungkin kamu nya aja ra yang lupa, aku udah kirim catatannya ke kamu juga" Ucap Monic
"Berisik, tinggal kamu kerjain ra. Mumpung belum disetorin, jangan ribet" Kesal Elsa karena sedari tadi dia sudah lapar
"Lagian kan kemarin pulang cepet, kamu kemana aja? Kok gak ngerjain sih?" Tanya Nana
"Aku kumpul OSIS ada rapat buat nanti lengser, jadinya ya pulang sore, ya mana sempat ngerjain tugas sama ngecheck ponsel, sampai rumah langsung tidur" Ucap Ara
"Tapi, kamu seharusnya bisa bagi waktu Araaaa" Ucap ilham gemas karena tingkah laku Ara
"Kok kalian pada gini sih? Aku juga mana pernah perhitungan sama kalian. Kalian kalo butuh  aku, aku maju paling depan. Tapi kok pas aku butuh kalian pada gini sih?" Kesal Ara
"Lah Ara? Monic kan udah bilang kalo tugasnya udah dikirimin, kok kamu sewot sih?" Ucap Rafsa kesal
 
Karena kesal tidak ada yang mengerti dirinya Ara pun mengambil tas nya, lalu berpindah ke barisan paling belakang bersama para laki-laki yang merupakan teman kumpulnya Ilham. Nana, Elsa, Rafsa, Neya, Monic mentap heran dengan sikap Ara.
"Kamu kenapa ra? Kok nimbrung kesini? Biasanya juga sama Nana dkk" Tanya Gara
"Aku belum ngerjain tugas, dan mereka gak kasih tau aku. Ya aku kesal lah" Tutur Ara dengan nada kesal
"Kamu udah coba dengerin dulu gak apa alasan me...." Ucap Gara
"Belum, udahlah aku males, jangan bahas mereka, aku kesini kan buat nenangin diri"  Ucap Ara memotong pembicaraan Gara
"Terus kamu kesini cuma mau diem aja gitu? Gak akan ngerjain tugas? Mumpung masih belum bel beres istirahat" Tanya Syafiq
"Aku malu buat nyontek langsung" jawab Ara
"Hahaha, terus kenapa tadi kamu marah? Sedangkan kamu dikasih contekan aja gamau, karena malu" Ucap syafiq sambil tertawa
"Harusnya kamu ngerjain aja, gak apa-apa, kamu gak malu? Kamu ini anggota OSIS kasih contoh dong sama temennya" Ucap Gara menasehati

Dengan keadaan masih kesal, Ara pun mencoba untuk mengerjakannya.
Bel masuk kelas pun berbunyi, pertanda bahwa istirahat telah selesai, dan tugas harus di setorkan kepada Pak Wawan, ketua kelas pun segera mengambil buku di meja guru untuk disetorkan.

"Udah pada selesai semua?" Tanya Mulki
"Bentar dong, kamu ga liat aku masih nulis!?" Jawab  Ara sewot
"Cepet dong, aku hitung nih sampai tiga, satu....,dua...,tiga..... Udah ra sini kumpulin atau aku tinggal nih" Ucap Mulki sambil cengengesan
"Bentarrrrrrrr" Teriak Ara

Semua mata dikelas pun tertuju pada Ara, sambil menyemangatinya. Setelah selesai Ara pun berlari kearah Mulki yang sedang bersender di pintu kelas untuk mengumpulkan bukunya.
Nana yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Ara pun beranjak untuk menghampirinya, dan mulai mengajak Ara berbicara.

"Ra, coba deh dengerin penjelasan aku dulu. Sekali aja mungkin kamu salah paham" Ucap Nana
Ara masih terdiam seraya memainkan ponsel nya yang ia genggam
"Gini deh, kamu coba buka ponsel kamu terus liat pesan dari Monic, dia kasih kamu catatan matematika kan?" Jelas Nana
Ara melihat pesan dari Monic, dan ternyata benar teman-temannya telah memberitahu ara tentang tugasnya.
"Kamu udah liat kan pesan dari Monic? Selebihnya kalo kita ada salah, kita minta maaf" Ucap Nana
"Seharusnya aku yang minta maaf, udah salah paham sama kalian, maafin aku ya?" Ucap Ara dengan nada penyesalan
"Iya aku sama temen-temen pasti maafin kamu, jadi perkara tugas matematika ini selesai kan?" Ucap Nana
"Iya selesai, kita kan sahabat mana mungkin marahan lama-lama" Ucap Ara cengengesan
 

BAB III
UJIAN SEKOLAH


Dua bulan berlalu semenjak kejadian Ara ngambek karena matematika. Hari ini, hari terakhir ujian sekolah SMA PELITA, hari yang ditunggu-tunggu bagi kelas XII karena setelah ujian mereka akan terbebas dari hal yang berbau pelajaran. Namun tidak dengan Nana dan para sahabatnya, bagaimana tidak? Meskipun ini hari terakhir, tetapi mata pelajaran yang diujiankan sangat menguras otak, terutama fisika. Seperti saat ini Nana dan sahabatnya sedang menunduk untuk menghafal rumus-rumus fisika yang sedari tadi tidak masuk ke otaknya.
"Daritadi otakku gak bisa cerna rumus-rumus ini" Ucap Nana sambil menghela nafas
"Aku juga gak bisa" Ucap Neya
"Udah mending kita diem aja sambil nunggu pengawas masuk, masalah rumus, kita kerjain aja sebisa kita ya? Kalo gak bisa yasudah hitung kancing aja" Ucap ilham sambil mengacungkan jempolnya
"Gak gitu juga kali hammm, yang ada nilai kita turun nanti di rapot"Ucap Monic
"Ya iya sih, yaudah lah aku pasrah aja" Ucap ilham

Kringggg "Semua siswa diharapkan masuk ke ruangan ujiannya masing-masing, ujian akan segera dimulai" Ucap guru piket SMA PELITA

Semua siswa pun mulai menduduki bangkunya masing-masing, dan menunggu pengawas membagikan lembar soal.
Mata Nana terbelak melihat soal fisika yang sangat rumit.
"Soal apa ini? Perasaan gak ada deh materi kayak gini" Ucap Nana dalam hati

Empat puluh menit berlalu, Nana yang sudah capek dengan soalnya mulai menunduk dan memejamkan matanya seraya menunggu bel untuk pulang, murid lain pun sama hal nya dengan Nana, ada yang mulai mencoret-corek kertas, memainkan pulpen dan banyak lagi.
Bel pun bebunyi pertanda ujian telah selesai, semua siswa XII MIPA pun mulai mengumpulkan lembar soal kepada pengawas hingga suara Mulki yang menyita perhatiaan siswa XII MIPA.

"Teman-teman! Kalian jangan dulu pada pulang ya, soalnya bakalan ada rapat kelas buat nanti perpisahan, sebentar doang kok" Ucap Mulki
Semua siswa kelas XII MIPA pun duduk dibangkunya masing-masing lagi
"Jadi gini, pas perpisahan nanti, setiap kelas itu harus ada perwakilannya, dan terserah bagiamana kesepakatan kalian, kalian boleh nyanyi, baca puisi atau apa bebas terserah kalian deh" Ucap Mulki
"Wah kalo nyanyi gini mending jadi urusan Ara, ara kan bagus tuh suaranya" Saran Nana
"Eh enggak, Nana lebih bagus suaranya daripada aku" Ucap Ara
"Yasudah gini deh, buat perwakilan kelas kita, Nana, Ara , Neya, Rafsa, Elsa, Monic sama ilham. Ilham kan bisa main gitar tuh, dan suara kalian emang pada bagus juga, gimana setuju gak?" Saran Syafiq
"Setujuuu" Ucap siswa kelas XII MIPA serentak

BAB IV
LATIHAN


Hari ini rencananya Nana dan para sahabatnya akan latihan nyanyi, meskipun Nana agak tidak yakin bakalan bener latihan sih, soalnya kalo kerja kelompok pun bukan bener-bener ngerjain tugas, yang ada malah ngobrol sampai gak inget waktu. Latihan kali ini dirumah Nana, nana sudah siap dengan pakaian santai nya yang hanya menggunakan kaos oblong hitam dan levis hitam. Ia sedang menunggu sahabatnya.
"Assalamualaikum Nana, kami datang" Ucap sahabat Nana rusuh
"Waalaikumssalam, sini masuk. Cuma telat tiga puluh menit doang kok" Ucap nana dengan senyuman terpaksa
"Hehehe maaf ya Na soalnya tadi si Rafsa lama" Ucap Ara menuduh Rafsa
"Lah kok aku? Bukannya tadi yang lama kamu ya? Make minta dijemput segala" jawab Rafsa dengan nada kesal
"Iya iya udah gak usah berantem ah kaya anak kecil aja" Ucap Nana melerai nya
"Jadi kita mau latihan gak nih?" Tanya Elsa serius
"Ya mau dong saa" Jawab Neya
Mereka pun mulai berlatih menyanyikan lagu yang akan ditampilkan nanti.

BAB V
AKHIR

Hari yang dinantikan oleh siswa SMA PELITA telah tiba, semua rapi dengan jas dan dress nya masing-masing. Hari ini pun, hari dimana Nana, Ara, Elsa, Rafsa, Neya, Monic dan Ilham tampil diatas panggung. Tiba saatnya bagi Nana dan sahabatnya menampilkan persembahan mereka.
Nana dan sahabatnya berjalan ke atas panggung, dan duduk diatas kursi kayu dengan microfon di depannya.

"Baik kita lanjut acaranya, sekarang kita persembahkan penampilan dari perwakilan kelas XII MIPA yaitu Zefana, Rara, Elsa, Neyaka, Monic dan Ilham!! Mana tepuk tangannya?" Ucap Pak Yudi, selaku pembawa acara

Semua bertepuk tangan dan XII MIPA berteriak menyemangati temannya yang berada di atas panggung
"Salam kenal semuanya, disini aku dan sahabatku akan menyanyikan lagu yang merupakan ciptaan kita sendiri yang terinspirasi dari lagu Bung Fiersa Besari, selamat menonton penampilan kita" Ucap Nana sambil tersenyum
Nana mengedarkan pandangannya, saat intro petikan gitar yang dimainkan oleh Ilham berbunyi, ia tersenyum ditempat inilah ia menuntut ilmu tak terasa usai sudah perjuangan ia disekolah ini, ditempat ini ia  bertemu dengan teman-teman yang sangat baik padanya mengukir cerita yang sulit untuk dilupakan.

Perpisahan ini tak terduga
Memang tak bisa hindari, bukan duka tapi menyisakan luka
Memang ini sungguh tidak adil

Ini memang waktu perpisahan
Namun tak mudah tuk melupakan    
Kenangan indah yang pernah kita lalui
Akankah semua terulang lagi?

Diawali dengan suara Nana dan Ara yang mengalun dengan merdu, juga petikan gitar Ilham yang indah.

Tak ada lagi story tentang kita
Lambat laun semua akan berubah
Kini tinggal history
Yang perlahan-lahan tampak sirna

Aku hanya bisa mengenang semua
Takkan mendengar canda tawa kalian
Kenangan kita kan usang termakan sang waktu

Semua orang memusatkan perhatiannya kepada Nana dan sahabat-sahabatnya saat menyanyikan reff bersamaan. Lirik yang sangat sedih membuat semua orang terbawa suasana.
Suara tepukan tangan juga seruan penuh kekaguman mengurai ke permukaan.
"Woww, lagu yang sangat sedih ditambah petikan gitar yang merdu dan penghayatan sangat bagus. Tepuk tangan sekali lagi untuk perwakilan kelas XII MIPA!!" Seru Pak Yudi

Nana dan sahabatnya pun kembali ke tempat awal dan Ilham yang berkumpul bersama teman laki-lakinya.
 " Guys, aku mau ngucapin terimakasih sebanyak-banyaknya sama kalian, terimakasih udah mau jadi sahabat aku selama enam tahun ini, semoga ini bukan akhir kita kumpul kayak gini, aku harap kalian bisa masuk Universitas yang kalian inginkan, semangat, aku sayang kalian semua" Ucap Nana seraya memeluk sahabatnya 

"Pasti na, persahabatan kita gak akan berhenti sampai disini aja, persahabatan kita itu tak terhingga" Jawab Ara 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun