Mohon tunggu...
Hanna Chandra
Hanna Chandra Mohon Tunggu... lainnya -

Bernafaslah selagi gratis, tersenyumlah selagi tiada larangan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Bahasa Politik dan Kebebasan Pers: Mencerahkan atau Memanipulasi?

20 Juli 2015   00:06 Diperbarui: 20 Juli 2015   00:06 1267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manipulasi lain yang sering terdengar adalah penggunaan kata “berani”. Presiden Jokowi sering disebut sebagai presiden yang tidak berani mengambil keputusan sendiri. Benarkah demikian? Benarkah bahwa Presiden Jokowi “tidak berani” menentang keinginan PDIP atau keinginan Ibu Megawati? Sebenarnya tidak ada seorang pun yang tahu! Tidak ada seorang pun yang bisa membuktikan bahwa Presiden Jokowi meminta petunjuk atau meminta restu kepada PDIP atau kepada Ibu Megawati sebelum mengambil keputusan. Yang jelas adalah bahwa PDIP atau Ibu Megawati tidak senang terhadap beberapa keputusan yang diambil Presiden Jokowi!

Jadi, apa yang mendasari tuduhan bahwa Presiden Jokowi “tidak berani” mengambil sikap yang bertentangan dengan keinginan PDIP atau Ibu Megawati? Dasarnya adalah pemaksaan opini! Sebagian politisi dan tokoh masyarakat ingin memaksakan agar keinginan atau pendapat mereka diikuti Presiden Jokowi. Sayangnya, cara yang digunakan sering bersifat manipulatif, bukan mencerahkan! Opini yang bertujuan memojokkan Presiden Jokowi dibungkus rapi sehingga rakyat yang kurang cermat berpikir akan memandang opini itu sebagai fakta! Apakah Presiden Jokowi adalah seorang presiden yang “tidak berani” mengambil keputusan?

Bagi saya, fakta yang nampak terang benderang bertentangan dengan opini. Presiden Jokowi berani bertentangan dengan pendapat partai atau pendapat Ibu Megawati (seandainya benar bahwa PDIP atau Ibu Megawati secara diam-diam mendikte Presiden Jokowi) dan Presiden Jokowi juga berani bertentangan dengan para pengamat serta tokoh masyarakat yang mengatasnamakan suara rakyat!

Sekalipun opini yang berusaha mengatur Presiden Jokowi itu saya yakin tidak akan berhasil, namun opini itu terasa sebagai gangguan, bahkan sebenarnya opini itu seringkali bisa disebut sebagai fitnah atau pencemaran nama baik. Terhadap para pengamat dan penulis yang senang mengatakan bahwa Presiden Jokowi tidak berani mengambil keputusan, saya ingin mengatakan, “Stop mendikte Presiden Jokowi! Jangan memanipulasi dengan mengatasnamakan suara rakyat!”

 

 

 

 

Selamat malam Indonesia

** Sumber gambar atas, bawah

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun