Layanan referensi adalah objek, informasi dan durasi yang singkat, sementara bimbingan pemustaka sangat subjektif dan lebih mendidik. Â Bahkan dapat dikatakan bahwa beblioterapi merupakan pendekatan jangka panjang untuk layanan perpustakaan dengan tujuan terapeutik.Â
Dalam mengembangkan layanan biblioterapi perpustakaan hendaknya menjalin komunikasi didalam perpustakaan itu sendiri. Â Hal ini untuk memastikan agar setiap komponen perpustakaan mengetahui keberadaan layanan ini. Â Beberapa strategi yang dapat memperlancar pelaksanaan layanan bibiloterapi adalah :
   a. Kesiapan sumber daya manusia.
Pustakawan harus terus berlatih untuk bisa menjadi terapis. Â Selanjutnya perilaku petugas dalam layanan biblioterapis harus sesuai dengan pedoman perilaku kinerja peyedia layanan referensi. Â Hal ini karena layanan biblioterapi merupakan bagian dari layanan referensi. Â Pusatakawan harus bersedia untuk membantu pemustaka dalam memenhi kebutuhan informasi, memahami dengan baik pertanyaan yang diajukan dan mampu mengidentifikasi kebutuhan informasi pemustaka.
   b. Promosi
Promosi perlu dilakukan agar seluruh aktivitas yang berhubungan dengan jasa perpustakaan dapat diketahui dan dipahami oleh pemustaka. Perpustakaan harus lebih sistematis dalam melakukan promosi jasa layanan biblioterapi guna merangsang (memotivasi) pemustaka untuk lebih tertarik menggunakan jasa layanan perpustakaan sebagai jasa konsultasi dalam menemukan jalan keluar setiap masalah yang dihadapi oleh pemustaka. Â
Promosi perpustakaan pada dasarnya merupakan forum pertukaran informasi antara organisasi dan konsumen dengan tujuan utama memberikan informasi tentang produk atau jasa yang disediakan oleh perpustakaan sekaligus membujuk pemustaka untuk bereaksi terhadap jasa yang ditawarkan.Â
  c. Menyiapkan fasilitas
Dalam memberikan layanan biblioterapi, fasilitas utama yang perlu disiapkan adalah tempat. Layanan biblioterapi dapat dilaksanakan menyatu dalam gedung perpustakaan.  Jika memungkinkan layanan biblioterapi berada diluar gedung perpustakaan. Perpustakaan dapat "meminjam" tempat yang selalu ramai oleh pemustaka. Layanan biblioterapi dapat juga dilakukan dengan layanan keliling sebagai strategi meningkatkan layanan perpustakaan dan salah satu cara           pustakawan untuk mengunjungi pemustakanya.
   d. Menjalin kerjasama dengan profesi lain
Selama pustakawan belum mampu menjadi terapis, pustakawan hendaknya menjalin kerjasama dengan profesi lain seperti psikolog, psikiater, dan profesi lain yang dapat mendukung layanan biblioterapi. Kerjasama ini hendaknya terus dijalin delam tim penyusunan program biblioterapi.