Mohon tunggu...
Hanita Sulistia
Hanita Sulistia Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Senang membaca dan belajar

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Single Mom Memandang Hidup dengan Cara yang Berbeda

1 Agustus 2023   15:42 Diperbarui: 4 Agustus 2023   14:31 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi single mom kelihatannya memang semudah yang kita bayangkan. Namun sebenarnya, pada saat posisi kita bukan sebagai single mom pun, kehidupan tidak selalu mudah untuk dijalani. 

Jika ditanya apakah enak menjadi single mom, saya yakin sebenarnya tiak ada wanita mana pun yang menganggap kondisi itu enak. Mungkin ada yang menganggap baik-baik saja, atau bahkan merasa beruntung karena lepas dari rumah tangga yang mengerikan. 

Ada juga yang menguatan diri dan mengatakan ini semua sudah kehendak Tuhan yang sudah menetapkan hal yang terbaik. Ada pula yang terang-terangan memaki keadaan dan larut dalam kesedihan.

Cara menerima peran sebagai seorang single mom juga berbeda-beda, tapi pada umumnya merasa bahwa mengasuh anak sendirian bukanlah hal yang ringan. 

Sama halnya dengan saya, menjadi ibu tunggal sama sekali bukan menjadi pilihan saya, menjadi ibu tunggal sama sekali juga bukan pilihan mewah. 

Suami meninggal dunia dan meninggalkan saya serta anak-anak untuk selama-lamanya disaat mereka masih sangat membutuhan sosok seorang ayah. 

Usai melewati hari-hari yang tidak menentu saya pun disibukkan dengan urusan pekerjaan karena kehidupan harus terus berlanjut.

Di antara kesibukan yang datang silih berganti, saya beruntung tidak menjalani kondisi ini sendirian. Ada sepasang malaikat kecil yang selalu menjadi penyemangat bagi saya, sepasang anak yang dititipkan Tuhan untuk menjaga saya agar tetap waras menjalani kehidupan. 

Anak-anak adalah teman dan inspirasi saya. Tanpa saya arahkan, mereka menerima tugas ibu tunggal yang kini saya jalani. 

Mereka tahu saya bukan superwoman dan tidak pernah menuntut saya untuk menjadi perempuan super. Bagi saya anak-anak adalah teman belajar yang ketulusannya tak tergantikan.

Single mom bukan seperti kata sebagian orang bahwa kami adalah orang-orang terpilih tetapi merupakan posisi yang tidak diinginkan, tapi harus dijalani. 

Perkara yang paling sering menjadi masalah bagi para single mom adalah mengatasi rasa sepi dan kesendirian ketika mereka seringkali tak memiliki tempat untuk berbagi perasaan suka dan duka kehidupan dengan seseorang yang dekat dengan mereka. 

Ada banyak hal yang bisa dilakukan ketika kita akhirnya terpaksa diposisikan pada sebuah keadaan, kita harus menanggung semua beban kesendirian. Membesarkan anak seorang diri itu memang tidak mudah. 

Menjalani peran ganda sebagai orangtua tunggal juga bukan sesuatu yang bisa dengan mudah kita lakukan. 

Awalnya memang sulit, tetapi pada prosesnya, secara tidak langsung kita akan diajari untuk mengatasi sepi dan kesendirian tersebut dengan cara yang mungkin sama sekali tidak pernah kita pikirkan sebelumya. 

Kehilangan memang tidak begitu saja bisa kita atasi, apalagi jika kehilangan itu disertai dengan berbagai cerita, apakah itu kisah yang penuh dengan kebahagiaan ataupun yang penuh dengan kesedihan. Semua rasa kehilangan akan berproses pada keadaan dimana kita dipaksa harus dapat menerima kenyataan. 

Namun, yang harus diingat adalah kehilangan bukan menjadi kebahagiaan yang berakhir. Bisa jadi kehilangan itu adalah proses awal yang harus kita lalui sebelum akhirnya kita bisa merasakan kebahagiaan sejati yang lebih hakiki.

Pada kenyataannya, kebahagiaan itu adalah bagaimana cara kita membuat orang lain merasa bahagia dengan keberadaan diri kita. Kebahagiaan adalah pada saat kita melihat orang-orang di sekitar kita merasa bahagia. 

Bahagia adalah bagaimana kita memandang kehidupan dengan cara pandang yang berbeda. Bagaimana caranya?

Mulailah melihat kehidupan yang kita jalani tidak hanya mengandalkan mata yang terbuka, melainkan dengan seluruh panca indera yang kita miliki. 

Cara pandang yang berbeda adalah ketika kereta yang kita tumpangi untuk berangkat kekantor tertahan dan menyebabkan kita terlambat absen dan tiba dikantor sehingga kita menjadi kesal karena tunjangan dipotong. 

Padahal kereta tertahan untuk menghindari kecelakaan agar kereta tidak menabrak mobil yang lewat diperlintasan rel kereta api.

Cara pandang yang berbeda juga bisa kita rasakan ketika kita hendak berangkat kepantai anyer tapi batal karena anak yang sakit. Padahal itu adalah salah satu cara Tuhan untuk menghindarkan diri kita dari musibah yang tsunami yang terjadi dipantai anyer.

Cara pandang yang berbeda banyak membawa persepsi baru didalam kehidupan kita yang tidak bisa dilihat dari status atau kekayaan. Keberadaan kitalah yang akan menentukan seberapa besar kebahagiaan yang akan kita raih.

Jika hidup kita bermakna bagi orang lain itu merupakan kebahagiaan yang tak ternilai harganya.

Ingatkah selalu, Tuhan maha perancang semua kehidupan. Ia selalu memiliki rencana terindah bagi setiap umat yang percaya kepada-NYA. 

Bertawallah, karena semua akan indah pada waktunya. Sebagai manusia kita hanya berusaha menjalani sebaik-baiknya dengan segenap kemampuan yang kita miliki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun