Mohon tunggu...
Hanisa Fazrianti
Hanisa Fazrianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa otw semester 3

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengembangan Masyarakat Kampung Pembuatan Tahu Tempe

4 Juli 2023   20:21 Diperbarui: 5 Juli 2023   07:32 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta, Program Studi Bimbingan dan

Penyuluhan Islam melakukan studi lapangan pada hari selasa tanggal 27 juni 2023, BPI 2A

mengunjungi pabrik tahu dan tempe di daerah kalideres tepatnya di komplek pik kopti, Desa

Sedulur, kec kalideres, jakarta barat. Di sana mayoritas warganya penghasil/ pembuat tempe, tahu,

oncom dan ada beberapa usaha lainnya seperti:kikil. Bagelan juga pemasok kacang kedelai.

Tujuan dilakukannya pratik lapangan ini selain memenuhi tugas juga sebagai bentuk pembelajaran

mahasiswa cara berinteraksi dengan masyarakat serta membantu pengembangan masyarakat.

Kelompok 9 berkesempatan mewawancarai salah satu pembuat tempe bernama ibu citra.

Ibu citra ini salah satu pembuat tempe yang meneruskan usaha atau bisa di bilang turun temurun,

berawal dari keluarga suaminya yang juga menjual tempe lalu dilanjutkan, kebetulan juga ibu citra

dari pekalongan yang di daerahnya yang membuat tempe dan mayoritas masyarakat di sana

membuat tempe ada yang turun temurun seperti bu citra, ada juga merantau lalu di jakarta

membuka usaha pembuatan tempe selain membuat tempe ibu citra juga membuat lontong.

Masyarakat di sini awalnya pindahan dari daeah jembatan besi, Grogol karena adanya pembangun

Mall maka masyarakat-nya pindah ke komplek pik kalideres ini, dan melaanjutkan kembali

usahanya yang sudah berlangsung sebelumnya.

Dampaknya pada masyarakat dengan pembuatan tempe ini adalah bisa memenuhi kebutuhan

sehari-hari bahkan jika memproduksinya sudah banyak sudah ada yang bisa menabung itu

membeli rumah. Omset yang di dapatkan pun bervariasi pasti seperti ibu citra ini yang kita

wawancarai

"kurang lebih berapa yaaa?kalau perhari mungkin penghasilan bersih sekitar 200 ribu mungkin

ada, tergantung penghasilan tempenya aja si kalau banyak penghasilannya banyak, kalau saya kan

dikit palingan Cuma 30 kg/perhari"

Masyarakat di sini karena masyoritas pembuat tempe mereka membuat tempe masing-masing di

rumah sendiri, dan untuk pembuatan tahu ada pabriknya tersendiri, sama halnya dengan tempe

oncom juga masyarakat mengolah sendiri di rumah, jadi masyarakat di sana ada yang membuat

sendiri dan ada juga yang bekerja di pabrik.

Masyarakat berpartispasi dalam usaha ini yang menjual tempe biasanya mengambil tahu dan

oncom dari pabrik yang lain untuk di jual kembali, dan juga jika saat sedang tidak bisa membuat

tempe tersebut mereka meminta tolong kepada yang lain untuk membuat tempe.

Pengelolahan tempe yang dulu dilakukan secara manual untuk mengupas kulit kedelainya

sekarang sudah pakai mesin, selain mempermudah pekerjaan dengan adanya mesin mampu

mengefiensi waktu dan yang dulu hanya di jual sendiri di pasar sekarang sudah banyak langganan

untuk di kirim ataupun dijual kembali.

"beda-beda udah ada langganannya, ada yang keliling dari kampung ke kampung, ada juga yang

nganterin-nganterin tukang sayur, ke warteg juga ada sama mangkal di pasar" ujar bu citra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun