Mohon tunggu...
Hani Rai
Hani Rai Mohon Tunggu... Petani - Belajar jadi petani

blogging, handcrafting, journaling, eco farming

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Senandung Ramadan bersama Nasida Ria dan Siulis-Hadad Alwi

26 Maret 2024   19:12 Diperbarui: 26 Maret 2024   19:13 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Coba simak liriknya :
Mama mama mama cobalah ke sini
Adik pakai jilbab pakai jilbab lucu
Miring sana miring sini dia bergaya
Makin lucu makin cantik kaya mama
Mama aku jadi ingin pakai jilbab juga

Saat itu, memakai jilbab bisa dikatakan sebagai sesuatu yang aneh. Maka lagu ini merupakan terobosan jitu yang disampaikan dengan ringan dan riang. Dan masih teringat di kepala saya hingga kini.

Belajar Mengaji di Masjid
Namanya Masjid Al Falaah. Dulu selepas setor mengaji, saya bersama teman-teman berlarian di pematang sawah (kini kampus AMPTA) di depan masjid dan bertemu ular. Kami akan putar balik terbirit-birit sambil berteriak-teriak.

Tiap menjelang berbuka - adzan magrib, kakak- kakak laki-laki akan menyalakan semacam meriam dengan karbit yang bikin jantungan. Kami anak-anak akan berlarian sambil menutup telinga.

Masjid ini dulu dibangun oleh manajemen Hotel Ambarrukmo untuk tempat sholat. Kini hotel tersebut telah berganti menjadi Ambarrukmo Plaza (Amplaz), mall yang cukup besar di Jogja.

Di bulan ramadhan, setelah adzan ashar, Ibunda mengingatkan untuk berangkat mengaji. Karena teman-teman dekat rumah tak ada yang mengaji ke masjid, saya jadi super malas. Saya selalu mencari alasan untuk tidak berangkat.

Momok yang paling menakutkan kala mengaji di masjid adalah pelajaran Ilmu Tajwid (ilmu yang membahas kaidah membaca Al Quran). Mulai dari idhar, ikhfa, idghom, dst. Bagaimana cara membaca huruf nun mati bertemu dengan huruf hijaiyah lain ? Berapa harokat panjangnya mad thobi'i ?

Wah saya benar-benar pusing. Apalagi ilmu yang didapat langsung dipraktekkan saat membaca ayat Al Quran yang disimak Ustadz. Ustadz yang mengajar kami mengaji kala itu adalah mahasiswa IAIN (kini UIN) Sunan Kalijaga yang menjadi takmir Masjid Al Falaah.

Seiring waktu, Ilmu Tajwid pelan-pelan bisa dipahami. Saya jadi tahu apa maksud dari hukum bacaan ikhfa, idhar, idghom, dll dan bagaimana cara membacanya. Dan saya tidak takut lagi mengaji, berangkat sendiri ke masjid.

Yang membuat saya senang adalah buka puasa bersama setelah mengaji. Minuman disajikan menggunakan gelas. Minumnya teh hangat, tapi sering kali masih kepanasan. Kami santri pun nyruput sedikit demi sedikit. Lalu ada kue takjil yang selalu kami habiskan di tempat.

Seringnya, baru beberapa saat kita berbuka, Bapak Imam Masjid sudah datang sambil tersenyum. Datang pula seorang ibu jamaah paling rajin yang rumahnya depan masjid. Kalau mereka berdua sudah datang, tandanya kami musti buru-buru mempercepat makan kue. Segera mengambil air wudhu dan mengerjakan sholat maghrib berjamaah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun