Di sisi lain, semakin segar bahan baku, semakin simpel cara masak, bisa jadi semakin sehat. Misalnya  ikan woku belanga, tumis tempe daun so, atau olahan jamur. Untuk memuaskan hasrat makan sayur, ada bubur manado, bubur pedas pontianak, kapurung, pecel, urap, atau bibimbap versi lokal. Â
Lalu bahan dan bumbu lokal apa lagi yang bisa dieksplorasi untuk menghasilkan cita rasa sesuai lidah dengan tetap mengedepankan kesehatan ? Nah, ini.. butuh eksperimen dan eksplorasi lagi.
Ketiga, mempraktekkan resep makanan dan minuman homemade yang saya rangkum di buku setahun belakanganÂ
Menyadari masakan homemade dengan bahan dan bumbu yang tidak membuat sakit kepala membuat saya bertekad untuk praktek. Tapi apa daya, praktek memasak itu membutuhkan waktu dan dapur yang berantakan. Dan karena kurang jam terbang, maka hasilnya belum tentu sesuai yang diharapkan.wkwkwk... Â So, ini tantangan saya untuk meneguhkan hati dan membulatkan langkah konsisten untuk membuat kaldu, kimchi, sambal, es krim, memperbanyak yogurt sendiri, dan menemukan resep baru. Â
Keempat, olahraga dan berjemurÂ
Terkadang aktivitas indoor membuat jam efektif berjemur terlewatkan. Saya mengakalinya dengan merawat tanaman di sepetak tanah dan balkon rumah. Demikian juga olahraga. Tahun 2021 lalu, baru 2 kali saya ikut yoga offline, karena semuanya online. Memang tidak ideal karena tidak ada instruktur yang mengawasi dan membetulkan gerakan yang perlu adjusment, apalagi saya masih pemula.
Mengapa yoga ? Karena yoga itu mengaktifkan seluruh sistem tubuh dengan terarah. Inilah salah satu home remedy saya kalau migren, sakit perut, atau salah posisi. Demikian pula untuk membentengi diri dari KIPI paska imunisasi. Bagi saya, melakukan yoga asana dan minum wedang rempah yang panas (tentu saja) adalah paduan yang tepat.