Apa yang membuat kita tidak minat masuk rumah sakit ? Pertama, jadi tahu kalau kita punya penyakit. Ini nih yang sering bikin kawatir sendiri, karena ada implikasi harus begini, tak boleh begitu, plus minum obat dan anjuran hidup sehat lainnya. Belum kalau ada tindakan bedah, suntik, apalagi sampai cuci darah. Yang tak kalah penting adalah tagihan. Duh, udah mules duluan ya.
Di medio 2021 ini kami bergumul lagi dengan rumah sakit. Di Jogja tercinta. Serasa lebaran, karena keluarga berkumpul bedatangan setelah covid mereda.  Ada anggota keluarga yang sakit. Pasien  dilarikan ke IGD karena jatuh, patah tulang, dengan riwayat sakit kronis. Ternyata RS tipe B tak mampu menangani pasien sehingga dirujuk ke RS tipe A.
Ada beberapa tipe RS, dari A, B, C, dan D. Kalau sampai dirujuk di RS A alias rujukan utama, artinya, rumah sakit di tipe bawahnya tidak mampu menangani pasien. Mulai dari fasilitas kesehatan, perangkat teknologi, hingga dokter sub spesialis yang menangani. Â
Begitulah, kami jadi intens berhubungan dengan rumah sakit. Bertemu serombongan dokter residen dan perawat. Inilah rumah sakit pendidikan, tempat dokter muda ditempa, belajar dari senior dan menghadapi rupa-rupa kasus.
Rumah Sakit punya aturan : tidak ada besuk. Penunggu pasien hanya 1 orang dibuktikan dengan kartu tunggu. Pak satpam selalu screening orang-orang yang datang. Cek suhu badan dan tempat tinggal, lalu ditempellah stiker hijau di lengan.
Budaya orang sakit di Indonesia kan, semua orang mau menjenguk ya. Kalau perlu naik truk satu RT. Itu beneran lho. Nah, untunglah ada aturan rumah sakit ini, jadi pasien bisa istirahat dan tentu saja mengurangi kekhawatiran tertular corona.
Tagihan rumah sakit
Operasi besar, opname 12 hari (6 hari menunggu jadwal operasi, 6 hari pasca operasi), terbayang dong, berapa tagihan rumah sakit. Maka untuk memastikan pengurusan rawat inap, kami konfirmasi ke perawat. Ternyata jawabannya membuat lega : BPJS, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan. Perawat bilang kalau surat eligibilitas peserta (SEP) yang diurus kala di awal masuk rumah sakit, tidak boleh hilang.
Untunglah urusan berkas kesehatan pasien kami satukan di map tersendiri. Mulai dari Kartu BPJS, KTP, aneka rupa Kartu Rumah Sakit, sampai riwayat rekam medis. Jadi manakala ada darurat rumah sakit, map ini tinggal dibawa saja.
Kamar tidur kelas 1, kamar sendiri (tidak sharing), dengan sofa, ac, kamar mandi dalam, makan 3x sehari.