Mohon tunggu...
Hani Rai
Hani Rai Mohon Tunggu... Petani - Belajar jadi petani

blogging, handcrafting, journaling, eco farming

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengemas Sustainable Tourism Development untuk Mandalika-Lombok

18 November 2021   10:00 Diperbarui: 18 November 2021   10:06 1792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sirkuit Mandalika (foto : dok MGPA)

Membangun kesadaran dan kecintaan masyarakat pada kelestarian juga menjadi ciri pembangunan pariwisata berkelanjutan. Otentisitas dan lokalitas suatu destinasi wisata adalah nilai plus. Spirit yang dibangun adalah kelestarian dengan keuntungan ekonomi sebagai bonusnya. Di sinilah pentingnya peran komunitas untuk bekerja sama melestarikan ekologi dan budaya, untuk identitas dan masa depan Lombok.

Untuk itulah, cultural heritage Sasak harus terus dijaga kelestariannya. Tenun ATMB Lombok dan gerabah yang dianyam rapi harus terus lestari. Ayam taliwang, sate tanjung, dan beberok terung selalu menanti. 

Masyarakat religius yang menjaga adat, hidup selaras dengan alam, dengan kekayaan kuliner tradisi dan produk kerajinan yang khas, menjadi tonggak kekuatan Lombok yang menopang DSP Mandalika.

Eco Tourism dan Keberpihakan pada Lokalitas   

Lombok punya pembangkit listrik dari energi terbarukan. Pembangkit listrik tenaga surya telah menopang sebagian listrik PLN di Sengkol Pujut, Gili, Selong, dan Pringgabaya. Ternyata, kemandirian energi bisa dimulai dan diwujudkan di kawasan pariwisata. Lombok juga punya Gili Air, yang melarang kendaraan bermotor melintas. Ini membuktikan bagaimana peraturan lokal di kawasan wisata bisa mengatur turis dan masyarakat untuk ramah lingkungan. 

Dua contoh ini menjadi pijakan untuk pembangunan pariwisata ramah lingkungan. Di Indonesia Aja, eco tourism Lombok bukan hanya pada kekayaan spot wisata berbasis alam, namun juga pada kemandirian energi. What a Wonderful Indonesia !

Ada satu hal yang tak kalah penting : keberpihakan pada sumber daya lokal. Pemerintah daerah misalnya bisa membatasi masuknya restoran dan minimarket waralaba serta produk impor di daerah penyangga Mandalika. Mengapa hal ini penting ? 

Karena inilah kesempatan untuk memajukan komoditas bahan makanan dan minuman lokal Nusa Tenggara Barat. Buah, sayur, dan bawang putih dari Sembalun, madu hutan Sumbawa, mete, terasi Lombok, ikan laut serta ayam kampung merupakan bahan makanan lokal yang berkualitas. Kondisi ini akan menguntungkan petani, peternak, dan industri rumah tangga untuk membangkitkan perekonomian. Ini juga menunjukkan keberpihakan pemerintah dan komitmen untuk mengurangi jejak karbon sekaligus mendukung pariwisata berkelanjutan.

Lumbung tani di Sembalun (sumber : cybex.pertanian.go.id)
Lumbung tani di Sembalun (sumber : cybex.pertanian.go.id)
Mandalika, Pariwisata Internasional dengan Otentisitas Lokal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun