Mohon tunggu...
hanif sofyan jr
hanif sofyan jr Mohon Tunggu... Freelancer - pegiat literasi

penyuka fotografi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Aceh Bersiap Menjadi Tuan Rumah Terbaik untuk PON Pertamanya

19 Juli 2024   22:33 Diperbarui: 12 Agustus 2024   17:44 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maket pembangunan venue PON Aceh-Sumut 2024- sumber gambar nukilan.id

Beberapa kali melewati stadion Lampineung Dimurtala, sebagai warga kita merasa cemas, pasalnya Perhelatan PON 2024 yang ke-21 akan segera digelar pada September mendatang, namun perkembangan pembangunan stadiunnya masih dalam proses yang terlihat seperti jauh dari harapan selesai memuaskan.

Jika selesai pada tepat waktunya pada Agustus pun pasti akan banyak tetek bengek masalah, terutama sisa-sisa material bangunan yang tertinggal disana-sini. Belum lagi aroma cat yang pasti masih akan menganggu . Apalagi yang sedang dikebut saat ini adalah stadion utama kedua terbesar di Aceh.

Padahl pihak Kementerian PUPR menyebutkan progres pembangunan dan rehabilitasi Stadion H Dimurthala telah mencapai 75,93 persen dan ditargetkan akan rampung pada awal Agustus 2024, agar dapat diuji coba untuk mengetahui titik lemah dan tingkat keberhasilannya.

Masyarakat tidak tahu persis apa yang menjadi kendalanya, apakah dana PON-nya yang terlambat turun, atau realisasi pembangunannya yang terlambat dimulai.

Untuk venue-venue ukuran sedang dan kecil mungkin tidak akan terlalu terkendala, seperti yang tengah dibangun di Kampus Darussalam, untuk venue softball dan lainnya. Ini menjadi kekuatiran warga Banda Aceh khususnya dan Aceh pada umumnya. 

Apalagi sempat beredar wacana berupa usulan dari Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Aceh, Dedy Yuswadi kepada pemerintah pusat agar pelaksanaan PON Aceh-Sumut 2024 agar ditunda 1 tahun, sebagaimana juga  pernah terjadi di Papua.

Permintaan penundaan itu dianggap penting karena alasan masih adanya beberapa infrastruktur belum memiliki kejelasan terkait proses pembangunannya, salah satu venue utama PON Aceh yang berada di Aceh Besar bahkan butuh waktu lama untuk merealisasikannya. Sehingga tidak akan mungkin terkejar pada beberapa bulan mendatang.

Jika dipaksakan terus, nantinya tidak ada lagi yang peluang Aceh punya jejak dari PON ini, berupa ketersediaan stadion baru di Aceh, yang memang masih sangat diperlukan mengingat saat ini baru ada dua stadiun di Aceh yang representatif, namun keduanya berada di Banda Aceh, sedangkan Aceh Besar yang dalam perencanaan PON bakal dibangun stadiun baru, bakal gagal terlaksana.

Belakangan muncul kabar terbaru yang dirilis media, bahwa ternyata halangan penyelesaian stadion juga berkaitan dengan masalah tender pelaksanaan proyek salah satu venue di Aceh Tenggara yang berdekatan dengan Sumut juga terkendala, sehingga prosesnya ahrus dilakukan sebanyak 4 kali. Akibatnya tentu membuat proyek tersebut menjadi bermasalah dalam penyelesaiannya.

Maket pembangunan venue PON Aceh-Sumut 2024- sumber gambar nukilan.id
Maket pembangunan venue PON Aceh-Sumut 2024- sumber gambar nukilan.id

Persiapan Dikebut Jangan Jadi Masalah

Perhelatan PON 2024 yang ke-21 ini adalah moment yang telah ditunggu sekian lama. Dan ini akan menjadi edisi perdana yang melibatkan dua provinsi sekaligus sebagai tuan rumah penyelenggara, sebuah hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya sejak PON pertama kali diadakan pada 1948 di Kota Surakarta, Jawa Tengah.

Bagi Sumut, ini adalah kedua kalinya mereka menjadi tuan rumah setelah tahun 1953. Sebaliknya, bagi Aceh, ini merupakan pertama kalinya. PON 2024 akan berlangsung pada 8-20 September 2024, artinya tak lama lagi akan dilangsungkan.

Pemprov Aceh telah menyediakan lahan seluas total 240 ha di 10 kabupaten/kota, termasuk beberapa persiapan venue untuk beberapa cabang olahraga (cabor) yang sedang di kebut di kampus Darussalam. Kompleks Stadion Harapan Bangsa di Lhong Raya, Kota Banda Aceh, yang nantinya akan digunakan sebagai lokasi pembukaan PON 2024 pada 8 September 2024.

Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Aceh menyebutkan, Aceh akan menjadi tuan rumah PON 2024 bagi 33 cabang olahraga (cabor) yang mempertandingkan 42 disiplin dan 510 nomor pertandingan. 

Diperkirakan sebanyak 5.636 atlet dan 2.752 ofisial akan hadir di Aceh saat PON 2024. Begitu pula di Sumut, tuan rumah bagi 34 cabor yang menggelar pertandingan pada 46 disiplin dan 528 nomor yang diikuti oleh 6.281 atlet serta didampingi 3.140 ofisial.

Jadi banyak hal yang mestinya harus dipersiapkan dan harus benar-benar bisa digunakan tepat waktu tanpa terburu-buru. Dan ini harus menjadi prioritas dan perhatian utama bagai panitia penyelenggara PON Aceh-Sumut agar kesiapannya lebih matang.

Kita kuatir jika sebagian besar venuenya dikebut pengerjaannya, akan banyak masalah dibelakang hari, terutama kualitasnya. Disatu sisi adanya penyelenggaraan PON menjadi momentum bagi daerah untuk merevitalisasi berbagai sarana dan prasarana olahraga yang ada agar sesuai dengan standar nasional.

Disamping itu juga menjadikan daerah memiliki berbagai lapangan olahraga dengan standar yang baik untuk banyak jenis olahraga. Misalnya, jika dulu Aceh hanya memiliki satu buah kolam renang-Tirta Raya - yang selama ini menjadi arena latihan marinir, publik dan berbagai even. Kini dengan pelaksanaan PON keseluruhan fasilitas mengalami perombakan total, jika memungkin ditambah lagi agar tidak terjadi penumpukan hanya di Banda Aceh saja pemusatan latihan olahraga renangnya.

Dan yang paling kentara adalah fasilitas olahraga di kampus, juga mendapat prioritas pembangunan yang sangat komprehensif. Lapangan sofball bertanah liat, dengan perlengkapan venuenya kini sedang dikejar. Bahkan seluruh rumput di arena venue diganti dengan rumput baru.

Ke depan tentu ini menjadi kesempatan baik bagi kampus yang telah mendapatkan tambahan fasilitas olahraga yang berstandar nasional, untuk menguatkan para atlet yang berasal dari kalangan mahasiswa.

Begitu juga untuk pelaksanaan Pekan Olahraga Daerah (POPDA) bisa jadi selanjutnya akan dilaksanakan di Banda Aceh yang telah memiliki berbagai fasilitas olahraga baru yang berstandar baik.

Harapannya tentu akan semakin meningkatkan prestasi para atlet Aceh di tingkat daerah, maupun di ajang Nasional. Pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX tahun 2021, Aceh berhasil menduduki peringkat ke-12 dalam klasemen akhir. Kontingen Aceh meraih total 29 medali yang terdiri dari 11 medali emas, 7 medali perak, dan 11 medali perunggu.

Peringkat ini tentu harus terus dikejar menjadi lebih baik lagi. Dengan pelaksanaan PON di Aceh September mendatang harapan kita tentu peringkat Aceh sebagai tuan rumah akan bisa memotivasi lebih baik lagi. Apalagi dukungan masyarakat pasti akan sangat besar agar harapan itu bisa terwujud.

Jika masuk dalam sepuluh besarsaja tentu menjadi kejutan yang luar biasa, apalagi lebih dari target tersebut. Meskipun hal itu tidak akan mudah, mengingat semua daerah juga memiliki harapan dan impian yang sama untuk menjadi juara dan memperbaiki peringkatnya di setiap perhelatan PON.

PON XX 2021 yang berlangsung di Papua menampilkan persaingan sengit di berbagai cabang olahraga. Jawa Barat keluar sebagai juara umum dengan perolehan 133 medali emas, 105 medali perak, dan 115 medali perunggu, diikuti oleh DKI Jakarta dan Jawa Timur yang masing-masing meraih 110 medali emas.

Dan perhelatan PON XX 2021 juga menandai beberapa pencapaian dan kejutan. Misalnya, kontingen Aceh yang berhasil meraih peringkat ke-12 dengan 11 medali emas, menunjukkan peningkatan prestasi dibandingkan PON sebelumnya.

Jika PON XX 2021 menjadi momentum penting bagi Papua sebagai tuan rumah, memperlihatkan kemampuan daerah tersebut dalam menyelenggarakan acara olahraga berskala nasional dengan baik, maka sekarang giliran Aceh yang baru pertama kali harus menunjukkan kemampuan dan keberhasilan yang sama.

persiapan PON Aceh-Sumut-sumber gambar antara foto
persiapan PON Aceh-Sumut-sumber gambar antara foto

Bagaimana Jika Harus Ditunda 1 Tahun Lagi Seperti PON Papua?

Memang harapan masyarakat di Aceh, PON mestinya bisa menjadi peluang bisa memiliki banyak lapangan bertaraf baik, terutama untuk penguatan dan penggemblengan para atlet bertalenta. 

Dengan keberadaan berbagai sarana olahraga yang sesuai standar tersebut dapat menjadi motivasi bagi para atlit untuk terus berlatih, sekalipun tidak ada even yang akan diikutinya. Sehingga pada saat sebuah even besar diselenggarakan, mereka hanya tinggal mengintensifkan beberapa strategi persiapannya.

Apalagi dalam perencanaan ternyata Pemerintah Aceh melalui panitia PON bersama Sumut, telah merencanakan membangun stadion baru di wilayah Aceh besar.

Selama ini Aceh Besar masih membutuhkan dukungan luar biasa untuk pengembangan potensi daerah dan pembinaan para atlitnya. Apalagi Aceh Besar langsung berbatasan dengan Ibukota Propinsi Aceh.

Dan dengan kondisi luasan Kota Banda Aceh sebagai ibukota propinsi yang luasnya masih dibawah standar bagi sebuah Ibukota Propinsi, bukan tidak mungkin ke depan, pengambangan perluasan kota juga bisa mencakup wilayah-wilayah Aceh Besar yang berbatasan langsung dengan Banda Aceh sebagai solusinya.

Dalam beberapa wacana juga pernah dimunculkan gagasan untuk pengembangan kota bersama dengan meninjau beberapa wilayah Aceh Besar, termasuk didalamnya dalam pengembangan sarana dan prasaranannya seperti sarana olahraga.

Dan PON ke-21 2024 Aceh-Sumut memberi peluang  dan harapan itu, sehingga patut dipertimbangkan kembali soal usulan pembuatan stadion yang berada di wilayah Kuta Malaka, Aceh Besar yang juga pernah diwacananakans sebagai Ibukota kabupaten Aceh Besar dan tentu saja dengan adanya rencana tersebut, maka sebaiknya pembangunan stasdion baru juga bisa direalisasikan bersamaan dengan pelaksanaan PON saat ini.

Jadi jika masih ada peluang dinegosiasikan untuk ditunda demi tujuan penting pengembangan kota dan penguatan pengembangan para atlet Aceh Besar mungkin bisa diperjuangkan dan ditinjau kembali. 

Karena alasan paling krusial bukan hanya sekedar PON bisa meninggalkan jejak penting untuk pengembangan atlet dan olahraga, tapi juga bisa mendukung pengembangan ibukota baru Aceh Besar yang selama ini berada di kota satelit Jantho, ke Kuta Malaka yang relatif lebih dekat dan mudah dijangkau.

Semoga ada solusi yang terbaik yang bisa menjembatani masalah tersebut. Dan semoga PON Aceh-Sumut yang kita tunggu akan berjalan nantinya bisa dengan aman dan lancar. Selamat bekerja untuk semua panitia PON Aceh-Sumut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun