Mohon tunggu...
hanif sofyan jr
hanif sofyan jr Mohon Tunggu... Freelancer - pegiat literasi

penyuka fotografi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Apakah Masih Penting Nomor Urut Paslon Dalam Demokrasi Amburadul?

15 November 2023   16:56 Diperbarui: 2 Desember 2023   00:31 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cobalah simak pidato harapan mereka.

Pidato Cak Imin

Cak Imin yang mewakili nomor urut pertama, menitikberatkan pada harapan agar semua proses berjalan lancar dan KPU bekerja netral dan profesional. 

Kata-kata ini sebenarnya cukup menggelitik, karena sebelumnya, paska keluar keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) nomor 90/PUU-XII/2023 yang kontroversial itu, KPU sempat kena sentilan dari para pengamat politik, yang menilai jika keputusan KPU mengirimkan surat kepada para Ketum partai dianggap terlalu terburu-buru.

Ketika itu KPU hanya menjawab dengan santai, jika di kemudian hari ternyata Putusan 90 itu dianulir, ya tinggal di konfirmasi saja kata Ketua KPU ketika itu juga. Seolah KPU haqul yakin jika keputusan MK itu tidak akan tergoyahkan.

penentuan nomor urut capres cawapres (sumber gambar kompas)
penentuan nomor urut capres cawapres (sumber gambar kompas)

Karena seperti pernyataan Ketua MKMK Jimly Ashiddiqy, bahwa ia sendiri belum yakin jika keputusan MKMK soal pelanggaran etik yang dilakukan Ketua MK Anwar Usman dapat membatalkan keputusan MK. Hal itu terlalu riskan, karena sejatinya ada tekanan unsur politik luar biasa, disamping faktor tingkatan legalitas di atasnya. 

Dan pada akhirnya keyakinannya itu benar. Ada yang bilang bahwa semuanya hanyalah basa-basi politik saja. Karena pada dasarnya semua pakar yakin itu sesuatu hil yang mustahal---meminjam istilah tokoh Asmuni dari grup Lawak Srimulat.

Satu hal yang juga menarik dari isi pidato Cak Imin, yang langsung di AMINKAN Saja oleh pendukungnya adalah soal, harapannya agar semua orang terus menjaga agar pemilihan umum berjalan dengan langsung, umum, bebas, dan rahasia, dilaksanakan dengan penuh kejujuran, keterbukaan, dan kebersamaan.

Seperti sebuah kompetisi sepak bola, kata Cak Imin, "Kita ingin menyaksikan tim masing-masing capres dan cawapres bermain secara sportif, dan bermain secara terbuka, sehingga ibaratnya rakyat harus menikmati pemilu tahun ini dengan penuh riang gembira dan kebersamaan, serta kekeluargaan, berkompetisi tetapi tetap berkeluarga dan bersaudara. Aamii!".

Menurutnya, "kalau ada pemain yang bersifat curang, tolong diteriaki supaya tidak curang. Kalau ada wasit merangkap pemain, kita foto dan kita sebarluaskan. Kalau ada wasit yang curang, kita laporkan kepada FIFA sebagai lembaga tertinggi. Kalau ada pemain yang nakal dan nackling lawan, foto dan viralkan ke seluruh penjuru."

Itulah pemilu yang saling menjaga. Karena apa, pemilu adalah taruhan bangsa kita. Kalau pemilu berjalan dengan baik, legitimate, objektif, insyaallah negeri ini akan tetap bersatu, kuat, dan berhasil membangun. Kalau pemilu ini berjalan dengan jujur dan adil, insyaallah pembangunan akan lancar selancar-lancarnya".

Pesan itu terasa menohok dalam kondisi politik yang demokrasinya tengah dicederai dengan drama-drama yang menyakitkan saat ini. Nepotisme yang bablas tanpa tedeng aling-aling, tanpa sungkan dan tanpa malu-malu. Meski sangat memalukan dan menyakitkan, rasanya kita sudah makin permisif---atau tepatnya tak lagi berdaya!.

Di ujung pidatonya, pasangan nomor urut satu masih menyisakan harapannya, agar semua komponen  bangsa Indonesia mengikuti pemilihan umum dengan semangat membangun bangsa, dengan semangat menjaga momentum demokrasi yang telah kita jaga dan berhasil hingga hari ini. Kita tidak ingin demokrasi mundur ke belakang dan tanpa arah yang jelas, aamiin.

3 paslon capres cawapres dan nomor urutnya (sumber gambar kompas.id)
3 paslon capres cawapres dan nomor urutnya (sumber gambar kompas.id)

Nyatanya demokrasi kita memang sedang berjalan mundur saat ini, ke arah yang tidak jelas. Dan kita makin merasa rungkad. Apalagi ketika melihat tokoh yang jahat masih bisa tersenyum penuh kemunafikan, dan bersikap seolah merasa tidak bersalah.

SEBAIKNYA KALIAN TAU!

Secara bahasa, rungkad artinya runtuh, tumbang, hancur lebur, atau roboh. Kata ini berasal dari bahasa Sunda. Di samping artinya secara bahasa, rungkad dapat juga diartikan sebagai suatu kondisi yang sedang tidak baik-baik saja, terpuruk, atau sedang menghadapi cobaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun