Bahan baku yang digunakan oleh industri kertas umumnya berasal dari pulp yang terbuat dari kayu atau virgin pulp. Bahan baku lain yang biasanya juga digunakan adalah bahan baku non kayu yaitu kertas bekas.Â
Semakin banyak kertas kita gunakan artinya akan semakin banyak pohon yang akan ditebang---begitulah kurang lebih logikanya. Menurut situs whiz.id, setiap 15 rim kertas dengan ukuran A4 membutuhkan 1 pohon untuk ditebang. Bayangkan berapa banyak pohon yang harus kita sediakan.
Gaya Hidup Hijau Rumahan
Di luar kerumitan itu, ada baiknya kita kembali kepada fokus bagaimana kita bisa menerapkan gaya hidup hijau untuk membantu menurunkan dampak tersebut.
Kita belum bicara tentang perubahan iklim, ozon, karbon dan upaya penurunan emisi karbon (dekarbonasi) yang saat ini telah diratifikasi oleh 190 negara di dunia dalam KOnferensi Paris, bahwa  atmosfir secara bertahap akan dibersihkan dari karbon dari 2030, 2040, 2045, hingga zero emisi pada 2050.Â
Padahal dekarbonasi juga ikut menciptakan sebuah dilema baru; pengejaran target dekarbonasi melalui transisi energi coklat-fosil menuju energi hijau-energi terbarukan ternyata juga mengorbankan lingkungan. Maka kita harus lebih berhati-hati.
SEBAIKNYA KALIAN TAU!
Dekarbonasi adalah; Â tindakan mengurangi emisi karbon. Istilah ini dapat diterapkan pada tingkat perusahaan, industri, atau negara. Langkah-langkah untuk mengurangi penggunaan hidrokarbon
Mengurangi emisi gas rumah kaca, melalui filtrasi dan transformasiDekarbonisasi adalah istilah bahasa Inggris yang masuk ke dalam kosa kata Perancis, kemudian diterjemahkan menjadi dekarbonisasi. Secara institusional, beberapa pelaku merekomendasikan penggunaan dekarbonisasi dibandingkan dekarbonisasi.Â
Sampai detik ini banyak dari kita yang sulit untuk menerapkan gaya hidup hijau hemat energi pada perilaku sepele, seperti mencabut stop kontak yang tidak digunakan, memilih membuka menyalakan lampu daripada membuka jendela rumah, begitu juga memilih AC daripada udara segar dari jendela rumah.Â
Memang terlihat sederhana, namun membutuhkan pembiasaan, sehingga menjadi kebiasaan dan barulah bisa menjadi budaya. Butuh proses dan harus diajarkan, dilakukan secara bertahap. Sekolah dan rumah bisa menjadi tempat dimulainya pembiasaan tersebut.
Memilih berusaha bijak membuang sampah atau mengolahnya menjadi pupuk daripada membakar sampahnya. Meskipun praktis, dan sampah bisa lenyap tanpa harus kemana-mana, tapi asapnya menjadi kontribusi buruk kita pada pencemaran lingkungan.
Begitu juga penggunaan kendaraan secara berlebihan---untuk jarak dekat, sebenarnya bisa digunakan alternatif berjalan kaki atau bersepeda.Â
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya