"Siapa namanya?". Tanya Karin saat pertama kali melihat wallpaper ponsel Raka berganti menjadi wajah mereka berdua. Ada rasa cemburu yang menyelimuti hatinya.Â
"Vira..". Jawab Raka sambil meraih ponselnya. Menyembunyikan dari Karin. "Nggak usah dibahas yaa..". Raka berusaha menjaga perasaan Karin. "Ini hari kita. Nggak boleh bahas orang lain". Raka mendaratkan bibirnya pada wanitanya yang mulai terlihat cemburu.
Ya begitulah mereka. keduanya sepakat melanjutkan hubungan terlarangnya walaupun masing-masing sudah memiliki pasangan. Karin dengan suaminya, dan Raka dengan kekasihnya.
"Ira suruh aku cari pekerjaan lain". Jawab Raka pelan. Karin berusaha menjadi pendengar bagi kekasihnya yang sepertinya sedang galau. "Emang salah ya, kerja di rumah sakit?". Raka bertanya dengan ekor matanya. Raka adalah seorang administrator di sebuah rumah sakit.
Karin berusaha menenangkan kekasihnya tersebut. Ia memeluk Raka. "Nggak kok, aku bangga sama kamu..". Karin yang melihat dari awal perjuangan Raka menyelesaikan perkuliahannya hingga mendapatkan pekerjaannya yang saat ini.Â
"Ira suruh aku cari pekerjaan di BUMN, katanya percuma sarjana komputer, kalau cuma kerja di rumah sakit". Kata Raka lagi. "Kalau mau menikah, aku harus turuti kemauannya".
"Lalu? kamu terima tantangannya?".
"Memang semudah itu bekerja di BUMN?". Raka tersenyum getir. "Aku bilang seperti itu. Katanya menikah itu butuh biaya minimal 150 juta, kalau cuma mengandalkan gajiku di rumah sakit mau sampai kapan terkumpul". katanya lagi.Â
"Ada gila-gila nya si Vira. Emang dia siapa minta mahar 15o juta!". Â Karin mulai emosi
"lalu aku bilang, kalau uang sebanyak itu aku nggak sanggup sendiri, dan dia minta putus". Ucap Raka pelan. Terlihat sedih. Lalu  membetulkan posisi duduknya. Mengambil sebatang rokok dan menghisapnya.
"Kapan kejadiannya?". Tanya KarinÂ