Mohon tunggu...
Heznie Wulandari
Heznie Wulandari Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Dasar

Heznie Wulandari, S.Pd || Guru biasa yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Waspadai Pencabulan pada Anak

23 Desember 2023   20:29 Diperbarui: 24 Desember 2023   06:15 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar oleh pixabay

Pengawasan orangtua bertujuan untuk menghindarkan anak  dari segala tindakan yang melanggar aturan, baik aturan keluarga, agama, dan masyarakat. Dengan mengawasi anak, orang tua akan tahu apa saja aktivitas anak, dengan siapa bergaul, apa saja yang dilakukan anak. Dengan pengawasan anak akan terbiasa melakukan hal-hal baik.

Lalu apa yang harus kita lakukan sebagai orang tua bila anak terlanjur menjadi pelaku atau korban pelecehan?

Mengetahui anak menjadi korban kekerasan seksual adalah mimpi terburuk yang pernah dialami orangtua.  Karena anak-anak yang mengalami kekerasan seksual, rentan mengalami trauma berkepanjangan dan dapat mempengaruhi masa depan anak bila tidak ditangani secara benar. Lalu apa yang orangtua harus lakukan bila anak menjadi korban bahkan pelaku kekerasan seksual.

Jangan pernah menyalahkan anak atas apa yang telah ia alami. Karena perlindungan anak adalah tanggung jawab orangtuanya. Introspeksi dirilah, apa yang kurang dilakukan orang tua sehingga anak bisa mengalami kejadian kekerasan seksual. Apakah orangtua sudah mengajarkan pada anak untuk melindungi dirinya,  Apakah anak sudah dibekali tentang edukasi seksual sejak dini, mana bagian yang boleh dan tidak boleh disentuh oleh orang lain. 

  • Jangan mengungkit kejadian pelecehan yang anak alami

Jadilah orangtua yang mendengarkan. Jangan banyak bertanya terus-menerus tentang kejadian pelecehan yang telah ia alami. Semakin ditanya, anak akan semakin mengingat kejadian buruk tersebut. Biarkan ia mengeluarkan keluhannya, bila ia mengeluhkan sakit pada bagian tertentu pada fisiknya segera obati. 

  • Buat hidupnya berjalan senatural mungkin

Setelah mengetahui anak menjadi korban kekerasan seksual, jangan membatasi kehidupan anak dengan 'ke-parnoaan' orangtua, misalnya dengan membatasi bertemu orang lain dan semakin 'over protective' terhadap kehidupan anak. Tapi temani ia melalui masa -masa itu dengan melanjutkan hidup seperti layaknya anak-anak seusianya yakni bermain dan bersosialisasi.

  •   Minta bantuan para ahli atau psikolog

Hal ini dapat dilakukan orangtua bila melihat gejala-gejala yang mengkhawatirkan pada anak, misalnya ia menjadi pemurung atau mudah marah, mimpi buruk dan dihantui ketakutan. Mengajak anak rutin mengunjungi psikolog juga sebagai terapi agar anak terhindar dari mata rantai pelaku kekerasan seksual, karena anak dengan riwayat kekerasan seksual berkemungkinan menjadi pelaku berikutnya. 

Sebagai orangtua, penting sejak dini mengajarkan anak tentang pendidikan seksual. Pendidikan seksual disini adalah bagaimana mengajarkan anak tentang melindungi dirinya, tentang  bagian tubuh yang boleh dan tidak boleh disentuh oleh orang lain dan sebagainya. Mari kita jaga dan lindungi masa depan anak kita..

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun