Mohon tunggu...
Abdullah Hanif
Abdullah Hanif Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer | Novelis

Membaca, lalu berbagi

Selanjutnya

Tutup

Book

Resensi Novel "Rindu" Karya Tere Liye

8 Juni 2023   15:32 Diperbarui: 8 Juni 2023   15:39 2046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari beberapa Novel karya Tere Liye yang telah saya selesaikan, saya dapati bahwa Tere Liye selalu menyisipkan nilai-nilai religious dan kekeluargaan dalam setiap tulisannya, termasuk tentunya di dalam Novel "Rindu" ini, yang menceritakan tentang sebuah perjalanan haji pada masa pra kemerdekaan.

Kelebihan Buku

1. Buku ini sangat berhasil menggambarkan suasana kota, kapal, bentuk kendaraan, sampai pakaian yang dikenakan oleh orang-orang pada tahun 1938. Hal ini akan memuaskan imajinasi pembaca ketika membayangkan bagaimana kehidupan pada saat itu.

2. Konflik yang disampaikan dalam buku ini sangat variatif, mulai dari masalah masing-masing individu para penumpang kapal, masalah penjajahan Belanda yang masih terjadi pada masa itu, masalah rusak dan matinya mesin kapal dalam perjalanan haji, sampai adanya perompak jahat yang membajak kapal dengan senjata lengkap. Banyaknya konflik dalam Novel ini, membuat pembaca akan terus penasaran untuk mengetahui bagaimana akhirnya para Tokoh dapat menyelesaikan konflik tersebut.

3. Seperti biasanya, di bagian akhir buku, Tere Liye kembali mengedukasi para pembaca dalam memerangi pembajakan buku yang telah merugikan banyak pihak.

4. Tere Liye mampu menggambarkan situasi pertarungan hanya dalam bentuk tulisan, khususnya ketika para penumpang harus bertemput dengan para Perompak Kapal. (tanpa ilustrasi).

Kekurangan Buku

1. Tidak adanya daftar isi di dalam buku. Hal ini menyulitkan sebagian pembaca dalam mencari halaman.

2. Adanya cerita yang berulang-ulang. Misalnya, aktivitas Sekolah anak-anak di dalam Kapal dan aktivitas makan para penumpang di setiap jam makan. Kedua hal ini terus diceritakan halaman demi halaman, dengan aktivitas yang sama saja. Namun, pengulangan ini dapat dimaklumi, karena memang latar tempatnya kebanyakan hanya di dalam Kapal. Artinya aktivitas yang bisa dilakukan oleh para tokoh pun terbatas.

SEMOGA BERMANFAAT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun