Mohon tunggu...
Pratama
Pratama Mohon Tunggu... Bankir - Economist

I'm just observing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kirana - Part 2

12 Juni 2022   12:28 Diperbarui: 12 Juni 2022   12:33 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cukup lama Layla duduk diatas bukit mengamati Kirana dari dekat. Melihat semua itu semakin ia memahami bahwa Kirana, dan seluruh kapal Pesiar lainnya, adalah sebuah visualisasi kemewahan yang dibangun untuk menyenangkan orang. Menyenangkan mereka yang dengan setumpuk kekayaannya bersedia dihamburkan demi mendapatkan setitik lebih kepuasan dalam hidupnya. Berbeda dengan  Phinisi yang dirancang, dibangun, dan dilayarkan untuk memulai sebuah peradaban, menjalin misi dagang, memperkenalkan ragam kebudayaan, yang pada akhirnya memberi kebaikan yang lebih luas.

Mungkin karena dibesarkan sebagai anak nelayan, Layla memaknai kehidupan bagaikan sebuah perjalanan. Berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Memulai kehidupan, menjalaninya, meninggalkanya lagi, dan berpindah ke tempat yang baru. Filosofi hidup yang mendorongnya untuk merantau kelak setelah lulus SMA, untuk melihat Jakarta, melihat Indonesia, atau bahkan melihat dunia.

Sepanjang jalan pulang Layla terus  merenungkan ragam kejadian yang dialaminya dalam beberapa hari terakhir. Pertemuannya dengan Kirana, Bu Nurhayati, jam-jam waktu yang dihabiskan di perpustakaan, serta bersepeda puluhan kilometer ke semenanjung Sekotong, menyadarkannya bahwa perjalanan bukanlah melulu soal berpindah tempat. Perjalanan seyogyanya memiliki arti lebih dalam tentang sebuah tujuan, mengapa perjalanan itu harus dimulai. Perjalanan tanpa arti hanya akan menjadi sebuah dokumentasi, terekam dalam memori digital, menunggu untuk dibagikan, meski tak banyak orang mempedulikan.

Sebaliknya, perjalanan yang dimulai dengan mimpi, dinavigasi oleh visi, meski hanyalah sebuah langkah kecil, akan memberikan lebih banyak arti.

Sesampainya di rumah kaki Layla pegal bukan main. Kalau ia tidak ingat akan mimpi-mipinya, ingin rasanya dirinya mengisitirahatkan tubuh di sisa hari. Meski berat ia berjalan menuju meja belajar. Diambilnya buku tebal "Kiat Sukses Masuk Perguruan Tinggi Negeri". Dilihatnya kalender di dinding, matanya terfokus pada tanggal tiga Juli yang dilingkarinya besar-besar.

Ujian masuk perguruan tinggi tinggal sebulan lagi.

End

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun