Saat ini banyak tes untuk mengetahui kepribadian seseorang, salah satu yang paling banyak digunakan adalah tes MBTI. MBTI atau the MyersBriggs Type Indicator merupakan sebuah tes kepribadian yang didasarkan pada teori seorang psikiater asal Swiss, Carl Jung yang kemudian dikembangkan oleh Katharine Cook Briggs dan anaknya dua puluh tahun kemudian.
Sejak dibuat pada tahun 1934 tes ini sudah menarik perhatian yang cukup besar. Pada tahun 2015, tes MBTI telah digunakan oleh dua juta orang (termasuk orang-orang di 89 perusahaan yang termasuk dalam fortune 100 companies) dan menghasilkan pendapatan sebesar 20 juta dollar per tahun (Stromberg & caswell, 2015).
MBTI menggolongkan peserta tes sebagai salah satu dari enam belas kepribadian yang ditemukan melalui 4 pola dasar menyeluruh. Menurut The Myers-Briggs Company, aplikasi penggunaan tes MBTI meliputi pengembangan tim dan kepemimpinan, konflik dan manajemen stres, juga transisi atau perencanaan karir (The MyersBriggs Company, 2018).
Dalam tes MBTI setiap orang harus menjawab 94 pertanyaan yang mengarah kepada empat pasang kecenderungan yang berlawanan dalam diri kita yaitu : introvert-extrovert, sensing-intuition, thinking-feeling, and judging-perception. Tidak seperti tes kepribadian kebanyakan, MBTI tidak menganalisis skor dari respon peserta. Sebelum kita membahas tentang keakuratan tes MBTI, ada baiknya kita mengenal dulu indikator dan tipe-tipe kepribadian MBTI :
Indikator yang ada di dalam MBTI
Berdasarkan teori Jung yang sudah dikembangkan oleh Katharine Cook Briggs, terdapat 4 indikator kepribadian berlawanan yang terdapat dalam diri setiap orang, yang dijelaskan berikut ini :
Introvert (I) or Extrovert (E)
Introvert = mendapatkan energi dari dalam diri sendiri, cenderung menyukai ketenangan, dan berfikir sebelum berbicara.
Extrovert = mendapatkan energi dari orang lain, cenderung menyukai keramaian.
Sensing (S) or Intuition (N)
Sensing = bekerja berdasarkan informasi yang spesifik dan fakta, dan mengobservasi apa yang terjadi disekitar dan fokus pada praktek di lapangan.
Intuition = lebih fokus pada masa depan dibandingkan dengan masa kini, lebih menekankan pola dan kemungkinan abstrak pada suatu fakta.
Thinking (T) or Feeling (F)
Thinking = membuat keputusan dengan menganalisis semua konsekuensi dari setiap tindakan, dan lebih fokus terhadap tugas daripada orang lain.
Feeling = membuat keputusan berdasarkan hal yang menarik dan nilai-nilai dalam diri, dan fokus untuk memastikan bahwa semua orang bahagia.
Judging (J) or Perception (P)
Judging = lebih terencana dan teratur, juga merasa lega ketika suatu tindakan sudah diputuskan.
Perception = lebih bebas, terbuka, dan spontan, juga tidak terlalu mengikat diri sendiri dalam suatu hal.
Tipe Kepribadian dalam MBTI
Di dalam MBTI terdapat 16 tipe kepribadia, yang mana setelah mengetahui 4 indikator yang sudah dijelaskan sebelumnya, setiap orang akan memiliki satu kecenderungan yang akan menghasilkan 1 dari 16 tipe kepribadian berikut ini :
ISTJ (Introvert-Sensing-Thinking-Judging), ISFJ (Introvert-Sensing-Thinking-Judging), INFJ (Introvert-Intuition-Feeling-Judging), INTJ (Introvert-Intuition-Thinking-Judging), ISTP (Introvert-Sensing-Thinking-Perception), ISFP (Introvert-Sensing-Feeling-Perception), INFP (Introvert-Intuition-Feeling-Perception), INTP (Introvert-Intuition-Thinking-Perception), ESTP (Extroverts-Sensing-Thinking-Perception), ESFP (Extroverts-Sensing-Feeling-Perception), ENFP (Extroverts-Intuition-Feeling-Perception), ENTP (Extroverts-Intuition-Thinking-Perception), ESTJ (Extroverts-Sensing-Thinking-Judging), ESFJ (Extroverts-Sensing-Feeling-Judging), ENFJ (Extroverts-Intuition-Feeling-Judging), ENTJ (Extroverts-Intuition-Thinking-Judging).
Lalu, Mengapa MBTI Tidak Akurat ?
Tes MBTI banyak digunakan oleh remaja untuk mengetahui lebih dalam kepribadian mereka karena mudah dan lebih fleksibel saat mengerjakannya, selain itu mereka juga menggunakan tes tersebut untuk mencocokkannya dengan teman mereka, orang yang mereka sukai, dsb. Sebagai alat ukur kecocokan mereka dengan orang tersebut, namun, apakah tes MBTI ini valid untuk mengetahui kepribadian kita ?
Beberapa ahli yang menguji kevalidan tes MBTI menyatakan banyak kekurangan dalam tes ini, seperti :
Tes ini membutuhkan kejujuran dalam pengerjaannya dan ini juga ditegaskan oleh MBTI Founders bahwa kejujuran sangat mempengaruhi hasil dari tes ini, sehingga validitas dari tes ini dipertanyakan, karena kebanyakan tes ini dilakukan secara online melalui website-website tertentu, masalah lainnya adalah bisa saja peserta tes tidak mengerti pernyataan yang ada, yang mana hal ini menjadi tantangan mereka untuk menjawab secara akurat. (Randy Stein & Alexander B. Swan, 2019).
indikator MBTI memiliki masalah Validitas yang signifikan, seperti kurangnya cangkupan komprehensif dari ciri-ciri kepribadian, penelitian telah menunjukkan kekurangan MBTI dan implikasinya termasuk pengawasan karakteristik yang menyimpang (Mikayla A. Burton, 2022).
Adanya fitur MBTI yang tidak didukung oleh data, yaitu konfigurabilitas skala MBTI dan satu-satunya yang memiliki interaksi hanya JP dan SN. (Edwards, Lanning & Hooker, 2002).
MBTI menggambarkan bahwa semua orang tidak sama, namun mengklaim bahwa semua orang bisa dikelompokkan ke dalam salah satu kotak dari 16 kotak yang ada, MBTI mencoba memaksa kompleksibilitas kepribadian manusia kedalam skema klasifikasi yang mengurangi perhatian terhadap kualitas unik dan potensi setiap individu (David J. Pittenger, 1993).
Berdasarkan hasil penelitian para ahli, bisa disimpulkan bahwa tes MBTI ini kurang valid untuk digunakan sebagai tes kepribadian secara menyeluruh, karena mereka berusaha membuat seseorang menjadi salah satu bagian dari 16 kelompok yang ada dan menghilangkan keunikan dan bakat dari orang tersebut, hal ini bisa membuat seseorang memberi label dan mengaitkan tipe kepribadian tertentu dengan kemampuan mereka di lapangan, seperti mungkin saja seorang INTJ cocok menjadi seorang manajer dan ESTJ tidak bisa menjadi seorang manajer dan lebih cocok menjadi seorang dokter.
Sehingga para perekrut atau konselor karir tidak disarankan untuk menggunakan tes MBTI sebagai acuan karir seseorang kedepannya, karena bahaya dari penggunaan MBTI ini cukup fatal seperti penerapan bisnis yang bisa berdampak pada implementasi bisnis, tujuan bisnis dan masalah identitas suatu perusahaan.
Namun penggunaan tes MBTI bisa dilakukan untuk meningkatkan kesadaran diri, dan mengenal lebih dalam diri sendiri karena tes yang sederhana dan fleksibel dilakukan dimanapun, juga hasil yang ada bisa dijadikan panduan tentang hasil yang diminati. Jadi, apakah kalian masih tertarik untuk mencoba tes MBTI ?
Sumber :
Burton, M. A. (2022). Evaluating Validity and Deviant Personality: What the Myers Briggs Type Indicator Overlooks. A Senior Thesis submitted in partial fulfillment of the requirements for graduation in the Honors Program Liberty University, 3-28.
Edwards, J. A., Lanning, K., & Hooker, K. (2010). The MBTI and Social Information Processing: An Incremental Validity Study. JOURNAL OF PERSONALITY ASSESSMENT, 445-446.
Pittenger, D. J. (1993). Measuring the MBTI And Coming Up Short. Journal of Career Planning and Employment , 1-6.
Stein, R., & Swan, A. B. (2019). Evaluating the validity of Myers‐Briggs Type Indicator theory: A teaching tool and window into intuitive psychology. Wiley, 1-9.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H