Pernahkah Anda mendengar nama Minangkabau? Dan tahukah Anda makna dari nama Mingkabau?
Nama Minangkabau berasal dari gabungan dua kata yaitu, kata minang dan kabau. Secara tradisional, kedua kata ini dimaknai dengan “menang” dalam “adu kerbau”.
Pemaknaan itu bersumber dari historiografi tradisional Tambo Minangkabau yang dalam salah satu episodenya menceritakan tentang adanya peristiwa adu kerbau antara pasukan pendatang dengan penduduk Minangkabau sebagai mediasi peperangan.
Diceritakan bahwa pada suatu ketika datang rombongan asing (anggang dari lauik ‘enggang dari laut’) yang hendak menguasai negeri mereka. Ketika kedua belah pihak sudah berada dalam posisi “siap tempur”, pihak Minangkabau menawarkan diplomasi kepada lawan.
Ada tiga bentuk diplomasi yang ditawarkan dan yang ditempuh secara bertahap, yakni adu kecerdasan melalui teka-teki, adu kerbau, dan akomodasi kekerabatan (Hasanuddin, 2011: 22).
Teka-teki sebagai tawaran diplomasi ini di awali dengan menentukan ujung dan pangkal kayu tataran. Teka-teki itu akhirnya dimenangkan oleh tokoh Minangkabau. Teka-teki kedua yakni menentukan jenis kelamin anak burung yang baru menetas. Teka-teki itu pun juga dimenangkan oleh orang Minangkabau.
Sesuai perjanjian antara kedua belah pihak yang telah disetujui sebelumnya, seluruh isi perahu pasukan pendatang dirampas oleh tokoh Minangkabau dan mereka dibiarkan kembali ke kerajaannya.
Tidak lama berselang, ternyata pasukan itu datang kembali dengan membawa seekor kerbau besar dan tangguh. Mereka menantang untuk dilakukan adu kerbau, dengan perjanjian yang mana kerbau pendatang itu menang maka Minangkabau diserahkan untuk dikuasai. Akan tetapi, jika kalah, maka seluruh isi perahu mereka akan dirampas kembali oleh tokoh Minangkabau.
Ternyata, karena kecerdasan dan taktik orang Minang, kerbau besar musuh itu dapat dikalahkan dengan seekor anak kerbau yang sedang kuat menyusu yang di kepalanya diikatkan sepasang minang (tanduk besi). Akhirnya musuh kembali ke kerajaannya dengan tangan kosong.
Episode “adu kerbau” dalam tambo itu sepertinya menjadi memori yang sangat berkesan sehingga dijadikan nama bagi salah satu suku bangsa ini.
Namun, makna menang (sebagai arti kata minang) dan kerbau (arti kata kabau) tidak semata “menang” dalam adu kerbau. Akan tetapi, lebih jauh dari itu yakni “kemenangan esensi kemanusiaan di atas kehewanan”.
Di samping itu, kisah tambo itu juga dapat ditemui dalam Hikayat Raja-Raja Pasai yang menyebut bahwa kemenangan dalam adu kerbau itu mengubah nama negeri yang sebelumnya bernama Pariangan menjadi Minangkabau.
Kampung tempat gelanggang adu kerbau itu kemudian dinamai Minangkabau. Disitu ada kampung yang diberi nama Simpuruik (paruik=perut, tempat isi perut kerbau besar itu terburai) dan Sijangek (jangek=kulit, tempat kerbau besar itu rubuh dan dikuliti oleh penduduk).
Selain itu, dalam catatan sejarah, kata "Minangkabaa" disebut dalam Negarakartagama sebagai salah satu negeri Melayu yang ditaklukkan oleh Majapahit pada 1365.
Dalam Tawarikh Ming pada 1405, nama kerajaan Mi-nang-gebu disebut sebagai satu dari enam kerajaan yang mengirim utusan menghadap Kaisar Yongle di Nanjing.
Nama "Minang" juga disebut dalam Prasasti Kedukan Bukit tahun 682 Caka. Pada prasasti berbahasa Sanskerta itu dinyatakan bahwa pendiri kerajaan Sriwijaya, Dapunta Hyang, telah bertolak dari "Minānga" .... dan kata “Minanga” tersebut diduga merujuk kepada kata Minangkabau itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H