Mohon tunggu...
Hanifah Tarisa
Hanifah Tarisa Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Marhaban Yaa Ramadhan: Sebuah Momen untuk Perubahan

30 Maret 2022   10:36 Diperbarui: 30 Maret 2022   16:31 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Marhaban Yaa Ramadhan: Sebuah Momen untuk Perubahan

Bulan Ramadhan adalah bulan yang paling dinanti oleh umat Islam seluruh dunia karena dalam bulan ini Allah melipatgandakan seluruh amal kebaikan, menurunkan wahyu pertama Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad dan sebagai titik awal umat Islam dalam melakukan perubahan menjadi generasi dengan sebaik-baik iman dan takwa. 

Bulan Ramadhan biasa diidentikkan dengan suasana kondusif dan islami yang membawa kepada kebaikan dan ketaatan kepada Allah. Mulai dari tontonan di televisi, film dan kegiatan sehari-hari yang mendadak berubah menjadi religius dan islami. Masyarakat dan para artis di tanah air juga menunjukkan perubahannya yang saat sebelum Ramadhan mereka bebas mengekspresikan tingkah lakunya, saat Ramadhan mereka mulai menutup aurat, menjaga pergaulan dan menjadi pribadi yang lebih alim.

Perubahan ini tentu menjadi hal yang baik karena umat Islam dekat dengan agamanya dan melahirkan suasana yang positif dan selalu beramar ma'ruf nahi mungkar. Namun sangat disayangkan perubahan ini hanyalah perubahan yang semu karena setelah Ramadhan berakhir mereka kembali kepada kebiasaan mereka yang dahulu bebas tanpa terikat dengan hukum syariat.

 Peristiwa ini justru menggambarkan suatu istilah sekulerisme yaitu suatu istilah yang memisahkan kehidupan dunia dengan agama. Sekulerisme ini sudah tertanam sekian lama dalam tubuh masyarakat selama bertahun-tahun tanpa adanya perubahan yang konkrit. Masyarakat di negeri-negeri Islam cenderung hanya menempatkan Islam di bulan-bulan atau momen-momen tertentu.

Sekulerisme Merusak Masyarakat

Sesungguhnya bahaya sekulerisme tidak pernah disadari oleh umat Islam karena dalam kehidupan sekarang umat Islam cenderung abai terhadap agamanya. Banyak dari umat Islam yang melakukan kemaksiatan secara terang-terangan atau tersembunyi. Mulai dari pergaulan bebas yang dilakukan oleh pemuda, kasus kriminal yang selalu terjadi setiap detiknya, pejabat-pejabat yang korupsi dan masih banyak kebobrokan-kebobrokan lainnya. Ditambah lagi tidak adanya amar ma'ruf nahi mungkar diantara mereka yang kemudian menyuburkan kemaksiatan di setiap lini kehidupan.

Pemimpin-pemimpin saat ini juga tidak bisa membawa kebaikan dan terkesan tidak pernah mengurusi masyarakat karena selalu melahirkan kebijakan-kebijakan yang menyusahkan dan sibuk mengurus isu-isu yang tidak penting seperti isu radikal dan toleransi yang tidak pernah padam tanpa pernah mencari solusi yang tegas atas permasalahan-permasalahan mendesak yang terjadi di masyarakat. Fenomena sekulerisme ini harus segera ditinggalkan karena tidak bisa membangkitkan umat Islam dan parahnya malah membawa keburukan bagi mereka.

Islam Kaffah Membawa Perubahan yang Hakiki

Bulan Ramadhan merupakan titik awal bagi umat Islam yang ingin melakukan perubahan besar secara kontinu dalam kehidupan mereka. Jika saat sebelum Ramadhan kondisi mereka terpuruk karena jauh dari agamanya, maka di saat Ramadhan mereka harus membangun kedekatan dengan agamanya, berlomba meraih amal kebaikan dengan bonus pahala yang telah dilipatgandakan Allah dan setelah Ramadhan berakhir mereka tetap harus menjaga kebiasaan mereka yang islami, kondisi yang stabil atau bahkan lebih baik lagi hingga tahun-tahun berikutnya.

Kesuksesan dan diterimanya suatu amal oleh Allah juga ditandai dengan keistiqomahannya dia dalam melakukan amal tersebut. Jika amal kebaikan hanya dilakukan di bulan atau momen tertentu kemudian selepas itu ia kembali ke kebiasaannya yang lama maka dapat dipastikan amal kebaikan yang ia lakukan kurang diterima di sisi Allah. Perubahan besar ini pernah dicontohkan langsung dalam Perang Badar yang dimenangkan oleh kaum Muslimin dan Rasulullah saat Ramadhan. 

Setelah kaum Muslimin sukses dalam Perang Badar, mereka tidak langsung berpuas diri dan merasa cukup dengan amal kebaikannya membela Islam namun selepas itu mereka tetap berjuang bersama Rasulullah dan semakin bersemangat berjihad di jalan Allah dalam rangka menyebarkan dakwah Islam dan perluasan wilayah Islam.

Perubahan besar yang kemudian melahirkan pensuasanaan yang kondusif dan islami ini tentu saja tidak terlepas dari peran negara. Negara yang masih menerapkan sistem demokrasi yang lahir dari sekulerisme akan menghasilkan kerusakan dan kegaduhan di seluruh negeri karena dalam pelaksanaannya negara masih menerapkan aturan buatan manusia yang bersumber dari undang-undang dan bukan menerapkan aturan yang berasal dari Allah sehingga kemaksiatan terus meningkat tanpa adanya tindak tegas dari negara dan kurang adanya upaya amar ma'ruf nahi mungkar karena kondisi masyarakat yang jauh dari agamanya.

Oleh sebab itu negara harus menerapkan seluruh syariat Islam dan menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar agar tercipta suasana yang tenang dan islami. Ketika masyarakat sudah mulai sadar akan agamanya ditambah peran negara yang membawa kepada kebaikan dan ketaatan kepada Allah maka disaat itulah umat Islam mengalami kebangkitan dan hilanglah kerusakan-kerusakan yang terjadi sebelumnya.

 "Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al-A'raf ayat 96). Wallahu a'lam.

Oleh : Hanifah Tarisa Budiyanti (Mahasiswi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun