Mohon tunggu...
Falishach
Falishach Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajarr

Cerita ini, diambil dari sedikit pengalaman di hidupku….

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bingung,Tapi Harus Memilih (Bagian 10)

2 Februari 2025   05:22 Diperbarui: 2 Februari 2025   05:22 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Beberapa teman di asrama yang mendengar pun langsung bersiap-siap. Ada yang buru-buru mengenakan jilbab, dan lainnya melangkah cepat menuju lantai dua.
Suasana yang tadinya tenang, kini berubah menjadi riuh dengan suara sandal dan pintu yang terbuka-ditutup.

"Siapa yang ngasih tau, Fil?" tanya Falisha santai, meski di sekelilingnya santri lain sudah bergegas buru-buru.
Sementara yang lain hampir berlari menuju lantai dua, Falisha tetap berjalan biasa, santai tanpa tergesa.
Filma yang semula berniat cepat-cepat, mulai memperlambat langkahnya dan menyesuaikan dengan Falisha.

"Gatau, tadi kata kakel." jawab Filma sambil melirik kiri-kanan, memperhatikan keramaian yang semakin terasa.

Begitu sampai di lantai dua, suasana sudah terasa ramai. Ruangan yang sempit itu dipenuhi oleh santri yang duduk berbaris, berbicara dengan suara keras, saling berbincang, dan ada yang tertawa.

Suara-suara itu bergema ke seluruh ruangan, terasa begitu riuh. Kertas, pensil, dan buku berserakan di lantai, menciptakan suasana yang kacau, seolah-olah semua orang sedang sibuk dengan urusan masing-masing.

Falisha dan Filma langsung mengambil tempat duduk di barisan teman sekelasnya, di antara tumpukan kertas yang tercecer dan buku yang terbuka.

Beberapa teman mereka masih sibuk mengobrol atau mengatur tempat duduk, menciptakan suasana yang semakin hidup.
Namun, begitu guru masuk dari arah terbuka, suasana langsung berubah. Semua santri seketika diam. Suara tawa dan obrolan yang tadinya menggema mendadak berhenti, berganti dengan keheningan yang menusuk. Semua mata tertuju ke depan, menunggu sang guru.

Dalam sekejap, suasana yang tadinya ramai menjadi sunyi, hanya ada suara langkah kaki guru yang menggema pelan, memecah keheningan yang tiba-tiba datang.

"Kayaknya ngomongin acara Ramadhan deh," bisik Ziya pelan dari sebelah Falisha. Kepalanya sedikit mendekat agar beberapa teman mendengarnya.

"Beneran!?" Taza langsung menyahut dengan wajah ceria, matanya berbinar mendengar kabar itu.

"Shhht, ih, udah ada gurunya tuh," ucap Filma dengan suara tegas, memberi isyarat agar mereka semua fokus.
Suasana perlahan berubah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun